Skip to content

CERBUNG – Keluarga Bahagia

[BAGIAN 8 – Final]​

“Oh jelas, tenang aja, lu bebas coli di kamar lu, dan gw udah bilang sama ibu lu supaya lepasin chastity setiap lu masuk ke kamar, bahkan gw udah beliin lu ini.” Jarwo lalu mengambil tas belanjaan yang ternyata disembunyikan di samping sofa, terhalang dari pandanganku.

Aku bersorak dan mengucapkan terima kasih ketika Jarwo memberikanku sebuah memek mainan, dengan begini aku bisa mendengarkan mereka sex party sambil membayangkan sedang ngentot dengan seseorang, namun kebahagiaan itu hanya sementara sampai tiba tiba Jarwo berkata, “Tapi..” lalu memberikanku sebuah kotak panjang berwarna putih dengan tulisan pada kemasannya “Krim anestesi, hati hati obat keras.” Jelas saja membuatku merinding membacanya.

“I..ini buat apa bang?”

“Gw mau setelah lu lepas chastity lu pake krim itu ke seluruh kontol dan biji lu di depan ibu lu sendiri, efeknya bisa 5 sampai 7 jam, ya pas lah durasinya dengan kita sex party, buat temenin lu coli sampai kelelahan hehehe.”

Aku pun semakin merinding, sudah dikunci di kamar sendirian, mendengarkan suara sex party, dan aku tidak bisa merasakan apapun, kecuali rasa frustasi dan birahi walau saat sedang ngocok dengan memek mainan ini.

“Tapi tenang aja, setiap akhir bulan gw kasih lu ngewe dengan semua cewe manapun yang lu mau.”

“Yang bener bang??” Tanyaku dengan nada ragu ragu, tentu saja karena aku sudah tidak percaya lagi dengan Jarwo.

“Iya dong tapi caranya kaya gini hahaha.” Jarwo kembali memutarkan video saat aku tidak sadarkan diri dan digenjot oleh ibu dan Bintang. Lagi lagi aku terdiam karena memang tidak tahu harus merespon apa, jujur saat kemarin dientot Bintang dan ibu saat tidak sadarkan diri, aku bermimpi hal yang menyenangkan, meski tidak jelas dan aku tidak ingat mimpi apa, namun aku merasa sensasi tersendiri, walau saat terbangun aku merasa sangat nanggung, tidak puas, dan frustasi hebat seperti ada sesuatu yang tidak tersalurkan, pantas saja tadi saat bangun aku langsung merasa sangat frustasi.

Saat sedang terdiam tiba tiba ibu datang dan berkata, “Maaf tuan, makan siangnya cuma ayam goreng aja soalnya ibu lupa belum belanja.” Aku mengerutkan kening karena firasat ada yang salah dan sesuatu terjadi di dapur.

“Ok ga apa apa, gw juga biasa makan kaya gituan, sebentar sebelum kita pergi..” Jarwo pun mengambil sesuatu dari tas belanjaan itu dan memasangkan collar yang sudah terpasang tali kekang ke leher bintang, yang bahkan disana ada nama Bintang tertulis di gantungannya dengan tulisan “Milik Jarwo” dibawahnya, sambil memasangkan collar, Jarwo pun menjelaskan padaku, “Mulai sekarang Bintang juga udah ga skull, dia sekarang jadi peliharaan gw, ternyata fetish Bintang selain dilecehkan, dipermalukan, dan dihina, juga di gangbang brutal dan juga petplay, bener begitu kan Bintang??”

Bintang pun menggonggong dan Jarwo sangat menyukainya, “Hahaha anjing pintar, sekarang kita makan yu.” Ucap Jarwo sambil memasangkan gembok yang mengunci collar tersebut dan membuang kuncinya ke tempat sampah disana, lalu memasangkan kuping palsu di kepala Bintang, Jarwo lalu berdiri dan Bintang langsung menungging, Jarwo pun memasangkan buttplug dildo yang sudah terpasang ekor palsu ke anusnya, tidak cukup sampai disitu, Jarwo bahkan menekuk kaki Bintang dan merekatkan dengan perban khusus begitu juga dengan jari jari tangannya, dengan begini Bintang tidak akan bisa berdiri atau menggenggam apapun lagi, setelah semua persiapan selesai Jarwo langsung menarik Bintang ke meja makan.

SIALAN, bisa bisanya chastity ku penuh ketika melihat Bintang menjadi binatang peliharaan Jarwo, aku merasa terhina melihat adikku dilecehkan dan dipastikan Bintang pun merasakan demikian namun kurasa Bintang sangat menikmatinya dan sangat menyukainya, bahkan aku juga terangsang ketika melihat Bintang merangkak dari belakang, pantatnya benar benar bulat dan besar dan bergoyang kiri kanan mengibaskan ekor barunya.

Saat aku sedang melamun memperhatikan Bintang tiba tiba ibu mendekati diriku, dan langsung mencium bibirku, bukan cium tempel seperti yang dulu biasa dilakukan oleh beliau namun ciuman seperti seorang kekasih, sambil menjilati bibirku dan berusaha masuk ke dalam mulutku. Jelas saja aku kaget dan langsung menghindar, “Puaahh!! ibu apa apaan!!”

“Kata bang Jarwo, kamu ga boleh dilayani dalam keadaan sadar, tapi kamu masih boleh ciuman sama ibu atau semua budaknya, tapi yang boleh digrepe cuma ibu sama Bintang doang, jangan mikir kita berbaik hati sama kamu, justru dengan begini kamu bakalan semakin frustasi dan ngarepin sesuatu yang ga kan pernah kamu dapetin, ngerti sendiri kan? udah ah, ibu juga udah laper dari kemarin belum makan, nanti kalau kamu mau ciuman sama budak budak budaknya Jarwo langsung aja ga perlu malu atau izin dulu, kita juga udah sepakat bakalan langsung bales kamu atau bapak, dan semua lelaki yang udah jadi cuckold-nya Jarwo juga, kaya kamu dan bapak.” Ibu pun pergi duluan meninggalkan diriku.

Namun langsung kutanyakan, “Kita? Emang ibu udah kenal sama para budak dan para cuckoldnya?”

Ibu lalu menghentikan langkahnya dan membalas padaku, “Udah dong, kita kan udah bikin grup chat cuma kamu sendiri yang belum masuk dan ga kan pernah masuk, soalnya kita selalu upload foto dan video mesum kesana, cuckold lain bisa ngeliat kamu cuma membayangkan hahaha.” Kemudian tertawa dan kembali ke meja makan yang berada di dapur.

Satu sisi aku senang bisa bebas bercumbu namun satu sisi lain aku merasa sedih karena dengan begitu artinya aku ikut melecehkan keluarga sendiri, apalagi hanya aku saja yang tidak dimasukan ke dalam grup Jarwo, aku pun mendengus, “ya sudahlah, dari pada mereka doang yang senang senang, cuma ciuman dan grepe doang apa salahnya.”

Aku pun menyusul ke dapur namun sesampainya aku dikejutkan oleh empat hal;​
Pertama : Bintang makan di mangkok anjing bertuliskan Bintang dengan makanan anjing dan sayuran juga cairan berwarna putih yang mencurigakan, itu bukan susu, meski terlihat menjijikan namun Bintang terlihat sangat menikmatinya.​
Kedua : Hanya ada dua kursi yang saling berhadapan dengan meja di tengahnya tapi ibu malah duduk di lantai dapur.​
Ketiga : Lima perempuan telanjang dengan hanya mengenakan chastity belt saja, aku sama sekali tidak mengenal satupun dari mereka namun semuanya cantik dan berusia 24 tahun ke atas semua. Mungkin mereka masuk melalui pintu belakang atau mungkin mereka sudah dari tadi ada disini.​
Keempat : di samping kulkas terdapat 4 jerigen besar dengan cairan putih, 2 bergambar kuda, 2 bergambar babi.​
Jarwo lalu berkata padaku, “Malah ngelamun, udah sana makan.”

“Iya..” Aku tersadar dari lamunan melihat empat perempuan cantik itu dan langsung duduk di kursiku, ibu membantuku dengan memberikan piring dan menuangkan nasi dan ayam gorengnya.

“Abang ga duduk disini??” Tanyaku melihat kursi kosong disana.

“Oh ngga, kursi cuma buat cuckold dan anak buah gw doang, budak harus duduk, makan, dan tidur di lantai.”

Akhirnya aku tahu kenapa ibu memilih duduk di lantai, setelah memberikanku makanan, kupikir ibu akan makan dengan para budak di lantai, namun pikiranku salah, budak pertama berlutut sambil mengangkat piring dengan kedua tangannya, budak kedua menuangkan nasi dan ayam goreng ke atasnya, dan budak ketiga yang bertubuh paling kecil tiba tiba menungging dan Jarwo yang bertubuh besar dan sangat tinggi, duduk di atas punggungnya, budak ketiga terdengar merintih namun sekuat tenaga menahan tubuhnya, walau terlihat berat namun budak ketiga terlihat menikmatinya, budak keempat dan kelima berlutut dan langsung nyepong kontol dan mengulum biji Jarwo berbarengan, setelah semua selesai budak kedua yang memiliki wajah keibuan lalu menyuapi Jarwo dengan sendok seperti seorang ibu yang menyuapi anaknya.

GILA, chastity ku seketika penuh melihat pemandangan seperti ini, nafasku benar benar berat dan sangat tegang, ibu pun menepuk pahaku, “Di makan, ga baik liatin orang kaya gitu.”

“Oh iya maaf bu.” Aku berusaha santai sambil mencoba untuk makan.

Ibu lalu mengambil tempat nasi, kupikir ibu akan makan di piring dan duduk di lantai, namun ternyata ibu malah menumpahkan nasi ke atas lantai, kemudian menuangkan sayuran yang sudah direbusnya dan mengambil salah satu jerigen dan menuangkan cairan putih itu disana, ibu menungging membelakangiku dan makan langsung dengan mulutnya, aku baru tahu ternyata ibu juga memakai chastity belt, sungguh pemandangan yang sangat vulgar dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam hidupku.

Melihat adik sendiri makan di mangkok anjing, melihat ibu kandung makan di atas lantai sambil menungging, sekaligus melihat Jarwo sedang dilayani kelima budaknya, sedangkan aku disini berusaha makan senormal mungkin dan menahan diri supaya tidak memperhatikan sekalipun tidak fokus dan sesekali melihat ke arah Jarwo atau ibu.

Sampai tiba tiba, ibu mengangkat tubuhnya dan “UEEKK!!” ibu pun muntah ke atas makanannya sendiri, langsung saja ibu minta maaf pada Jarwo, “Maaf tuan.”

“Ga apa apa, semakin lama semakin terbiasa.”

Dengan cepat aku langsung mengambil kesempatan ini, “Emang itu makan apa bang?”

“Semua budak gw cuma izinin makan dengan sayuran di rebus tanpa bumbu apapun, sengaja, selain supaya sehat, juga supaya kulit mereka selalu kencang dan bersih, tetapi buat perasanya gw suruh tambahin sperma hewan, toh di dalam kandungan sperma hewan jauh lebih banyak terkandung protein.”

Seketika aku merasa mual, membayangkan rasanya saja tidak karuan apalagi makan dengan itu seumur hidup mereka. Dan yang membuatku semakin mual, kupikir ibu akan mengganti makanannya, namun pikiranku salah, ibu kembali menungging dan makan makanan yang sama yang sudah dimuntahi olehnya.

GILA, aku tidak tahu ibu sudah sangat tunduk dalam waktu 1 malam saja, sampai akhirnya aku mendengarkan langkah kaki dan suara tawa yang sangat kukenal.

Jessi pun masuk ke dapur dan menyapa semua orang, “Haloo semuanyaa!!” sambil melambaikan tangan dan mengenakan pakaian bebas, Jessi tentu mendekati Jarwo dan mencium bibirnya, “Selamat siang tuan, lagi makan siang ya.”

“Ikut makan sini.”

“Iya tuan.”

Kemudian mendekati Bintang dan mengocok memeknya dari belakang, “Siang anjing kesayanganku, lagi makan ya?”

“Guk guk!” Aku pikir Bintang sudah tidak mau bicara apapun kecuali menggonggong.

“Pinter, makan yang banyak ya anjing kesayanganku.” Bintang pun mencium kening Bintang dan membuatnya tersenyum sambil menggonggong juga mengibaskan ekornya seperti anjing kegirangan, sepertinya Bintang sudah belajar tentang kebiasaan anjing.

Dan akhirnya Jessi mendekatiku, “Selamat siang sayang, gimana rasanya jadi cuckold, puas kan?”

“Coba aku tebak, buat pemerkosaan kemarin, itu ide kamu kan?”

“Kemarin? Hahaha.” Jawab Jessi sambil tertawa.

“Iya lah, kenapa kamu ga pake seragam?? Padahal baru jam 12, pasti bolos lagi ya?”

“Bolos? Hahaha lucu ya kamu, udah ah ga usah ngelawak lagi.”

Kupikir Jarwo sudah menyuruh Jessi untuk tidak masuk juga makanya tertawa ketika aku berkata bolos, “terus kamu dari mana? Koq kaya kecapean??”

Namun jawaban itu terjawab tanpa balasan dari Jessi, terdengar suara mantan teman dekatku, mantan teman sebangku, mantan teman satu kamar kosan dan setiap malam selalu tidur bareng, “Siang bro, dah lama ya kita ga ketemu.”

Aku merasa.. Malu, karena sedang telanjang dan mengenakan chastity. Kesal dan marah, karena ingat kembali kalau Abdul dan kedua temanku sering ngentot dengan Jessi selama 2 tahun ini dan yang lebih parah, dilakukan diatas kasur tempat aku tidur dan beristirahat.

“Hehe ga apa apa lu ga mau jawab, gw tau lu pasti marah banget sama gw.”

Aku hanya mendengus sambil melihat ke arah lain, mau marah pun percuma, situasinya sudah seperti ini, aku hanya bisa bertanya dengan ketus, “Mau ngapain disini??”

“Hehe ya numpang lah.”

“Numpang apaan?” Tanyaku mengerutkan kening sambil melihat dirinya.

“Numpang makan soalnya laper hahaha.” Sambil mengambil piring dan nasi, lalu ayam yang masih ada hadapanku, kemudian duduk di kursi dan berkata lagi, “Sama numpang ngewe di kamar lu ya bro hehehe soalnya ngewe di kosan udah ga seru lagi, lebih seru ngewe di tempat lu istirahat, nanti kan lu bisa bayangin, iya ga bro.”

SERIUSAN, aku merasa sangat tegang mendengarnya, aku melotot dan tidak membalas apapun, ingin marah, ingin memukulnya, tapi aku juga ingin merasakannya, tidur di kasur tempat Jessi ngentot dengan lelaki lain.

Kemudian aku mendengar Jessi berkata pada ibu, “Kayanya enak bu, aku makan dari situ boleh?”

“Aduh Jes, tapi ini bekas muntahan ibu, emang kamu ga jijik? Udah 2x loh ibu muntah disini.”

“Ih mauu.. Justru enak tau muntahan ibu itu, aku sampai ketagihan, aku tambahin ya bu.” Kupikir Jessi hanya akan menambahkan nasi, sayur, dan sperma hewannya, namun ternyata Jessi mencolok mulutnya sendiri kemudian, “UEEK!!” Jessi pun muntah ke makanan mereka dan langsung memenuhi makanannya.

SERIUSAN, dari posisiku saja tercium aroma yang sangat tidak sedap, aku bahkan sampai mual menciumnya saja, namun ibu dan Jessi terlihat sangat senang melihatnya.

Bahkan ibu terlihat senang sekali, “Wah makasih ya Jess, ibu aduk ya biar kita semakin menyatu.” Ibu pun mengaduk sampai terlihat sangat menjijikan.

Lalu sebelum makan, Jessi berkata, “Buka bajunya dong bu, nanti kena baju bagus ibu, aku juga mau buka.”

“Bener juga, ibu gerah kalau kelamaan pake baju, udah kebiasaan bugil.”

Ibu dan Jessi pun melepaskan pakaiannya, dan aku tidak menyangka kalau Jessi pun memakai chastity belt, “Loh..”

Abdul lalu memperlihatkan sebuah kunci, “Semua budak sekarang udah pake chastity, biar ga puasin dirinya sendiri atau diem diem selingkuh dengan pasangan resminya, tapi kunci ini universal loh bisa buka semua chastity, termasuk punya lu hahaha.”

Seketika aku tegang, karena dengan begini Abdul pun sudah menjadi tuanku dan aku harus memenuhi perintahnya. Saat sedang tegang tegangnya, aku terdiam, tidak percaya melihat sosok yang berdiri di ujung sana, seorang ibu tersenyum ke arah semua orang dan menyapa kami semua, “Hei semuanya.” Wajahnya sangat mirip dengan Jessi namun menyimpan emosi dan kesal padanya, lagi pula, untuk apapula Ci Mei mei datang kesini, dari mana juga dia tahu rumahku.

Aku terdiam dan menatapnya penuh emosi. Namun ternyata dia tidak datang sendirian, Iqbal dan Tedy menyusul dan merangkul dari dua sisi berbeda. Jelas aku semakin bingung dengan situasinya. Apalagi Jessi terlihat sangat cuek dan makan dengan makanan menjijikan itu.

Jarwo sudah selesai makan, dia pun memanggil Ci mei mei, “Sini, gw mau minum.”

“Baik tuan.” Lalu melangkah ke arahnya, melepaskan kemejanya dan membuangnya begitu saja, seketika toket brutalnya terlihat jelas ketika melepaskan bh nya, Mei mei pun mengarahkan toketnya dan Jarwo minum ASI dari toketnya.

Aku semakin pusing sampai membuat dadaku sakit dan kepala berkunang kunang, aku pun bertanya pada Abdul sambil menekan dadaku, “Dul, seriusan, jelasin.. Ada apa inii..”

“Eh minum dulu, minum dulu..”

Seketika Abdul panik dengan cepat mengambil obat dari kotak P3K yang ada di dinding dan memberikan padaku, aku tidak tahu ini obat apa namun ku minum dan langsung membuatku tenang, “ok sekarang jelasin.”

“Yang gw tau aja ya, lu pingsan waktu pertama minum obat perangsang itu, sorry maksud gw overdosis, tapi lu beruntung, soalnya 3 anak buah Jarwo itu dokter spesialis jantung dan paru paru, makanya mereka bisa ngelakuin penanganan dini, setelah itu lu koma dan ga sadarkan diri.”

“Cuma beberapa hari kan dul??” Tanyaku sambil melotot. Abdul hanya terdiam sambil menatapku nanar seperti tidak tega untuk memberitahu, aku pun berkata lagi padanya, “Please, gw mau tau kebenarannya..”

“Lu yakin cuma beberapa hari bisa bikin adik lu jadi anjing yang ga bakalan ngomong lagi?? Terus lu yakin cuma beberapa hari doang bisa bikin ibu lu mau makan kaya gitu?? Lu ga sadar sama omongan orang orang disini?? Dan lu liat Ci Mei mei yang rasis aja bisa nyusuin Jarwo yang jelas jelas jawa tulen?? Dan sejak kapan mereka hamil??”

“Mereka??”

“Iya.. Jessi, adik lu, ibu lu sama Ci Mei mei.”

Aku kembali lemas dan tidak tahu membalas apa, “Dul, cuma beberapa minggu kan?? Atau cuma 1-2 bulanan kan?”

“Terlalu lama bro..” Ucapnya sambil melanjutkan makan dan menatapku.

Aku terdiam dan kami saling bertatapan, seketika semuanya seperti hening padahal mereka sedang bercanda dan tertawa. Setelah beres makan Abdul pun pergi dan meminta izin lagi padaku, “Gw pinjem kamar lu ya bro.” Kemudian menyimpan di wastafel dan berkata pada Jessi, “Ayo sayang.” Jessi pun merangkak karena rambutnya dijambak Abdul sampai ke kamarku.

Setelah Abdul, Jessi, dan Tedy masuk ke kamarku, dan Iqbal izin untuk pergi karena masih ada kelas, dia pun memakai almamater kampusnya dan barulah aku berkata, “Setahun…”​

[Penutupan]​
Kini aku punya penyakit jantung karena obat perangsang yang diberikan ibu, ternyata aku baru tahu kenapa aku dilarang melihat langsung atau ikut bergabung, karena aku sangat mudah terkena serangan jantung kalau terlalu cape atau terlalu stress.

Tidak kusangka ibu hamil oleh Iqbal, Bintang oleh Tedy dan bapak sudah tidak pernah menyentuh ibu lagi, namun meski begitu bapak masih boleh ngecrot di ibu atau Bintang atau bahkan budak manapun, bagian apapun yang dia suka.

Ci Mei mei pun bukan diperkosa oleh Jarwo melainkan oleh Tedy, Iqbal, dan Abdul, dibantu dengan kedua pembantu dan supirnya. Aliong melihat langsung dengan kepalanya sendiri namun tidak membantu ataupun meminta bantuan pada anak buahnya yang memang banyak, ternyata Aliong suka melihat istrinya ngentot dengan orang lain kecuali dirinya dan tahu kalau Ci Mei Mei selama ini selingkuh dengan supirnya sendiri, itulah alasan kenapa mau membantu memperkosa ci mei mei dan selama ini tidak diizinkan masuk ke dalam rumah, karena sang supir sangean dan selalu mengajak temannya untuk gangbang ci mei mei, dan tentu ci mei mei tidak mau terekam CCTV tersembunyi yang ada di rumah.

Maka dari itu Ci mei mei hamil dari supirnya, dan bahkan Aliong pun sebenarnya tahu kalau Ci mei mei sudah sering selingkuh dan bahkan sampai jual diri sejak sebelum mereka menikah, bukan karena kebutuhan finansial namun karena ingin merasakan menjadi lonte yang dibayar sangat murah. Aliong pun tahu Jessi bukan anak kandungnya melainkan salah satu pelanggan Ci Mei mei, Aliong pun tahu kalau Ci Mei mei masih jual diri di belakang dirinya selama pernikahan, makanya selalu pergi berdua dengan supirnya dengan alasan shopping, makanya selama menikah Aliong selalu ngewe pake kondom dengan Ci Mei mei, dan hanya melakukan setiap 3 bulan sekali, itu pun hanya ngewe cepat selama beberapa kali tusukan, crot di kondom, dan lepas begitu saja, ulangi setiap 3 bulan sekali. Berbeda dengan bapak dan diriku, Aliong malah menjadi partner Jarwo sehingga jadi cuckold spesial namun mulai saat itu Aliong hanya boleh ngentot dengan Jessi yang sudah dianggap anak kesayangan dan hanya boleh ngecrot di dalam memeknya, tidak boleh dimuka, di toket, atau manapun, maka dari itu Jessi hamil anak Aliong.

Kini setiap sore sepulang kerja dari bengkel, aku langsung masuk ke dalam kamar yang sudah berantakan dan banyak kondom berisi sperma berserakan disana sini, tentu bekas Jessi di gangbang oleh Iqbal, Tedy, dan Abdul, kunikmati itu semua dengan rebahan di atas kasur, melumuri kontol dan bijiku dengan krim anestesi dan setelah meresap barulah ku kocok kontolku dengan memek palsu sambil membayangkan Jessi yang digangbang ketiga temanku di atas kasur ini sambil menikmati suara suara desahan, genjotan, dan kalimat vulgar di luar kamarku, tanpa merasakan apapun dikontolku sampai akhirnya aku kelelahan sendiri dan tertidur. Jika kalian pikir hanya semalam saja, itu salah, aku kadang dikunci selama 2-3 hari, bahkan pernah seminggu jika ada yang masih belum puas ngewe, dan Jarwo sengaja memasang kloset dan bidet di kamarku supaya aku bisa buang air dengan mudah.

Bengkel sudah jadi milik Jarwo, tentu saja bukan dia yang membeli, melainkan cuckoldnya dan memberikan untuk Jarwo, begitu juga dengan semua perusahaan, cafe, resto, toko milik para cuckold, dengan pembagian hasil 80:5:15, tentu saja bagian Jarwo 80%, para budak 15%, sedangkan cuckold yang membangun dari awal dan harus membayar semua hutang dan pinjaman hanya mendapat 5% bagian saja, itu pun 2% wajib disumbangkan ke yayasan dan 2% ke anaknya.​

[TAMAT]​

1 thought on “CERBUNG – Keluarga Bahagia”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *