Skip to content

Digilir Dua Satpam Bejat Pemuas Nafsu…Part-3

Setelah ombak kenikmatannya mereda, Dewi mengajak Sugito dan Parmin untuk meneruskan aksi mereka di ruang tidurnya. Sesampainya di tempat tidur Dewi duduk di pinggir tempat tidur dan menyuruh kedua orang itu untuk membuka pakaian yang mereka kenakan. Dewi terperangah saat melihat tubuh telanjang Parmin, penis Parmin ternyata lebih besar dari punya Sugito sementara panjangnya hanya lebih panjang sedikit dari punya Sugito.

Melihat penis Parmin yang sudah ngaceng tanpa sabar lagi Dewi segera meraih penis Parmin itu dan mulai menciumi, menjilati dan mengulum-ngulumnya. Lenguhan dan desahan Parmin bersahutan dengan decakan mulut Dewi yang sedang asyik bermain di penisnya. Melihat Dewi mulai beraksi dengan penis Parmin, Sugito tidak mau membuang waktu lagi, didorongnya tubuh Dewi sehingga terlentang di atas tempat tidur.

Sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang Dewi tidak mau melepaskan pegangan dan kulumannya di penis Parmin, sehingga membuat Parmin sedikit kelabakan mengikuti tarikan tangan Dewi di penisnya. Dengan bertumpu di atas kedua lututnya Parmin bersujud di samping kepala Dewi, sementara tangannya mengangkat kepala Dewi dan menahan posisi kepala Dewi sehingga Dewi dengan leluasa bermain di penisnya.

Sugitopun segera beraksi dengan mengangkangkan kaki Dewi, diselipkannya kepala penisnya di belahan bibir kemaluan Dewi, slleeeppp….dengan perlahan-lahan Sugito mulai menekan penisnya, penis Sugito mulai merangsek masuk ke dalam lubang kemaluan Dewi. Bleeessss…..ssrrrttttt….blleeesss….sssrtttt…..akhirnya penis Sugito terbenam seluruhnya didalam lubang kenikmatan Dewi.

Saat lesakan penis Sugito di dalam lubang kemaluannya Dewi merasakan kenikmatan yang sangat, lenguhannya terdengar di tengah-tengah suara kulumannya di penis Parmin, sementara matanya merem-melek merasakan kenikmatan gesekan penis Sugito di vaginanya.
“ssllruppp…hhhmmmhhh…aaaagghhhh…..sssshhsss…sssllr rpppp….ooohhh….hhhmmmm,” Dewi melenguh saat merasakan penis Sugito mulai menerobos lubang kenikmatannya sambil mengulum-ngulum penis Parmin.

Sugito mulai memaju-mundurkan penisnya, ssssrrrttt….bleeesss…..sssrttttt….bleeesssss… penis Sugito mulai keluar masuk di vagina Dewi, Sugito bergerak dengan perlahan-lahan ia ingin betul-betul merasakan geseran dinding vagina Dewi di batang penisnya, lama-lama ritme gerakannya mulai meningkat, seiring dengan memuncaknya nafsu birahi Sugito.

Biarpun kali ini untuk kedua kalinya Sugito merasakan jepitan vagina Dewi dipenisnya, tapi Sugito merasakan vagina Dewi betul-betul sempit. Sempitnya lubang kenikmatan Dewi membuat Sugito merem-melek, lenguhan dan dengusan terdengar dari mulutnya, bersahutan dengan lenguhan dan desahan Dewi dan Parmin yang juga sedang sama-sama menikmati persetubuhan ini.

Sementara Dewi betul-betul merasakan kenikmatan senggama yang baru. Baru sekali ini Dewi merasakan mulut dan vaginanya penuh dengan penis secara berbarengan, tak lama berselang saat Dewi sedang asyik-asyiknya merasakan kedua penis itu keluar masuk di mulut dan di vaginanya, Sugito menghentikan gerakannya dan mencabut keluar penisnya, kemudian Dewi melihat Sugito merangkak ke atas tempat tidur lalu duduk bersandar di sandaran tempat tidur lalu Sugitopun mengangkangkan kakinya.
“Aku udah mau keluar…tapi aku ingin ibu memuaskan penisku dengan mulut ibu, Min, giliranmu sekarang menggenjot vagina ibu tuch,” kata Sugito sesaat setelah ia duduk bersandar.

Mendengar itu Parmin menarik penisnya yang sedang berada di genggaman tangan dan di kuluman mulut Dewi, Parmin menarik bangun Dewi dan menyuruh Dewi untuk merangkak, dan Parmin mengarahkan kepala Dewi tepat berhadapan dengan penis Sugito, ditekannya kepala Dewi sehingga kepala penis Sugito bersentuhan dengan mulut Dewi, Dewi mengerti keinginan mereka, kemudian Dewi mulai membuka mulutnya dan mulai mengulum-ngulum penis Sugito.

Sugito mulai mengerang-ngerang merasakan hisapan dan kuluman mulut Dewi di penisnya, sementara itu Parmin mulai beralih ke belakang Dewi dan mulai mengarahkan penisnya kelubang vagina Dewi, diselipkannya kepala penisnya di bibir vagina Dewi, dan perlahan-lahan Parmin mulai mendorong masuk penisnya. Sleeepppp….bleessss…. penis Parmin yang lebih besar ukurannya dari punyanya Sugito mulai menerobos masuk kedalam lubang vagina Dewi.

“Uuggghhhh…..peelaaannn….hhmmmhhh…ssshhhh…ssssllrr rpppp..,” Dewi melenguh saat penis Parmin mulai melesak masuk, ia merasakan vaginanya seperti robek saat penis Parmin mulai melesak masuk itu.

Mendengar itu Parmin mendiamkan gerakannya, ia memberikan kesempatan kepada lubang vagina Dewi untuk beradaptasi dengan ukuran penisnya, beberapa saat kemudian dengan sekali sentakan Parmin menekan penisnya dalam-dalam dilubang vagina Dewi, perbuatannya membuat Dewi menjerit, tapi yang terdengar dari mulut Dewi hanya gumaman saja karena gerakan Parmin tadi membuat tubuhnya terdorong kedepan dan akibatnya penis Sugito masuk hampir seluruhnya kedalam mulut Dewi.

“Hhhhmmppphhhh……sssssllrrrpppppp..”Dewi menjerit tertahan.
Dewi merasa vaginanya seperti sobek, tapi ia juga merasakan kenikmatan yang sangat, Dewi merasakan denyutan di batang penis Parmin yang terjepit erat oleh dinding vaginanya, dan ia sendiri merasakan otot dinding vaginanya berdenyut juga. Dewi mulai merasakan Parmin dengan perlahan-lahan menarik penisnya…gesekan batang penis Parmin didinding vaginanya membuat Dewi merem-melek karena kenikmatan yang sangat.

Sementara karena gerakan menarik Parmin membuat tubuh Dewipun tertarik ke belakang dengan sendirinya mulutnya mulai bergerak juga. Penis Sugito yang hampir terbenam semuanya di dalam mulutnya perlahan-lahan mulai keluar sedikit-demi sedikit dari kuluman mulut Dewi, kemudian Parmin mulai mendorong kembali penisnya masuk ke dalam lubang senggama Dewi sehingga membuat penis Sugito mulai melesak masuk lagi kedalam mulut Dewi, Sugito merasakan kenikmatan yang luar biasa saat penisnya tergesek-gesek oleh mulut Dewi.

Lenguhan-dengusan dan desahan dari mereka bertiga kembali terdengar, keringatpun mulai mengalir keluar dari tubuh mereka. Gerakan maju-mundur Parmin mulai tidak beraturan, sementara pantat Sugitopun semakin terangkat, kedua tangannya memegangi kepala Dewi, tubuhnya mengejang. Dewipun mulai merasakan hal yang sama dengan Sugito dan Parmin, puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka hampir mereka raih, lenguhan dan desahan Dewi semakin sering terdengar, kepala Dewi semakin cepat naik turun dan tidak seirama lagi dengan gerakan maju mundur Parmin, sementara Dewipun mulai menggerakkan pantatnya untuk menyambut sodokan Parmin. Akhirnya puncak kenikmatan itu mereka raih hampir berbarengan, dimulai dengan Sugito yang melenguh panjang lalu Dewi dan terakhir Parmin yang melepaskan lahar kenikmatannya.

“Ooohhhhh…..aaaakkuuuu….keeellluaaaarrr….,’ Sugito melenguh panjang.
Creeeetttt…..ccccreeeetttt…cccreeet….. penis Sugito menyemprotkan cairan kenikmatannya di mulut Dewi, disambut dengan lenguhan Dewi yang juga merasakan puncak kenikmatannya.

“Akkhuuuu…juuuggaaa….ooohhhhh…sssssllrppppp….sslll rpppp….,” Dewipun melenguh sambil menelan sperma Sugito yang keluar dalam mulutnya.
Sssseeerrr….ssseeerrr….ssseerrrr….. vagina Dewi menyemburkan lahar kenikmatannya, Parmin merasakan semburan hangat dibatang penisnya.
“Akkuuuu….kheeellluaaaarr….juuggaaaa….aaaaggghhhh…eeenaaakkk ssekalii…,” lenguhan Parmin terdengar merasakan puncak kenikmatannya.
Creeeettt….creettt…creettt…..penis Parmin menyemburkan lahar kenikmatannya di dalam lubang vagina Dewi. Dewi merasakan kehangatan sperma Parmin di dinding vaginanya.

Nampak tubuh mereka bertiga mengejang menikmati puncak kenikmatan dari persetubuhan ini. Setelah badai nafsu mereka mereda serta tetesan terakhir dari lahar kenikmatan mereka telah menetes, akhirnya tubuh merekapun terkapar kelelahan, nafas mereka terlihat masih memburu, mata mereka terpejam merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka raih.

Jam di dinding kamar Dewi menunjukkan pukul 02.00 pagi, saat itu Dewi terbangun dari tidurnya dan ia baru menyadari bahwa sehabis pergumulan semalam dengan Sugito dan Parmin yang cukup menguras tenaganya, ia jatuh tertidur begitu pula dengan Sugito dan Parmin yang ikutan jatuh tertidur dengan posisi keduanya memeluk tubuhnya, hawa dingin AC di kamarnya membuat Dewi kembali bergairah ingin disetubuhi kembali oleh kedua orang ini, nafsu birahinya kembali bangkit membayangkan kejadian semalam, perlahan-lahan kedua tangannya menggapai kebawah mencari kedua batang kemaluan Sugito dan Parmin.

Kemudian setelah kedua batang kemaluan itu berada dalam genggamannya, dengan lembut kedua penis itu diremas-remasnya, perlahan-lahan kedua batang kemaluan itu bangun, seiring dengan semakin menegangnya kedua batang kemaluan itu, siempunya barangpun mulai melenguh menikmati remasan-remasan tangan halus Dewi, mata mereka masih terpejam tapi naluri lelaki mereka sudah bangun terlebih dahulu, Dewi yang mendengar lenguhan mereka semakin bernafsu meremas-remas kedua batang kemaluan mereka.

Kedua batang kemaluan mereka sudah betul-betul tegang dan siap untuk berperang dengan kemaluan Dewi yang sudah mulai basah. Setelah merasakan bahwa kedua batang kemaluan mereka betul-betul tegang Dewi mulai bangkit dari posisi tidurnya kemudian Dewi mulai berjongkok di atas tubuh Parmin.

Perlahan-lahan batang kemaluan Parmin diarahkan ke lubang kemaluannya, dioles-oleskannya kepala penis Parmin dengan bibir vagina dan kelentitnya, Dewi melenguh kegelian merasakan gesekan kepala penis Parmin di kelentit dan di bibir vaginanya. Selang beberapa saat kepala penis Parmin ia selipkan di lubang kemaluannya…sleepp…, kemudian perlahan-lahan Dewi mulai menurunkan pantatnya…bleessss… srrttt…bleesss…., penis Parmin mulai masuk perlahan-perlahan di lubang kemaluan Dewi.

“Aaggghhh…sssshhhh…oouughhh…” terdengar Dewi melenguh menikmati terobosan penis Parmin dilubang kenikmatannya.
“Ouuuuggghhh………..” Parminpun melenguh menikmati jepitan vagina Dewi di batang kemaluannya, kedua matanya mulai perlahan-lahan terbuka.

Penis Parmin akhirnya terbenam seluruhnya di lubang kenikmatan Dewi, Dewi merasakan kembali lubang kenikmatannya penuh sesak oleh jejalan batang kemaluan Parmin yang besar, sesaat Dewi tidak melakukan gerakan, ia ingin merasakan denyutan-denyutan batang kemaluan Parmin didinding lubang kenikmatannya, Dewi merasakan sensasi yang luar biasa saat batang kemaluan Parmin berdenyut-denyut sehingga membuat dinding lubang kenikmatannyapun berdenyut juga menimpali denyutan yang dibuat batang kemaluan Parmin, Parmin sendiri merasakan batang kemaluannya seperti diremas-remas dengan lembut.

“Aagghhhh….ssshhhh…aaaaahhh..kooontolllmmuu enak sekaliiii…” Dewi mengerang keenakan.
“Memeeeekk..ibuu…ssshhhh…aaaahhhh…juga enaakkk….bissaaa…ngempoot…” Parmin juga merintih keenakan.

Erangan mereka berdua membuat Sugito terbangun, dan ia melihat Dewi sudah menduduki Parmin dan tangan Dewi sedang memegangi penisnya yang sudah tegang, tidak menunggu diperintah Sugito mulai bangun dan mulai menyerbu tubuh Dewi, mulutnya mulai menyerang kedua payudara Dewi bergantian dengan tangannya, saat mulutnya menjilati dan menghisap payudara yang kiri, tangannya meremas-remas dan memilin-milin payudara yang kanan, aksi Sugito membuat rintihan dan erangan Dewi semakin menjadi.
“Ouugghhh…ssshhhh…aaaahhh…ggeeeliii….ouughhh..teru sss…yaaa….hisaaappp..putingku….ooohhh…niikkmmaatt… ” Dewi merintih keenakan dan kegelian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *