Kami kemudian masuk ke stadion. Dengan lapangan yang biasa mementaskan pertandingan tim daerah kami yang berlaga di divisi 2. Tribun penonton yang kosong. Lampu sorot yang berfokus menyorot ke lapangan. Sitambah udara pagi. Tentu suasana agak horror dan menyeramkan.
Alex kemudian terus berjalan mengajakku kesebuah sudut stadion yang remang-remang.
“ Alex awas ya jangan macem2!!! kamu kan tau siapa Mbak”
Kataku dengan nada tegas karena naluri polisi yanglekas curiga dengan modus Alex yang sangat mencurigakan ini.
“ nggak deh Mbak, Alex toh tau Mbak jago karate, bisa bonyok nantinya . Apalagi kalo dipenjara takut banget deh Mbak. Ini alex Cuma mau jujur saja…..”
“Jujur apa alex???cepet donk ngomongnya!!! Atau mbak panggil temen-temen mbak yang lagi patroli sekarang!!!” ancamku
“ ampun Mbak jangan donk, Alex Cuma beliin ini kok buat Mbak.” Kata Alex sambil menyodorkan satu bungkusan kado warna pink yang terbungkus sangat indah.
“ ya ampun Alex kejutan apa ini??kamu baik sekali sama Mbak, jadi malu nih”
“ dibuka donk Mbak kadonya” kata Alex
Dalam hati aku sangat bersyukur, akhirnya dapat juga kado dari seorang pria. Sudah lama aku memendam rasa iri ketika ada hari valentine, para pasangan saling berbagi kado, aku hanya merayakannya dengan teman sesama wanita di asrama. Ketika kubuka kado yang terbungkus indah itu, betapa terkejutnya ketika melihat kado ini adalah sebuah kalung emas berbandulkan tanda cinta, dan sebuah coklat import yang pastinya mahal.
“ Alex inikan mahal. Kamu yakin ini buat Mbak????”
“iya Mbak sejak pertemuan pertama Alex sudah jatuh cinta sama Mbak, kalung sama coklat itu hanya wujud cinta sama sayang alex sama mbak kok”
“ kamu baik banget Alex.” Kataku sambil sedikit menitikkan air mata karena terharu.
“ sini mbak Alex pakein kalungnya, Alex sengaja minta Mbak pake baju merah ini biar leher Mabak yang jenjang bisa dipasangin kalung cinta ini. “
Masih bergetar rasanya perasaan ini melihat sebuah kejutan dari pria tampan dihadapanku. Begitu romantis dirinya untuk membuatka terdiam ketika tangannya yang kokoh mengalungkan sebuah kalung di leherku. Sangat lembut dan telaten dirinya untuk memasang kalung cinta di leherku. Masih dalam suasana spechless dan terpesona, aku terlambat menyadari dan begitu pasrah bahkan tanpa perlawanan ketika Alex mulai memelukku dan langsung mendaratkan ciuman di bibirku. Ini adalah ciuman pertama yang kualami dan rasanya begitu menggairahkan.
Alex memelukku demikian erat, bibir kami berciuman dengan begitu bergelora. Kunikmati setiap momen ini, saat-saat dimana bibir kami saling bertemu, saling menghisap, saling menjilat. Dengan lihainya Alex mendaratkan ciuman yang begitu dalam, sangat intim, sampai membawaku terbang langsung ke awang-awang. Mungkin sekitar 5 menitan kami saling berpagut. Tanga kanan Alex memegang kepalaku dengan lembut, untuk kemudian menatapku dengan pancaran penuh dan cinta menggelora.
“ Mbak Tantri aku cinta banget sama Mbak”
Kata Alex singkat untuk kemudian memagut mulutku dan kami kembali tenggelam dalam perciuman yang begitu panas, mengalahkan dinginnya udara pagi hari itu. Dengan sabar Alex memanduku yang masih hijau dalam masalah ciuman ini. Lidahnya membuka perlahan mulutku dan mengundang lidahku untuk saling berbagi cairan kenikmatan. Dengan ragu kujulurkan lidahku kedalam mulutnya dan disambut dengan hisapan yang begitu sensasional. Alex sangat mahir berciuman dia bisa membuatku begitu terangsang padahal tangannya tetap memeluk tubuhku tanpa beranjak kemana-mana.
Perlahan lidahku dikulumnya, untuk kemudian aku ganti mengulum lidahnya. Begitu panasnya kami berciuman. Dengan begitu mahir, Alex kemudia melepas pagutannya untuk kemudian berbisik ketelingaku.
“Mbak percaya sama Aku ya, Alex mau bawa Mbak ke langit ketujuh”
Alex membisikkan kalimat itu sambil menatap wajahku yang telah merah padam karena malu. Anggukan mungkin jawaban terbaik yang bisa kuberikan padnya karena bibirku sudah terbisu tidak mampu mengucap satu katapun. Alex melanjutkan dengan membimbingku untuk berdiri bersandar di sudut kecil stadion. Dalam posisi ini Alex langsung menyusur pori-pori leherku. Menghirup aromanya pelan, untuk kemudian memberikan ciuman-ciuman kecil yang intens disekitarnya. Ciuman untuk merangsang libidoku. Tangan kirinya menengadahkan daguku untuk meudahkannya mencium dan menghisap keindahan leherku. Posisiku saat ini mendangak sambil berdiri, dengan seorang pria yang asyik mengoral leherku yang jenjang.
“aaaarrrgggghhhhhh”
Hanya itu yang dapat keluar dari bibirku, sambil tanganku mengepal di balik bahu Alex berusaha mengendalikan ledakan-ledakan syahwat yang mendesak keluar untuk dipuaskan. Tangan kanan A lex mulai bergeriliya menyentuh bahuku yang tanpa pelindung. Mengelusnya perlahan centi demi centi. Alex kemudian menghentikan hisapannya, meninggalkanku dengan penasaran dan wajah yang merah padam ingin dipuaskan. Alex tersenyum melihat wajahku sambil berucap
“Mbak semakin cantik saja kalo begini”
Kutampar pelan dirinya untuk menyembunyikan kemaluanku akan wajahku yang begitu bergairah. Dengan perlahan Alex memasukkan kedua tangannya masuk ke sela ketiakku dan mengangkatnya ke atas rapat disisi kepalaku.
“pegang besinya Mbak!”
Kata alex sambil meletakkan tanganku untuk memegang besi yang menggantung 10 cm diatasku. Dalam postur berdiri menyandar, dan kedua tangan terangkat tinggi ke atas, ditambah balutan baju ketat merah, Alex secara perlahan mulai menempatkan kedua tangannya disekitar buah dadaku yang masih terbungkus bra. Dia sisir perlahan tepi luar dadaku untuk kemudian membuat gerakan berputar di sekiitar putingku yang telah mengacung tegak. Kupegang erat besi yang ada di atas kepalaku, sambil mataku terpejam dan dan kedua bibirku tertahan.
“hggggggggggggh”
Aku tak tau apa yang terjadi tapi rasanya organ intimku berdenyut kemudian menyemburkan cairan yang membuat semua tubuhku bergetar, darah seperti sampai diubun-ubun, dan semua pikiranku kosong terbawa dengan erotisnya permainan Alex. Ini adalah orgasmeku yang pertama. Padahal Alex baru memainkan putingku dari luar. Alex memelukku erat sambil memberiku kesempatan meredakan orgasmeku. Setelah badai nikmat itu reda. Alex memulai kembali geriliyanya terhadap tubuhku dengan mengangkat kaosku sampai keatas dadaku.
“ jangan dilawan ya Mbak, tetap pegang aja besi itu Alex mau buat Mbak mabuk kenikmatan”.
Kuturuti permintaannya. mungkin benar karena sensasi orgasme yang baru saja kualami membuatku mabuk kenikmatan. Alex turun ke perutku yang telah terbuka menghirup aromanya
“ aroma Mbak membuatku tergila-gila”
katanya untuk kemudian dengan rakus menyerbu pusarku dan memainkan lidahnya menari-nari disana. Rasanya geli namun nikmat. Kembali kutengadahkan wajahku kelangit-langit sambil menggenggam erat besi yang melintang diatasku.
Sambil menjilat pusarku tangan Alex turun untuk membuka celana trainingku. Dalam posisi tertengadah aku tidak menyadari ketika celanaku sudah terlepas meninggalkan cd warna merah yang masih melekat menjadi pertahanan terakhirku. Alex menyentuh pahaku sebelah luar dan sejenak kembali mengembalikan kesadaranku. Kulepas peganganku di palang dan kubangunkan Alex untuk berdiri berhadapan denganku.
“ jangan Alex Mbak malu”
“gak apa Mbak percaya sama Alex”
“sudah kamu disini saja jangan lihat kemaluan Mbak, malu”
“iya Mbak”
Alex kemudian menurut. Tapi dia kembali menciumi ku dan kami saling berpagutan mesra. Aku masih berdiri hanya dengan cd merah yang menutupi bagian bawah tubuhku. Kembali kedua tangan Alex membuka sela-sela ketiakku dan membawanya keatas kepalaku untuk memegang palang. Kuciumi dia dibibirnya dengan sedotan-sedotan dan permainan lidah yang membara . Ditengah pagutan itu tangan Alex tiba-tiba masuk ke dalam celana dalamku dan menyentuhnya dari perbatasan anus sampai ke pangkal klitoris. Agen Domino99
“ Youre shaved Mbak, betapa beruntungnya aku”
Itu bisiknya sambil naik menaik turunkan tangannya membelai daerah kemaluanku dari dalam cd merah. Ini juga pengalaman pertama daerah kewanitaanku disentuh oleh seorang laki-laki yang diam-diam aku cintai dan rasanya begitu luar biasa. Kulepas ciuman kami, dikarenakan desakan rangsangan dari bawah tak mampu kutanggung kembali, smpai harus kutengadahkan lagi wajahku keatas memandang langit.
“ kamu cantik Mbak Tantri, kamu sexy sekali”
“………hgg………………………………………”
Tidak mampu kutahan. Dengan tangan Alex yang masih di area intimku kujepeit tangan itu. Aku orgasme. Semua aliran darahdalam tubuhku seolah berkumpul di satu titik vagina dan meledak disana. Oooooow nikmatnya. Begitu nikamatnya. Tangan Alex tetap mengocok cepat meskipun kujepit erat.
“ ayo Mbak Jangan ada yang ditahan nikmati sepenuhnya!!!!”
Bisik Alex kepadaku.
“hahhhh…………………………………………………………..”
Begitu nikmatnya… pikiranku seolah sudah sampai di kahyangan.
Sensasi ini begitu dahsyat. Membuatku melepas pegangan palang dan terjatuh di pelukan Alex.
“ ( heh…..heh….hehhh……) A…Alex”
“Ya Mbak” jawab Alex sambil memeluk tubuhku
“nikmat balet Alex”
“bener Mbak?”
Aku mengangguk
“kenapa bisa senikmat ini batinku
“Alex akan terus member kenikmatan buat Mbak, yang penting Mbak percaya Alex”
Aku kembali mengangguk.
Pagi itu merupakan petting awal yang akan memulai petualangan seksualku yang luar biasa bersama Alex. Tentu tidak ada olahraga hari itu. Lututku kopong seperti kehilangan kekuatan. Namun Alex setia menemaniku sampai aku beranjak dari parkiran stadion menuju asramaku kembali.