[Bagian Tiga]
“Ada di hp bang..” Lalu Jarwo pun melepaskan remasannya dan Jessi langsung mengambil ponselnya, setelah otak atik sekian lama akhirnya Jessi memberikan pada Jarwo, “Ini bang buktinya.. A..aku selalu rekamin ka.. Kalau lagi gituan..”
“Anjing banyak banget videonya 182.. rajin amat lu sebulan ini aja bikin sebanyak ini.”
Sebulan 182 video? GILA, aku benar benar tidak menyangka, Jessi yang terlihat anak baik baik, kalem, tidak pernah membahas hal hal mesum, ternyata sangat nakal sampai berbuat mesum di belakangku, jelas saja aku langsung merasa benar benar kecewa, cemburu, ternyata selama ini Jessi main nakal di belakangku namun yang membuatku bingung, kenapa kontolku malah kedutan semakin cepat dan aku malah semakin terangsang.
“Gw coba puterin satu video, kali aja ini video orang lain, nah yang ini aja.” Tidak begitu lama terdengar suara video yang sedang diputar, plokk!! Plokk!! Plokk!! “Oohh oohhh!! Ohh AAAHH!!” Jelas saja dari suaranya saja terdengar kalau itu video sedang ngentot dan diakhiri dengan Jessi yang orgasme panjang. Sial aku semakin terangsang padahal jelas jelas sedang mendengarkan suara Jessi yang sedang selingkuh di belakangku.
“Gw besarin suaranya biar cowo lu denger suara lu naik turun genjot di kontol cowo lain hahaha, gw yakin dia suka.” Benar saja apa kata Jarwo, tidak bisa kupungkiri kalau aku memang menyukainya meski merasa sangat kesal dan cemburu, tiba tiba saja suara genjotan terdengar semakin cepat dan semakin kuat, begitu juga dengan desahan Jessi yang kini memenuhi ruangan, tidak ku sangka, sekalipun baru orgasme namun Jessi bisa sanggup langsung genjot cepat dan kuat, padahal setahuku, baik perempuan atau lelaki, jika baru ngecrot dan langsung bergesekan rasanya akan ngilu sekali.
Jarwo lalu bertanya, “ini lu ngewe sama siapa? Jawab jujur atau lu tanggung sendiri akibatnya.”
Seketika kontolku kedutan semakin hebat, ingin sekali mengocok namun takut Jarwo akan memarahiku, tapi anehnya sekalipun tidak diusap atau disentuh namun kontolku terasa sangat geli dan ngerasa ada yang ingin keluar.
Jessi lalu menatapku dengan ketakutan namun sepertinya dia lebih takut dengan ancaman Jarwo apalagi mengingat Jarwo dan anak anak buahnya adalah residivis, maka dengan suara bergetar Jessi pun menjawab, “Sa..sama Abdul bang.”
CROOTT!! Entah kenapa aku langsung orgasme ketika mendengar kalau Jessi ngentot dengan teman sebangkuku, segera saja ku tahan sisa orgasme yang mau keluar, untungnya tidak tembus ke celana ini.
Jarwo pun tertawa sambil memeriksa ponsel Jessi, “Hahaha lonte juga nih china, 2 hari ini aja sampe bikin 12 video sama si abdul, belum lagi 170 video lainnya, mana semua video ukurannya gede gede banget, yang ini aja video ngentotnya sampe 1 jam, koq bisa? Lu kan harusnya belajar??” Jessi tidak membalas dan malah jongkok sambil menutup wajahnya dan menangis, “Jawab yang jujur lonte sialan! Atau mau gw telepon si abdul ini hah?”
Dengan paniknya Jessi langsung berdiri dengan mata memerah dan terlihat sangat tegang, “JANGAN! Iya aku cerita, aku bolos 2 hari buat ngentot di kosan Abdul.”
CROOTT!! CROOTT!! CROOTT!! CROOTT!! Tidak kusangka langsung orgasme untuk kedua kalinya dan tidak bisa kutahan, sangat banyak dan berkali kali keluar. Aku benar benar tidak menyangka, 2 hari bolos dan menginap di bengkel, bekerja sampai sangat kelelahan untuk menghilangkan rasa sakit hati, Jessi malah enak enakan ngentot dengan teman sebangkuku yang juga teman 1 kosan 1 kamar, di atas kasur yang biasa kupakai untuk beristirahat, karena kamarku dan Abdul hanya ada 1 kasur besar saja. Pantas saja selama 2 hari ini Jessi terus spam dan bertanya tentang posisiku dan berada dimana, ternyata dia takut diriku mendadak pergi ke kosan dan memergoki dirinya ngentot.
SIALNYA, karena orgasmenya terlalu banyak, Jarwo pun tertawa melihat cairan putih itu menembus jeans tebalku, “Hahaha anjing kayanya cowo lu suka banget lu ngentot sama si abdul ini sampe ngecrot gitu dengerin pengakuan lu, pokoknya gw ga mau tau lu mesti setiap hari ngentot sama abdul supaya bikin cowo lu seneng, ngerti?!.”
Jessi tidak membalas dan hanya menatapku sambil menganggukan kepala, aku sendiri tidak tahu bagaimana harus meresponnya, lalu tiba tiba Jessi menganggukan kepalanya lalu membalas, “iya.”
“Mantap hahaha.” Tidak begitu lama terdengar nada dering, “Nah gw udah misscall, lu nanti setiap bikin video sama Abdul kirim ke gw tapi gw minta lu jangan pernah liatin semua video ini ke cowo lu, ngerti?”
“Ngerti bang..”
“Bahaha bagus, sekarang izin dulu dong sama cowo lu kalau lu mau tiap hari ngentot sama Abdul, rekamin dan ga kan kasih videonya.”
Jessi terlihat sangat ketakutan dan gemetaran menatap diriku, namun Jarwo langsung meremas toketnya dengan sangat kasar dan memaksa dirinya, “Cepet bilang!!”
“Aahh iya bang..”
Aku kembali tegang ketika melihat Jessi malah melenguh ketika Jarwo meremas toketnya, dia pun menarik nafas panjang untuk mengumpulkan keberaniannya, setelah beberapa kali menarik nafas akhirnya barulah dia berkata dengan suara pelan dan bergetar karena ketakutan, “sa..sayang.. Aku mau tiap hari ngentot sama abdul.. Mau rekamin terus.. Dan ga kan ngasih ke kamu.. Ga apa apa ya sayang.. Please jangan tinggalin aku..”
Kontolku pun kedutan semakin hebat, tidak menyangka kalimat ini akan keluar dari mulutku, “iya sayang, silahkan kamu puas puasin ngentot.”
“Hahaha bagus, bagus, gw suka kalau udah rusakin hubungan orang lain.” Kemudian Jarwo pun menarik tangan Jessi sampai berlutut.
Jessi menurut sambil terus menatap diriku dan berkata, “Maafin aku sayang..”
Mataku terbelalak semakin hebat ketika Jessi melepaskan kaitan dan resleting celana Jarwo padahal tidak diminta olehnya.
Jarwo pun terkekeh penuh kemenangan, “Liat, gw ga minta aja cewe lu ngerti, emang udah nurut banget sama gw hahaha.” Jessi pun menangis sambil menunduk dan menurunkan celana dan kolornya, “Udah ga usah nangis, nanti lu sendiri yang rugi.”
Jessi masih menangis namun ketika dia menengadahkan kepalanya, tangisannya langsung terdiam melihat kontol Jarwo, begitu besar, begitu panjang, meski ukurannya lebih kecil dariku namun terlihat berurat, mengkilap, dan tentunya berwarna gelap, sekelilingnya dipenuhi jembut dan aromanya benar benar menyengat, tercium sangat bau dan pesing padahal diriku berada 3-5 meter di depan mereka.
Namun tanpa kusangka Jessi malah meraih kontol besar Jarwo dan mengendus batang kontolnya sangat dalam, setelah berkali kali mengendus kontolnya, kepala Jessi pun langsung diusap Jarwo sambil bertanya, “Kamu suka??”
“Sshh suka banget.. Wangi banget bang Jarwo.”
Apa aku tidak salah dengar, wangi?? Padahal dari sini saja tercium bau tidak sedap dan pesing yang sangat kuat.
Kemudian Jarwo memegang kontolnya sendiri, menggesek batang kontolnya ke wajah cantik Jessi, wajah yang sangat dikagumi semua lelaki, namun kini preman residivis berwajah garang bisa bebas menggesekan batang kontolnya di wajah Jessi yang rutin dirawat olehnya, tidak kusangka Jarwo akan meminta Jessi untuk melakukan hal yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya, “cium lebih deket dong sambil keramasin, udah 2 hari nih ga mandi.”
“Uuhh pasti enak banget, iya bang aku keramasin.” Jessi pun langsung memejamkan matanya dan mengendus bulu jembut Jarwo, bukan memejamkan diri untuk menahan baunya, namun lebih terlihat sedang menikmati baunya, setelah puas mengendus berkali kali, Jessi pun mengeluarkan lidah kecilnya dan menjilati jembut Jarwo, memasukan ke dalam mulutnya dan mengemut jembutnya tanpa rasa jijik, begitu terus, melingkar sampai semua jembutnya selesai Jessi emut dan keramasi.
Selama Jessi mengeramasi jembutnya, Jarwo terus terdiam, konsentrasi, sambil mengatur nafasnya sendiri kupikir karena menikmati lumatan Jessi, namun ternyata tidak begitu lama kelamaan CUURRR!! Air kencing pun langsung membasahi wajah cantiknya, HARUSNYA jessi menyingkir, HARUSNYA jessi menghindar, HARUSNYA Jessi marah dan emosi dikencingi sembarangan.
Namun Jessi malah melenguh sambil memejamkan matanya, menikmati air kencing yang mengenai wajahnya, mulutnya pun terbuka ketika melenguh dan Jarwo mengambil kesempatan ini dengan mengarahkan ke mulutnya, tidak kusangka, Jessi malah membuka mulutnya semakin lebar kemudian mendekati kontol Jarwo dan memasukan kontol yang sedang kencing itu ke dalam mulutnya, membiarkan beberapa saat sampai membuat pipinya menggembung, kemudian terdengar suara seperti sedang menelan air, begitu terus sampai Jarwo selesai kencing di dalam mulutnya dan langsung mengulum untuk memberikan service sekaligus membersihkan kontol Jarwo dari sisa sisa air kencingnya.
Jarwo pun mengusap kepala Jessi dan berkata, “Kamu sexy banget kalau dikencingin kaya gini sayang.”
Wajah Jessi tersipu seolah itu adalah pujian untuknya. Jarwo pun balas tersenyum dan mencengkram kedua sisi kepala Jessi, kemudian menggerakan kepalanya maju mundur, sangat dalam, dan jelas sekali masuk ke ujung mulut Jessi.
Dan yang membuatku terkejut sekaligus semakin sange, Jessi malah terdiam dan tidak terlihat kesakitan ataupun tersedak, menandakan kalau Jessi sudah terbiasa seperti itu, bahkan ketika Jarwo mulai menggenjot mulutnya semakin cepat dan semakin kencang sampai suaranya memenuhi ruangan GLOKK!! GLOKK!! GLOKK!! Dan jessi masih terdiam, memejamkan mata, menikmati setiap tusukan kontol Jarwo di mulutnya.
SIALAN, gw ga kuat pengen ngecrot lagi, tapi masa keluar duluan, padahal yang sedang enak menggenjot itu Jarwo, bahkan gw aja belum keluarin kontol dari celana jeans tebal ini, aneh saja kalau tiba tiba ngecrot, kalau gitu, sama aja kaya gw setuju dengan mereka berdua.
Tiba tiba Jarwo menatap ke arahku sambil tersenyum penuh arti, jelas saja aku seketika merinding ketakutan karena merasa Jarwo akan melakukan sesuatu padaku, dia pun menghentikan genjotannya dan jessi langsung kembali melayani kontolnya dengan mulutnya.
“Mau nonton yang seru ga??”
“Sluurpp sluurpp nonton apa bang?”
“Pokoknya seru banget deh, tapi sambil ngentot ya?” Jessi kaget, dan begitu juga dengan diriku, entah apa yang akan ditonton oleh mereka, “sana izin dulu sama cowo kamu.” Sambil melepaskan kontol dari mulutnya.
Jessi lalu menatapku sambil menyeka air liur yang membasahi wajah dan toket brutalnya, “sayang.. A..aku ngentot sama bang Jarwo boleh??”
“Bo..boleh sayang..” Tentu saja mustahil ku tolak, bisa bisa dihajar oleh anak buahnya.
“Hehehe pinter, lu mulai sekarang jadi cuck ya biar cewe lu jadi budak gw, mau kan?”
Aku tidak menjawabnya dan mengangguk saja pelan pelan, bukan karena mau jadi cuck dan menyerahkan Jessi menjadi budaknya, namun jika ku tolak, bisa dipastikan aku akan dihajar oleh ke delapan anak buahnya.
Jarwo pun melepaskan sisa pakaiannya dan tiduran di kasur tengah menyuruh Jessi untuk menggenjot kontolnya sambil jongkok ke arahku yang berada di depan kasur, reverse cowgirl.
Jessi pun segera menaiki kasur dan memasukan kontol Jarwo yang sudah berdiri tegak dengan perlahan, pelan namun pasti kontol itu pun semakin lama semakin masuk ke dalam memeknya, selama proses menaiki kasur sampai sekarang menggenjot kontol Jarwo di dalam memeknya, membuatku melotot, menganga, dan terdiam tanpa sedikitpun berkedip melihat Jessi benar benar melayani kontol Jarwo.
Apalagi mendengar desahan dan melihat ekspresinya, terlihat sekali kalau Jessi sangat menikmatinya.
“Aahh anjing enak banget memek cewe lu, emang memek orang kaya itu ga perlu diragukan lagi.. Ahh anjing gila jago banget goyangnya..” Jarwo pun mendesah semakin kuat ketika Jessi semakin cepat dan semakin kencang menggenjot kontolnya, desahan Jessi pun terdengar sangat menggairahkan dan memenuhi ruangan.
CROOTT!! CROOTT!! CROOTT!! Lagi lagi aku orgasme dengan sendiri, anak buahnya sampai laporan pada Jarwo, “Liat bang, ngecrot lagi hahaha.”
Jarwo pun mengangkat kepalanya dan tertawa, “hahaha yang ngentot siapa yang ngecrot siapa hahaha kayanya buat ngentot juga diwakili aja deh, toh kontol lu juga bisa ngecrot sendiri kan, berarti lu sangat menikmati, buka coba celana lu, gw penasaran sama kontol lu, koq bisa bisanya lemah banget.”
“I..ini karena terlalu tegang bang, biasanya.. Bi..biasanya ga gini..” Jawabku terbata bata sambil menahan malu karena ditertawai Jessi, namun tawa dan genjotannya berhenti ketika melihat kontolku.
Memang dari segi ukuran tubuh aku kalah telak dengan Jarwo namun dari ukuran kontol aku berani mengadu, dengan percaya diri kuacungkan kontolku yang jauh lebih besar ketimbang kontol Jarwo dan jauh lebih panjang, kontol Jarwo mungkin sepanjang 19-21 cm sedangkan kontolku sepanjang 25 cm.
“Wah gede dan panjang ternyata, awas coba.”
Entah apa yang dipikirkan Jarwo, namun dirinya meminta Jessi untuk melepaskan kontolnya, lalu berlutut di pinggir kasur dan memintaku untuk berdiri di samping kirinya sedangkan Jarwo di samping kanannya, “Kocokin keduanya.”
Jessi pun langsung mengocok kontol Jarwo, kupikir sebentar lagi Jessi akan mengocok kontolku juga, toh Jarwo menyuruhnya untuk mengocok kontol kami berdua, namun tanpa kusangka Jessi hanya memainkan kepala kontolku dengan jari telunjuknya.
Jelas saja aku hanya merasa nanggung dan mulai frustasi, “ahh sayang.. Please.. Aku pengen kaya bang Jarwoo.. Pengen ngerasain dikocokin kontol kamu sayang..”
“Sshh aahh.. Kontol kamu panjang, besar, dan berurat sayang.. Aku suka bangeet..”
“Ya makanya, ayo sayang kocok dan kalau bisa sepong juga.” Aku benar benar sangat ngiler ketika Jessi sudah mulai nyepong kontol Jarwo.
Sluurpp sluurpp sluurpp terlihat sangat lembut dan sangat menikmati kontol JArwo di mulutnya.
Aku pun memohon lagi, “ayo sayang mulai kocokin atau sepongin, katanya kamu suka.”
“Sluurpp sluurpp iya suka.. Tapi aku ga mau pegang kontol kamu.”
“APA!?” Aku benar benar kaget dan tidak percaya dengan ucapan Jessi, “Aku ga salah denger??”
“Ngga, aku ga mau pegang kontol kamu hihihi udah ya pake 1 jari aja, jangan protes ya sayang.”
“Aahh tapi nanggung banget sayang rasanyaa.. Ahh ga enak.. Pengen dikocokin kaya gitu.. Pengen disepongin juga.”
“Sini, aaaa!!” Jessi pun membuka mulutnya selebar mungkin.
“Yes!” Dengan semangat kudekati mulut Jessi dan berpikir sebentar lagi akan disepong olehnya.
Namun ternyata Jessi menutup mulutnya dan menarik mundur kepalanya sambil tertawa puas, “Hahahaha ga boleh ya, cukup kamu bayangin aja rasanya di sepong aku hahaha.” Seketika semua orang ikut tertawa puas dan membuat wajahku memerah karena merasa sangat malu dan sangat dongkol, “Cuma bang jarwo dan yang lain doang yang boleh, kaya gini nih SLUURPP SLUURPP SLUURPP!!”
Mataku terbelalak hebat ketika Jessi meraih kontol Jarwo dengan kedua tangannya, mengocok sambil mengulum kontolnya berbarengan, suara kuluman dan jilatannya pun terdengar sangat jelas, cepat, dan penuh nafsu.
“Aahh anjing gilaa!! Jago banget ini lonte cinaa!! Oohh Gilaa!! Belum pernah gw ngerasain sepongan sejago inii!! Anjiing!!” Jarwo bahkan sampai merem melek menikmatinya.
CROOTT!! CROOTT!! CROOTT!! Lagi lagi aku orgasme dengan sendiri, sangat hebat sampai mengenai bahu Jessi dan membuatnya kaget, dia pun melepaskan sepongannya dan melihat ke arah, “Tuh kan, ngeliatin doang aja kamu bisa ngecrot, artinya kamu puas, jadi buat apa aku layani kamu juga??” Sambil menyeka spermaku dengan jari tangannya yang lentik.
“Ta..tapi sayang.. A..aku pengeen..”
Berbarengan dengan itu Jessi berdiri dan menjejali mulutku dengan jari jarinya yang dipenuhi dedngan spermaku, “sstt jangan berisik, kamu jadi pembersih aja ya sayang, dimulai dari bersihin sperma kamu sendiri.”
Aku tidak menyangka Jessi akan teganya menyuruhku menjadi pembersih, namun yang membuatku semakin tidak menyangka, aku sendiri malah mengulum jari jari tangan Jessi dan membersihkan dari spermaku sendiri.
“Pinter, Sekarang bilang kalau kamu ga mau aku sentuh dan layani kontol kamu, sambil kamu juga akui kalau kamu lebih seneng nonton dan pengen aku layani kontol Abdul, sana ngomongnya di tengah ruangan, berlutut sambil coli.” Melihat Jessi bersiap dengan ponselnya jelas membuatku menolak permintaannya.
“Ga mau, aku ga mau ikutin kata kamu.”
“Lu bilang apaan barusan!?”