Skip to content

CERBUNG – Keluarga Bahagia

[BAGIAN 5]​


Kubuka mata ini dan kaget melihat sudah ada di kamarku, kamar yang ada dirumah orang tuaku, ingatan terakhir yang kuingat adalah Jessi yang sedang reverse cowgirl Jarwo, mendesah keenakan sambil melihatku dipukuli, hebatnya anak buah Jarwo, mereka tidak memukul area wajah dan lengan, mungkin untuk menutup bukti supaya tidak ada yang tahu kalau baru dipukuli, dan yang membuatku tidak menyangka, aku malah orgasme berkali kali ketika dipukuli, padahal rasanya sangat sakit, namun melihat Jessi mendesah keenakan sampai orgasme melihatku dipukuli, malah membuatku sangat puas.

Kini aku berdiri sambil menyandar ke pintu, melihat Jessi yang kini terlihat seperti Jessi yang dulu, ceria, dan gampang dekat dengan siapapun, tidak ku sangka, perempuan yang selalu kujaga selama 2 tahun ini ternyata menyimpan banyak sekali rahasia dan sangat nakal.

Mereka melihat diriku dan ibu terlihat sangat panik, Jessi pun terlihat sangat baik padaku, sangat perhatian, seolah benar benar khawatir dengan kondisiku, padahal sebelumnya dia malah orgasme melihatku dipukuli.

Di dalam kamar, ketika ibu pergi, aku bertanya padanya, “Apa yang terjadi.”

“Emmh ngentot sama bang Jarwo sambil nyepongin anak buahnya, terus dipake sama 8 anak buahnya barengan sambil liatin kamu ditusbol waktu pingsan.”

“Hah? Kamu bercanda?”

“Ngga, ada koq videonya, bentar .” Jessi pun langsung menunjukan video dimana aku tidak sadarkan diri, dipaksa menungging dan digenjot bergiliran, “Kayanya waktu di penjara mereka suka tusbol tahanan lain juga, makanya tanpa ragu genjotin anus kamu.”

Seketika aku kembali merasakan sakit di pantatku, namun kutahan dan tidak kubahas karena merasa sangat malu dan terhina, walau aku penasaran juga rasanya, namun kulupakan dan membahas hal lain “terus kamu sama 8 anak buahnya beneran ngentot?” Kataku dengan sangat tegang sambil menunduk melihat memeknya.

“Ya ngga lah, kalau memek aku digilir ya ga kan beres sampe sekarang, kan aku ada 3 lubang, 2 tangan, 2 kaki dan 2 toket, udah kamu ga kan ngerti, makanya aku singkat pake kata dipake juga, supaya singkat.”

Aku pun mendengus lalu dengan kesal kutanyakan padanya, “Kamu suka ya liat aku dipukuli?”

“Ya ngga lah sayang, mana ada orang yang tega liat pacarnya dipukuli, malah kalau bisa aku lindungi kamu juga.”

<saat inilah dimana Rahmi tidak sengaja mendengar percakapan antara Fajar dan Jessi. Beliau pun langsung meletakkan minuman yang dibawanya ke lemari.>

“Terus kenapa kamu orgasme.”

“Ohh itu.. hahaha.” Jessi tersenyum sambil menunduk lalu tertawa beberapa saat dan akhirnya membalas dengan suara lembut, “ya itu beda sayang, saat itu kan aku lagi ngentot, kalau kondisinya kaya gitu ya aku seneng, puas banget malahan liat kamu tersiksa sampai pingsan, makasih ya sayang udah bikin aku keluar banyak dan puas banget, sayang deh sama kamu, jadi makin cinta.” Jessi pun langsung memeluk diriku.

<”Hah? Aku ga nyangka kamu nakal banget Jes, padahal aku udah percaya sama kamu”

Aku tidak tahu apakah dia serius berkata demikian atau hanya memainkanku, apalagi selama ini ternyata Jessi sudah selingkuh di belakangku, bahkan dengan teman sebangku sekaligus teman satu kosan, kutanyakan padanya, “Kamu serius ga sih sama aku? Atau selama ini aku cuma mainan kamu?”

Jessi menjauhkan kepalanya namun masih tetap memelukku, suaranya benar benar sangat lembut, wangi aroma tubuhnya benar benar tercium sangat enak di hidungku meski sudah ngentot dengan Jarwo dan 8 anak buahnya, tanpa kusangka dirinya berkata, “Kamu kan emang mainan aku.”

<Rahmi benar benar kaget mendengar anaknya hanya menjadi mainannya, “aku ga nyangka, bener bener kecewa sama kamu Jess!”>

Aku pun menghembuskan nafas panjang, “hmm berarti beneran kamu cuma jadiin aku mainan aja dan ga cinta aku.” Sambil menjauhkan Jessi dari pelukannya.

“Bener dan salah.”

“Maksud?”

“Emmh gimana ya.”

“Udah jujur aja, udah sejauh ini juga.”

“Hihihi.” jessi lalu menurunkan celanaku lalu tiduran di bawahku sambil mencengkram leher kontolku dan mengusap kepala kontolku dengan jari telunjuknya, “Aku bener cuma anggap kamu mainan, tapi aku cinta banget sama kamu, malah aku ga mau putus dan liat kamu jadian sama orang lain, kamu cuma boleh jadi milik aku, dan jadi mainan aku.”

“engghh Koq gitu sih? Engghh..” aku mengerang merasakan rasa geli dan rangsangan hebat jari telunjuk Jessi di kontolku, jelas saja rasanya sangat nanggung, frustasi, dan birahi hebat, namun Jessi sama sekali tidak mau memberiku kesempatan untuk merasa enak, hanya mengusap, melingkari kepala kontolku, sambil sesekali tap tap lubang kontol atau kepala kontolku

“Dari dulu aku pengen banget punya pacar cuckold, dan aku pikir kamu sangat cocok jadi cuckold dan mainan aku, makanya aku ga mau kamu ninggalin aku, aku bener bener cinta mati sama kamu, makanya.. Kamu mau kan jadi cuckold sekaligus mainan aku??”

Entah kenapa Rahmi langsung ingat dengan suaminya, apalagi sudah lama sekali dirinya tidak dipuaskan olehnya, Rahmi penasaran apa yang terjadi di dalam sana sehingga nekat mengintip. Seketika matanya kaget ketika melihat Fajar sedang diusap dengan jari telunjuk Rahmi dan mengerang sambil menutup kedua matanya, seketika Rahmi malah birahi.

Aku benar benar tegang dan tidak karuan, aku hanya mengangguk membalas pertanyaannya sambil mengerang “aargh sayang.. Ga kuaatt..”

“Ga kuat kenapa sayang?? Kontol kamu ya? Pengen ngerasain puas ya? Pengen dikocokin ya?? Pasti pengen disepongin??”

“OOhh iya sayang, please, sebelum aku bener bener jadi cuckold kamu dan ga dapet apa apa, please, sekali aja izinin aku ngerasain, biar aku bisa inget terus rasanya..”

<Rahmi benar benar sangat tegang dan berpikir sebentar lagi akan melihat anak lelakinya disepong oleh Jessi, namun ternyata..>

“Ish ga boleh!!” Sambil menaikan celanaku lalu mengusap tonjolan kontolku dengan jari telunjuknya, “Justru lebih seru kalau kamu ga tau rasanya, biar kamu frustasi dan ngarepin terus, Kamu kan cuckold.. Ayo akui!!”

“Aahh iya, iya, aku cuckold kamu sayang..”

<Rahmi seketika tidak kuat mendengar pengakuan anaknya dan langsung menyentuh memeknya sendiri diluar daster sambil menekan dan menggesek memeknya sendiri, berusaha merangsang dirinya sendiri>

“Emmhh kurang ah, kamu akui juga dong kalau kalau tuh cuckold dan ga pantes dapet kepuasan dan ga boleh ngerasain enak.” Sambil mengusap tonjolan kontolku dengan jari jarinya sampai membuatku semakin nanggung dan frustasi hebat.

“Oohh iya sayang.. A..aku cuckold.. Ga pantes dapet kepuasan dan ga boleh enak enakan.”

Jessi pun mencengkram kontolku sangat kuat, “Uuhh gila, pasti kontol kamu rasanya geli dan gatel banget, ga tahan ya sayang?”

<Bukan cuma Fajar, di balik tembok ini pun Rahmi tidak tahan dan langsung mengangkat dasternya dan mengocok memeknya sendiri, sama seperti Bintang, saat di rumah Rahmi juga ga pernah pake pakaian dalam, dengan suara pelan Rahmi berkata, “hahh.. hahh.. kamu suka jadi cuckold sayang? Hahh.. hahh.. padahal ibu sangat berharap sama kamu.. ta.. tapi kamu malah milih jadi pecundang.”>

“Aargh iya sayang.. Aku bener bener gak kuat.. Please sayang.. Sekali aja tolong layanin kontol aku..” pintaku sambil memejamkan mata.

<Karena terus memejamkan mata, Fajar tidak tahu kalau setengah badan Rahmi terlihat sangat jelas, kaki sampai pinggulnya yang montok dan sebagian pantatnya yang besar dan bulat. tentu Rahmi tidak sadar karena terlalu birahi dan sudah tidak kuat lagi, sedangkan Jessi melihatnya, apalagi kocokan memeknya yang semakin cepat dan keras. Aneh saja Fajar tidak sadar dan tidak mendengarnya. Jessi pun membiarkan Rahmi menikmati tontonannya dan langsung lanjut mengerjai Fajar.>

“Cuupp Cuupp ga kan dan ga kan pernah Cuupp Cuupp Selamanya Cuupp Cuupp Seumur hidup kamu Cuupp Bakalan ngerasa nanggung Cuupp Cuupp Bakalan penasaran rasanya Cuupp Cuupp Tanpa ada yang boleh sentuh Cuupp Cuupp atau layanin kontol kamu Cuupp Cuupp kamu harus frustasi nonstop buat aku sayang.” Jawab Jessi sambil berkali kali mengecup tonjolan kontolku.

<Rahmi benar benar sudah tidak tahan lagi ingin orgasme, namun bingung, jika dilantai nanti suaranya terdengar dan harus pel sampai kering, mau buang di tanaman tapi takut mati, akhirnya Rahmi ambil 1 gelas paling besar dan membuang air mineralnya ke atas tanaman dan tanpa pikir panjang langsung orgasme ke gelas kosong itu. Setelah tenang dia langsung menyimpan gelas dan merapikan pakaiannya. Jessi tentu melihat itu dan langsung memberikannya inspirasi.>

“Tapi sebagai gantinya kamu boleh koq orgasme sepuasnya, tapi tanpa disentuh sama sekali dan kalau bisa kamu gedein kontol kamu terus ya sayang, kalau bisa gede banget dan panjang banget sampai bikin semua cewe cewe ngiler.”

“Oohh kenapa sayang?”

“Menurut aku, cowok sempurna dan idaman itu cowok cuckold, tapi kontolnya jumbo, ejakulasi dini, dan susah berdiri.” Lalu dengan sekali tarikan menurunkan celanaku dan memperlihatkan kontol panjang dan besar yang sudah kedutan hebat, “Aku dari dulu pengen banget punya pacar yang kontolnya panjang dan besar banget tapi cuma jadi pajangan doang uuhh sexy banget, ayo dong ngecrot aku pengen disemburin kamu.”

“Aarghh!” Aku tidak kuat lagi menahan birahiku, apalagi dirangsang dengan kata kata vulgar, aku sudah tidak malu dan sudah tidak peduli, aku mengerang panjang dan akhirnya orgasme membasahi wajah Jessi CROOTT!! CROOTT!! CROOTT!! Berkali kali dan sangat hebat.

Seketika aku melotot melihat wajahnya belepotan spermaku sendiri, “Uuhh sexy banget, kamu boleh sayang bukkake aku sepuasnya, tapi caranya harus orgasme sendiri tanpa dipegang atau dirangsang.” Jessi lalu menaikan kembali celanaku.

Berbarengan dengan itu ibu kembali sambil membawa dua gelas air dan obat obatan untuk ku minum, GILA Jessi benar benar membiarkan spermaku tetap berada di wajahnya, malah dia dengan sengaja ngobrol dengan ibu dan tertawa seolah tidak ada yang terjadi.

Ibu terlihat sangat tegang, apalagi ketika menaruh dua gelas di atas meja, tangannya terlihat gemetaran.

Jessi pun mengambil gelas miliknya dan minum sampai habis lalu berkata, “ya udah kalau gitu aku pulang dulu ya, kamu istirahat, aku juga mau langsung tidur, soalnya mulai besok sepulang belajar aku harus langsung ke tempat Jarwo buat ngentot brutal barengan anak buahnya, oh iya aku juga mau keluar tempat les tapi ngaku sama mama masih les, supaya bisa fokus ngentot dan puasin bang Jarwo, nanti uang les yang mahal itu aku kasihin ke bang jarwo supaya dia makin puas hihihih lagian aku udah pinter, ngapain juga masih les.”

Aku tercengang mendengar ucapannya, sudah dapat tubuh Jessi, dapat uangnya juga, namun ibu pun menatap ke arah lain sambil pura pura tidak mendengarkan, aku sadar jika ibu dari tadi menguping di pinggir pintu.

Jessi pun pamitan dengan ibu sambil sungkem dan membersihkan spermaku ke punggung tangan ibu. Anehnya ibu tidak protes dan hanya mengiyakan saja.

Kupikir setelah Jessi pergi ibu akan memarahiku dan memintaku menjauhi Jessi namun ternyata malah aku yang dimarahi olehnya, “Masa kamu biarin cewek pulang sendirian, gimana sih jadi cowok? Minum dulu tuh vitaminnya terus cepet kejar Jessi.”

“Ah iya bu.” Aku pun mengambil vitamin yang dibawakan ibu, meminumnya, lalu mengambil jaket dan kunci motor ibu karena milikku masih tertinggal di bengkel, “Jessii!! Tunggu!!” Teriakku memanggil namanya sambil mengejar Jessi tanpa menengok kebelakang dan tidak tahu apa yang terjadi pada ibu setelahnya.

Singkat cerita,

Aku berhasil mengejar Jessi dan mengantar dirinya dengan Mio ibu, tentu saja aku juga melewati basecamp Jarwo, dan terlihat dirinya sedang minum minum dan tertawa dengan anak buahnya, seketika aku merasa tegang kembali, apalagi Jessi yang langsung menggodaku, “Kamu liatkan tempat barusan, nah mulai besok sepulang belajar aku ngewe disana loh, iya, sama orang orang ga jelas barusan, malah harus aku yang genjot cepat dan mereka cuma diem nikmatin genjotan aku dan semuanya wajib ngecrot di dalam memek aku hihihi gimana?”

“Uuhh gila kamu sayang, godain aku waktu nyetir gini.”

“Hahahaha ayo sayang yang semangat anterin aku nya.” Tanpa kusangka Jessi akan langsung memelukku dan mengeluarkan kontolku, membiarkannya keluar dengan bebas dan mengacung dengan sangat tegang, “jangan dimasukin sebelum nyampe ke rumah, biar kontol kamu yang ga kan pernah disentuh dan dipuasin ini jadi tontonan semua orang, kalau bisa orgasme juga biar orang orang tau kamu ejakulasi dini.”

SIALAN. Aku benar benar terangsang hebat sekaligus merasa sangat terhina dipermalukan dan dilecehkan seperti ini. Namun aku sangat menyukainya. Entah kenapa.

Untungnya, aku langsung ngebut dan tiba di rumah Jessi, “Hihihi makasih ya, kamu udah boleh masukin kontol kamu sayang, atau mau gitu sampe pulang?”

“Engga!!” Balasku sambil memasukan kembali kontolku dan Jessi tertawa puas sudah mengerjaiku.

Tiba tiba Jessi mendekati bibirku dan mengecupnya, “Makasih ya sayang udah jadi cuckold dan mainan aku, sekarang pulang dan istirahat ya, waktu kamu masih panjang.”

Setelah aku mengiyakan, Jessi langsung membuka gerbangnya, berjalan cukup jauh karena halamannya sangat luas dan masuk ke dalam rumah, ketika pintu terbuka, terlihat Ci Mei Mei sedang duduk dan melihat ponselnya, beliau pun menyapa Jessi dan cipika cipiki sambil tersenyum, entah apa yang sedang dibicarakan, namun aku langsung merasa sangat kesal.

Aku pun langsung pergi karena kembali merasa sakit hati dan teringat kata kata penghinaan yang pernah dirinya ucapkan padaku, ketika tiba kembali di basecamp Jarwo tiba tiba aku mendapatkan ilham untuk membalaskan dendam dan sakit hatiku dengan bantuan Bang Jarwo.

Dengan nekat aku turun kesana dan menyapa semua orang.

“Ngapain lu kesini?? Masih kurang hah?” Tanya anak buahnya menegurku.

Namun Jarwo langsung berkata, “eh udah udah, ga apa apa, lepasin, mulai sekarang jangan ganggu dia lagi, lu ngapain kesini cil? Sini minum dulu.”

Untuk menghargai dirinya aku minum segelas minuman keras yang diberikannya padaku, untung saja aku kuat minum sehingga tidak langsung mabuk, “Jadi gini bang.. Aku cuma pengen minta tolong..”

“Minta tolong??”

“Ah iya bang, i..itu juga kalau ga ngerepotin.” Pintaku sambil menunduk ketakutan.

“Hmm.. minta tolong apa??”

Aku mendengus, dan sebelum ke tujuan, aku cerita dulu kalau aku sempat dilecehkan dan dihina oleh orang tua Jessi, mendengar itu Jarwo langsung mengerutkan keningnya, apalagi mendengar kalimat rasisnya, Jarwo pun membalas, “Terus lu pengen gimana??”

“Kalau bisa sih abang juga budakin mamanya, tenang aja bang, masih cantik koq, mukanya sama kaya Jessi, tapi lebih besar dan lebih montok.”

“Hmm bisa sih.. Tapi ada bayarannya cil.”

Aku tahu di dunia ini tidak ada yang gratis, “ga apa apa deh bang, aku punya tabungan, nanti aku bayar.”

“Hehehe kalem bukan bayaran itu maksudnya, gw preman tapi bukan tukang malakin anak orang, ga tega gw, orang udah kerja cape cape malah direbut.”

“Te..terus bayarannya apa bang?”

“Hehehe ibu dibayar ibu dong, kalau lu mau gw budakin ibunya ya lu juga kasih ibu lu buat gw.”

Seketika aku merasa sangat tegang, jelas langsung membayangkan ibu digenjot oleh Jarwo dan anak anak buahnya, namun aku tidak ingin beliau rusak, cukup diriku dan Jessi saja, “Oh gitu ya bang hehehe emmhh skip dulu deh bang.. Kalau gitu aku pulang ya.. Ang.. anggap aja aku ga pernah kesini bang.”

Jarwo dan anak buahnya membiarkanku pulang namun terus menatap ke arahku sambil tersenyum simpul, aku yakin sesuatu akan terjadi pada keluargaku malam ini, dengan ngebut aku kembali kerumah dan berkata pada ibu kalau hari ini akan menginap disini. Bukan karena kangen keluarga tapi firasat burukku selalu terjadi dan sangat yakin Jarwo akan berbuat nekat.

Dengan hati deg degan aku putuskan untuk begadang supaya bisa menjaga ibu dan adikku, namun sayang obat yang kuminum dan kupikir akan membuatku kuat sehingga bisa melindungi keluargaku, ternyata ada efek sampingnya sehingga aku tidak bisa menahan rasa kantuk yang begitu hebat dan akhirnya terpejam dengan sendirinya.​

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *