Skip to content

Digilir Dua Satpam Bejat Pemuas Nafsu…Part-4

Melihat itu Parmin tidak mau diam, kedua tangannya memegang pantat Dewi menyangga posisi Dewi yang sedang berjongkok diatas tubuhnya, lalu Parminpun memulai gerakannnya, perlahan-lahan pantatnya mulai naik turun ssrrtttt…bleesss…ssssrrrttt…bleesss, penisnya keluar masuk di lubang kenikmatan Dewi,

aksi Sugito dan gerakan Parmin membuat rintihan Dewi semakin menjadi-jadi, Dewi dibuat merem-melek oleh aksi mereka berdua. Ia merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa berbeda dari yang ia rasakan semalam. Dewi tidak dapat bertahan lama menghadapi serangan kedua orang ini, puncak kenikmatannya sudah hampir diraihnya, lenguhannya semakin sering terdengar, tubuhnya mulai bergetar menikmati serangan kedua orang ini, tiba-tiba tubuh Dewi mengejang, tangannya memeluk erat Parmin sementara pantatnya ia tekan dalam-dalam menyambut sodokan Parmin, kemudian gerakan tubuhnya terdiam.

“Ouuugghhhh….aaagghhhh…..nniikkmaat…aakuuu…keeellu uaaarr…sssssshhhh…aagghhhhh” Dewi mengerang menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil ia raih.
Creet…sssssrrrr…ccreett…sssrrr…Dinding vaginanya berdenyut-denyut kencang saat lubang kenikmatannya memuntahkan lahar kenikmatannnya. Parmin merasakan hangatnya cairan kenikmatan Dewi yang menyembur membasahi batang penisnya, dan ia merasakan denyutan-denyutan yang sangat kuat meremas-remas batang penisnya.

Sesaat Dewi tengkurap di atas tubuh Parmin, nafasnya memburu, matanya terpejam merasakan kenikmatan yang baru saja ia rengkuh, Parmin dan Sugito membiarkan Dewi menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja direngkuhnya.

“Oohh…nikmat sekali..hhmmmh…”Dewi bergumam sambil matanya masih terpejam, sementara bongkahan pantatnya terlihat mengejut-ngejut, nampaknya lubang kenikmatan Dewi masih menyemburkan sisa-sisa cairan kenikmatannya.

Parmin dengan lembut mulai menciumi Dewi, bibir Dewi dipagutnya dengan lembut yang dibalas oleh Dewi, kedua lidah mereka bertautan, melihat kedua orang itu berpagutan Sugito perlahan-lahan memulai kembali aksinya dengan menciumi punggung Dewi sementara tangannya mulai meremas-remas kedua bongkahan pantat Dewi dengan lembut, ciuman-ciuman Sugito dan remasan-remasan tangan Sugito di kedua bongkahan pantatnya membuat Dewi menggelinjang kegelian, sementara Parmin tidak melepaskan lumatan-lumatan di bibir Dewi.

“Hhhhhmmmmhhh…slllllrrppp….hhhhmmm…sssllrrppp…” Dewi dan Parmin bergumam dan melenguh bersamaan.
Saat itu ciuman Sugito perlahan-lahan semakin menurun kebawah kearah pantat Dewi, Dewi semakin menggelinjang kegelian, entah apa yang merasuki Sugito atau karena Sugito pernah melihat film BF yang ada “Double Penetration”, ciuman Sugito mulai beralih ke pantat Dewi, lubang pantat Dewi yang terpampang dimata Sugito tanpa merasa jijik mulai Sugito ciumi, aksi Sugito semakin membuat Dewi menggelinjang, entah kenapa Dewi merasakan nafsunya perlahan-lahan mulai bangkit kembali,

Tak lama berselang Sugito menghentikan ciuman di lubang pantat Dewi, Sugitopun mulai memposisikan tubuhnya dengan dibelakang tubuh Dewi yang masih tengkurap diatas tubuh Parmin, kemudian Sugito mulai mengoles-oleskan kepala penisnya dilubang pantat Dewi, aksinya ini membuat Dewi menggelinjang karena geli dan kaget, tapi Dewi tidak dapat berbuat banyak karena tubuhnya sedang dipeluk dengan eratnya oleh Parmin, Dewi hanya bisa pasrah merasakan gesekan-gesekan kepala penis Sugito dilubang pantatnya.

“Eeehhh….Git!..aaapppaa..yang kamu lakukan…ooohhh…..geelii….jjanggaan..dimasukkan penismu kesitu…sssshhh…” Dewi merintih kegelian dan ketakutan, Dewi takut kalau Sugito memasukkan penisnya ke lubang pantatnya.
“Tenang bu, nanti juga enak..ibu pasti ketagihan…” Sugito menjawab dengan tenang.

Sleeppp….Sugito menyelipkan kepala penisnya dilubang pantat Dewi, Dewi mengerang saat lubang pantatnya mulai disesaki kepala penis Sugito, Dewi tidak dapat berbuat banyak, karena pelukan Parmin yang erat ditubuhnya dan tangan Sugito yang memegangi pinggangnya, yang hanya Dewi bisa lakukan hanya menggerakkan kepalanya, Dewi merasakan perih saat kepala penis Sugito mulai menerobos lubang pantatnya.

Srrttttt…bleeesss…ssssrrrttt….bleessss…ssssrttt…bl leessss….perlahan-lahan Sugito mulai mendorong masuk penisnya dilubang pantat Dewi, Sugito merasakan jepitan lubang pantat Dewi sangat ketat sekali melingkari batang kemaluannya, dan Sugito merasakan ketatnya gesekan dinding lubang pantat Dewi dibatang kemaluannya, sementara Sugito merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa dengan jepitan lubang pantat Dewi, Dewi sendiri merasakan kesakitan dan perih yang luar biasa dilubang pantatnya.

“Ouugghhh….sssshhhhh…sssaaakkkitttt..peeriihhh…uuu gghhh….amppuunn..Git..cabut penismu …peeriihh..ssshhh…saakiittt…” Dewi menjerit kesakitan.
“Shhh…aaggghh…sssebeeentar bu,…nanti perihnya juga hiilllaang…nnantiii..ibu juga akan merasakan eenaaakkk…” Sugito menjawab.

Bleessss…..Dengan sekali hentakan akhirnya seluruh batang kemaluan Sugito terbenam seluruhnya di lubang pantat Dewi. Hentakan Sugito membuat Dewi melenguh kesakitan, sementara Sugito sendiri dan Parmin merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Mereka merasakan jepitan di penis mereka sangat erat sekali, baik Sugito maupun Parmin merasakan kedutan-kedutan yang tiada taranya, selain kedutan-kedutan dari dinding kedua lubang Dewi mereka masing merasakan kedutan-kedutan batang kemaluan mereka.

Sugito merasakan kedutan batang kemaluan Parmin, Parmin sendiri merasakan kedutan batang kemaluan Sugito. Tak lama berselang Sugito dan Parmin mulai memaju-mundurkan penis mereka, mereka tidak memperdulikan jeritan kesakitan Dewi, yang mereka pikirkan saat ini adalah kenikmatan yang sangat luar biasa, nampak penis mereka keluar masuk dengan perlahan di kedua lubang Dewi.

Ssrrrttt…bleess….ssrrtttt…bleesss….ssrttt…bleeess…
“Ouughh….aaagghhh..enak..sekallii….” Sugito melenguh keenakan.
“Iyaaahh…vaginanya …jaddiii.,..ttaammbah seempitt…mememang.,…eenaakk..” Parminpun mengerang keenakan.
“Ouughh….ssaakiiit…sudaaaahh…akkuu….tidddakk..kkuatt…pperiihhh…ooouughhh..ampunn..” Dewi merintih kesakitan.

Sugito dan Parmin mendengar rintihan Dewi bukannya menghentikan gerakan mereka, tapi malah menambah ritme gerakan mereka… gerakan penis mereka semakin cepat keluar masuk dilubang kemaluan dan pantat Dewi. Gerakan keluar masuk penis mereka semakin lancar dikarenakan lubang kemaluan Dewi yang semakin banyak mengeluarkan cairan pelican ini, dan kedua penis mereka yang juga semakin banyak mengeluarkan cairan pelicinnya.

Perlahan-lahan rintihan kesakitan Dewi berganti menjadi erangan dan lenguhan kenikmatan, rasa perih yang tadi dirasakan oleh Dewi berganti menjadi rasa nikmat yang belum pernah Dewi alami selama ini, Dewi mulai bisa merasakan gesekan-gesekan kedua batang penis Sugito dan Parmin pada dinding lubang kemaluan dan pantatnya. Terlebih Dewi merasakan sensasi yang sangat luarbiasa pada dinding yang membatasi antara lubang vagina dan lubang pantatnya, karena di dinding itu ia merasakan pergesekan yang sangat luar biasa.

Dewi merasakan penis Parmin dan Sugito menggesek-gesek dinding tersebut dengan eratnya, mata Dewipun dibuat merem-melek, lenguhan-lenguhan kenikmatannya semakin kuat.
“Ouughhh….sssshhh…aaaaghhh…enaakk…sssshhh..terusss ….aaaagghhh….oouughhh….kontoooolll…kalian mmeemmbuuaatkkkuu….mellaaayang….oougghh….terusss…. .jjangaan..berhenti..” Dewi meracau keenakan.

“Akkuu…ssudah…bbillanng…tadi…pasti ….. ibuuuu…akaaaann..keeenakaann…hhhhmmmm… lubang pantat ibu gaaakkk…kalahh..dengan…hhmmm….aaaggg…mmeemek ibu…enaakknya..’ Sugito menjawab sambil mengerang keenakan..merasakan sempitnya lubang pantat Dewi.
“Iyaaahhh…akuu juggaaa…keeenakaan..vaginanya tambah seeempiitt…niiihhh…aaaagghhh…ooughhh…aakuu juga pengen nyobaain…anusnya…nanti” erang Parmin yang juga sedang merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.

Keringat mereka semakin banyak keluar, bunyi beradu tubuh mereka yang penuh dengan keringat menambah nafsu mereka semakin memuncak, lenguhan dan erangan mereka semakin sering terdengar. Gerakan penis Parmin dan Sugito semakin cepat keluar masuk di kedua lubang Dewi, tak lama berselang gerakan tubuh Sugito dan Parmin semakin tidak beraturan, nafas mereka semakin memburu.

“Ouugghhh…akuuu…tidakk..tahhaan…lagi…akku…mmaaaau. .keluuaaarr…aarrrgghhh…sshhss …..eenaaakkk…memmekkmm…ibbuuu….” Parmin mengerang keenakan saat merasakan puncak kenikmatan yang berhasil ia rengkuh kembali.
“Iyyyaaaa….aargghhhh…akuuu…jugga..tidak….taahhhaan n…llagii…aakuuu…juga..mau..keluar…oouggghh…eenaaak kk..betul…ngentooottt….sssaaama..ibuuu…..” Sugito pun mengerang menimpali erangan Parmin, iapun merasakan puncak kenikmatannya yang berhasil direngkuhnya kembali.

“Akkkuuu……jugggaaa….oouggghhh….aaaaaaarrghhh…..kon tooooll…kaliiiaaannn…mmemang.. betulll….eenaaakkk…..aaaaahhhh..sssshhh….akkuuu…be tuuulll…pppuuaaasss…oohhhh..” Dewi melenguh keenakan menyambut penggapaian dari puncak pendakian kenikmatanya yang untuk kedua kalinya ia capai di dinihari ini.

Digilir Dua Satpam Bejat Pemuas Nafsu

Creeettt…ssrrrrr….creetttt…ssssrr….ccrreettt..sssr r….ccreettt….lahar kenikmatan mereka menyembur berbarengan, kemaluan mereka mengejut-ngejut bersamaan menembakkan cairan kenikmatan mereka, tubuh mereka mengejang bersamaan, erangan dan lenguhan mereka terdengar bersahutan.

Akhirnya setelah tetes terakhir dari lahar kenikmatan mereka keluar dari kemaluan mereka, dan badai nafsu mereka mereda, ketiganya terkapar, tubuh mereka terlentang berdampingan sementara nafas mereka masih memburu, dan mata mereka terpejam menikmati sisa-sisa dari pergulatan birahi mereka yang baru saja mereka raih sampai kepuncaknya.

Pergulatan mereka bertiga masih dilanjutkan terus sampai matahari terbit, dengan berbagai perubahan posisi, kadang Parmin yang menggarap lubang pantat Dewi sementara Sugito menggenjot vagina Dewi dari bawah, atau Sugito menggenjot anus Dewi dengan gaya doggie style sementara Parmin di depan memaju-mundurkan penisnya dimulut Dewi, berbagai posisi mereka coba dan nafsu Dewi betul-betul terlampiaskan oleh aksi Parmin dan Sugito.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *