Lanjutan 6 ….
“Hadi masuk sini nak”. Begitulah suara yang terdengar dari dalam kamar.
Aku langsung diam membeku , aku melihat lurus kedalam kamar sembari masing memegang celana ku yang belum benar benar rapi.
“Bu …?”. Hanya kata itu yang keluar dari mulut ku , hanya sekedar untuk memastikan apakah yang aku dengar tadi bukan hayalan ku saja.
“Udah masuk sini”. Kata ibu lagi dari dalam kamar
Aku pun dengan langkah perlahan , mencoba memasuki kamar.
Kusibak gorden kamar ibuku dan mulai melangkah kan kaki ku yang terasa berat.
Dan tanpa terasa aku sudah berapa didepan kasur ibuku karena pandanganku hanya tertuju pada ibuku yang masih dengan posisi yang sama.
Matanya yang menatapku sayu , keringat yang bercucuran dari keningnya , badannya yang telanjang bulat , payudara besarnya yang menggantung bebas dan pastinya yang membuat aku menelan ludah , ibu tidak mencoba menutupi bagian paling rahasianya justru kakinya terbuka lebar mempertontonkan memeknya yang sudah basah kuyup dan lubangnya yang agak terbuka karena timun yang habis ‘dipermainkan’ oleh ibu.
“Sini , berdiri di samping ibu”. Kata ibu lirih
Seperti anak kecil , aku pun langsung menurut dan berjalan ke samping tempat tidur ibuku.
Karena posisiku yang berdiri dan ibu yang tiduran setengah bersandar , posisi kontolku pas didepan wajah ibuku.
“Kamu ngapain tadi liat ibu Di?”. Tanya ibu ku
Seperti orang bisu aku tidak bisa menjawab , mata ku masih tertuju pada tubuh ibuku yang telanjang tepat didepan mataku.
“Sejak bapak mu gak ada , ibu jadi kesepian Di”. Kata ibu ku pelan menatapku sayu
“Tapi karena ibu mikirin kamu , ibu gak pernah kepikiran nikah lagi makannya ibu kaya gini buat muasin diri ibu”. Lanjut ibuku
Tapi kata kata dari ibu tidak bisa ku dengar , aku masih terbenam dalam lamunan melihat pemandangan didepan ku hingga aku disadarkan saat tangan kiri ibuku mengelus pelan celanaku tepat di posisi kontolku berada.
“Kamu suka lihat tubuh ibu Di ? Sampai punya mu besar lagi padahal tadi baru keluar kan”. Kata ibu ku
“Kalau kamu suka , kamu boleh liat tubuh ibu tapi cuma lihat ya dan jangan bilang siapa siapa”. Kata ibuku lagi
Aku langsung menganggukan kepala dengan sangat cepat , seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
Dengan perlahan ibu meremas payudara nya dan mulai memainkan kembali memeknya , dan lalu berkata …
“Ayo katanya kamu suka lihat tubuh ibu , keluarin punya mu Di mainkan seperti tadi”. Suruh ibu ku
Dengan tergesa gesa langsung aku menurunkan celana beserta boxer ku dan kembali terbebaslah kontol ku yang sudah tegang kembali.
Seperti mimpi aku mengocok kontol ku dengan sangat bernafsu didepan wajah ibuku sendiri , dan ibuku juga terlihat sangat bernafsu memainkan memeknya hingga menimbulkan suara becek.
“Ahhh aaahhh hadii …. Kocok terus nak emmmm terusss ahhhhhhh”. Racau ibu ku yang semakin membuatku bernafsu
Gerakan tubuhnya yang makin tidak beraturan membuat payudara besar nya terombang ambing kesana kemari , dan tanpa sadar kuremas satu payudara.
Spontan aku kaget dengan kelakuan ku sendiri , karena takut ibu menjadi marah.
Tapi reaksi yang terjadi justru sebaliknya , ibu malah mendesah semakin keras ketika payudara nya kuremas.
“Aaduhhhhh uhhhh aduhhhh hadiiii ahhhh …. Remas nak ahhh remas yang kuat emmmm mainin pentil ibu Di”. Kata ibu yang seperti orang kesetanan.
Mendengar itu , semakin keras ku meremas dan memainkan payudara besar ibuku.
Tidak lupa putingnya yang mengacung tegak kupilin dan kupermainkan dengan jariku.
Walaupun diluar dingin , ruangan kamar yang memang kecil dan jendela yang tertutup semakin membuat hawa malam itu terasa panas.
Keringat semakin banyak menetes dari tubuh kedua orang yang sedang dimabuk nafsu tersebut.
Setelah cukup lama , Hadi pun teringat dengan salah satu adegan yang di lihat ketika mengintip Bu Dewi.
Dilepaskan kedua tangannya dari kontol dan payudara ibunya , dan justru tangan itu berganti memegang kepala ibunya untuk menghadap kearah kontolnya yang sudah tegang sedari tadi.
Kutatap mata ibuku sejenak yang melihat ke arah ku , seperti sudah tau apa yang aku mau , sedetik kemudian kontolku sudah terbenam masuk kedalam mulut ibuku.
Seperti ada listrik yang menjalar di tubuhku ketika kontolku masuk kedalam mulut ibu , terasa hangat dan basah.
Dengan perlahan ibu mengulum kontolku , sesekali dikeluarkan dari mulutnya untuk menjilati batangku den mengocoknya dengan lembut , sesekali kontolku juga dihisap kuat hingga bulu kudukku berdiri.
Mungkin karena ibu berfokus pada kontol ku , tangan yang awalnya memainkan memeknya sekarang justru berpindah memainkan kontolku.
Melihat memeknya yang terekspos dengan kaki yang terbuka lebar , kucoba mengelus pelan memek ibuku.
Terasa sangat basah sekali , tapi karena ini pertama kali aku memegang memek asli , aku hanya memainkannya secara asal.
Melihat hal ibu , ibuku justru menuntun tangan ku agar memainkan bagian atas memeknya.
Kurasakan tonjolan kecil disitu dan langsung kumainkan dengan sesukaku , langsung tubuh ibuku menggelinjang dan terasa sedotannya di kontolku semakin kencang.
“Emmmm mmm emhhh emmm ehmmmm”. Hanya suara itu yang keluar dari mulut ibuku yang tersumpal kontolku.
Tapi bisa kupastikan jika ibu juga menikmatinya , karena semakin banyak cairan yang keluar membanjiri memeknya.
Tanpa disuruh , kucoba memasukan jari tengah ku kedalam lubang memek ibu , terasa menjepit tapi agak lebar fikirku.
Aku pun mencoba memasukan 2 jari kedalam dan langsung mengeluar masukan jari ku dilubang memek ibu.
Semakin kencang ku memainkan , semakin kencang pula kuluman ibu ku.
“Buuu enak Bu …. Emutin kontolku Bu uhhhh sedot Bu .. sedot yang kencang lagi Bu”. Kata ku dengan bernafsu
Kulihat ibuku bergerak semakin tidak karuan seperti waktu aku mengintip tadi , dan aku tau itu tandanya ibuku sudah akan mencapai puncak kenikmatan.
Kurasakan juga desakan sperma ku yang sudah siap menembak dari kontolku.
Kumainkan jari ku semakin kencang , dan kupegang kepala ibuku agar semakin cepat bergerak maju mundur.
Kumainkan dengan cepat jariku dimemek ibu dan ketika kurasa aku dan ibu sudah akan mencapai puncak , kutarik keluar dengan cepat jari ku.
Bersamaan dengan itu , keluar air yang cukup banyak dari memek ibuku hingga membuat beberapa kali tubuhnya mengejang.
Tidak mau kalah , aku pun langsung menekan kepala ibuku agar kontol ku terbenam sangat dalam didalam tenggorokan nya.
Kurasakan beberapa kali kontolku mengeluarkan cairan kental putih ku didalam mulut ibu.
Dengan terpaksa juga , ibuku harus menelan semua sperma yang aku keluarkan dimulutnya.
Setelah aku menikmati kenikmatan itu , kucabut kontolku dari mulut ibu.
Ibuku langsung berbaring terlentang dengan mata terpejam dan dengan tubuh telanjang penuh keringat , terlihat ibuku mencoba mengatur nafas.
Terlihat juga sedikit cairan putih kental diujung bibirnya.
Aku yang juga sudah kelelahan langsung duduk ditepi ranjang.
Aku pun mencoba mengatur nafas sambil berfikir dengan apa yang barusan aku lakukan.
Kutatap kembali tubuh ibuku yang tanpa sehelai benang , terlihat sangat seksi dan menggoda.
Kucoba kembali menjamah memeknya , tapi belum juga tangan ku menyentuh kembali memeknya , ibuku sudah berkata.
“Hadi … Nak … Kalau kamu suka atau mau , kamu gak papa lihat tubuh itu , tapi punya mu jangan sampai masuk sini”. Kata ibu ku sambil mengelus memeknya.
“Kalau mau kaya tadi aja , kamu pakai mulut ibu asal jangan bilang siapa siapa”. Lanjut ibu lagi
“Iya Bu”. Hanya itu jawaban yang keluar dari mulutku.
“Nak , tolong bantu ibu bangun ibu mau bersih bersih di kamar mandi”. Kata ibuku sambil mengulurkan tangannya.
Kucoba merapikan celanaku dahulu yang masih berantakan tapi langsung ditegur oleh ibu.
“Gak usah di pakai celananya , dilepas aja sekalian punya mu dicuci”. Kata ibu
Aku pun langsung melepas celana dan boxer ku dan akupun membantu ibuku bangun serta memapah ibu menuju kamar mandi.
Ketika sampai di kamar mandi , kubantu membersihkan tubuh ibuku bahkan ketika membersihkan memeknya , sesekali aku mencoba memasukan jariku kedalam lubang itu seperti tadi.
Ibuku yang tanpa perlawanan sama sekali hanya bisa melenguh sesekali.
Ketika sedang asyik dengan aktifitas itu , tiba tiba ibu berkata.
“Uhhhh Nak sudah emmmm , besok lagi ya mmm ini sudah malam nak”. Kata ibuku mencoba tetap berdiri ketika tubuhnya kupermainkan.
“Aduhhh udah nak … Badan ibu sudah dingin ini”. Kata ibu kembali memohon.
Mendengar perkataan ibu , aku pun langsung menghentikan aktifitas ku setelah selesai gantian aku yang membersihkan kontolku.
Tadinya aku ingin ibu yang membersihkan kontolku , tapi karena ibu sudah terlihat sangat lemas aku pun seperti tidak tega.
Ku tuntun kembali tubuh ibu ke kamar , kubantu mengenakan pakaiannya kembali.
Ketika semuanya sudah rapi aku pun hendak keluar dari kamar , tapi langkah ku kembali terhenti ketika ibuku memanggil.
“Hadi … Kamu malam ini tidur sama ibu aja ya”. Kata ibu ku dengan pandangan sayunya
Dan tentu saja jawaban ku masih dengan Jawaban yang singkat kembali.
“Baik Bu”.
Aku pasti bermimpi indah malam
ini.
Bersambung …….