Lanjutan 9 …
Aku terbangun dari tidur ku , kulihat ibu sudah tidak ada di kasur dan hari sudah mulai menjelang malam.
Kucoba keluar kamar dan mencari ibu , ternyata ibu sedang memasak di dapur.
“Sudah bangun nak , mandi dulu sana sudah mau magrib”. Kata ibu ketika melihat ku
“Iyaa Bu”. Kata ku sambil berjalan kearah kamar mandi
Tidak lupa ketika aku lewat disamping ibu , ku remas pantat besar yang sudah berhasil kunikmati tadi.
“Hadi .. udah nak masa belum puas kamu , badan ibu udah capek semua “. Kata ibu sambil menepis tangan ku
“Hehehe iya Bu cuma iseng aja”. Kata ku sambil terus berjalan menuju kamar mandi.
Singkat cerita aku pun sudah selesai membersihkan diri dan hanya duduk bersantai didepan televisi.
Tidak lama kemudian ibu pun menyusul ku sambil menikmati tontonan yang ada di televisi.
“Hadi , jangan sampai ada orang tau apa yang kamu sama ibu lakuin tadi”. Kata ibu ku
“Iya tidak bakal kok Bu , paling cuma teman teman saja nanti”. Jawab ku
“Kok malah teman teman sih nak?”. Tanya ibuku
“Kan katanya aku boleh jual memek ibu”. Kata ku tanpa basa basi
“Kamu masa beneran mau jual memek ibu?”. Tanya ibu ku
“Bukannya ibu juga mau?”. Kata ku balik bertanya ke ibu
“Ibu bilang gitu kan cuma buat nurutin kamu aja tadi nak”. Kata ibu ku
“Tapi emang ibu bakal nolak?”. Tanya ku lagi
“Kamu ini , lihat nanti saja kedepannya tapi sekarang jangan sampai orang lain tau”. Kata ibu dengan nada serius
“Iya Bu tidak kok”. Kata ku lagi
“Ya sudah ibu mau istirahat duluan , badan ibu pegal semua gara gara kamu jadi ibu mau tidur awal”. Kata ibu sambil berdiri dan berjalan menuju kamar tidur.
“Mau aku temani Bu?”. Tanya ku
“Ndak usah , nanti yang ada ibu gak jadi istirahat”. Jawab ibu yang sudah tau dengan fikiran ku
Kemudian aku pun melanjutkan menonton televisi beberapa lama , dan karena aku pun tidak sedang ingin keluar rumah maka aku memutuskan untuk istirahat saja malam ini.
Tidak terasa pagi menjelang , seperti biasa akupun melanjutkan aktifitas lagi ku.
Ketika aku sedang memberi makan kambing di kandang , tiba tiba ibu memanggilku.
“Nak tolong antarkan kue dagangan ke warungnya Bu Nurul”. Kata ibu
“Baik Bu”. Jawab ku
Aku pun bergegas kembali kedalam rumah.
“Tumben jam segini sudah siap semua Bu”. Kata ku sambil melihat kearah jam yang kurasa masih cukup pagi
“Iya ibu mau langsung kepasar soalnya”. Kata ibu sambil memberi ku tas dengan isi penuh kue
“Yasudah aku berangkat dulu Bu”. Kata ku
“Iya hati hati nak”. Balas ibu
Aku langsung menuju ke rumah Bu Nurul , dan karena hari memang masih pagi aku lebih memilih untuk berjalan kaki saja sambil menikmati suasana desa.
Kulihat banyak warga desa yang mulai berangkat bekerja entah ke kebun ataupun ke pasar , sesekali juga kulihat anak anak yang mulai berangkat ke sekolah.
Ketika sedang perjalanan , aku tidak sengaja berpapasan dengan Rizky anak dari Bu Nurul yang sedang bersepeda menuju ke sekolah.
“Loh riz berangkat?”. Tanya ku basa basi
“Iya bang , ada jadwal piket soalnya , Abang mau antar dagangan?”. Tanya Rizky
“Iya ini , ibu ada dirumah kan?”. Tanya ku
“Ada kok bang tapi tumben masih pagi sudah antar kewarung biasanya masih nanti”. Kata Rizky
“Itu tadi ibu juga sedang siap siap buka warung”. Lanjut Rizky
“Iya kebetulan bisa antar pagi , yasudah hati hati kalau gitu”. Kata ku sambil melanjutkan perjalanan
*Iya bang”. Kata Rizky sambil kembali mengayuh sepedanya
Setelah berjalan beberapa lama , aku akhirnya sampai dirumah Bu Nurul.
Rumahnya cukup besar untuk ukuran orang kampung , karena memang suami Bu Nurul adalah orang rantau di kota yang hanya pulang beberapa bulan sekali.
Ketika kulihat warung Bu Nurul masih tutup , walau memang ini masih cukup pagi tapi seingat ku seharusnya jam segini sudah mulai buka.
“Assalamualaikum”. Kata ku memberi salam
Tapi tidak ada jawaban dari dalam.
“Assalamualaikum, Bu …”. Kata ku mengulangi salam
Tapi masih juga tidak ada sautan dari dalam.
Kuputuskan untuk menunggu beberapa saat , karena tidak mungkin juga aku membawa kembali kue kue ini ke rumah dan seingat ku kata Rizky tadi ibunya juga sedang siap siap buka warung jadi harusnya hari ini tidak tutup.
Tapi setelah beberapa lama , masih tidak ada juga tanda tanda warung nya akan buka.
Aku pun mencoba berjalan mengelilingi rumah , siapa tau Bu Nurul sedang ada di bagian belakang rumah sehingga tidak mendengar suara ku tadi.
Setelah aku mencoba berkeliling , aku mendengar suara dari kamar paling belakang , jadi memang ada orang didalam rumah.
Belum sempat aku memanggil , justru suara yang tidak asing yang kudengar yaitu suara erangan dan desahan.
“Apa suaminya Bu Nurul dirumah ya”. Fikir ku
Tapi ketika aku didepan rumah nya tadi , tidak ada kendaraan milik suami Bu Nurul yang biasa diparkirkan didepan rumah.
Apa aku yang salah dengar.
Kembali aku mencoba mendengarkan suara tersebut untuk memastikan dan memang benar itu suara desahan.
Aku yang penasaran , mencoba untuk mencari cara supaya bisa melihat apa yang ada didalam rumah.
Tapi tidak ada celah sedikitpun karena memang rumah Bu Nurul dindingnya dari bata semua.
Akupun terus mencari cara sebelum yang ada didalam menyelesaikan ‘urusannya’.
Ketika aku berkeliling , kulihat didepan pintu belakang rumah ada dua pasang sepatu yang tergeletak disitu.
Aku pun tidak terlalu menghiraukan hal itu karena aku masih mencoba mencari cara melihat apa yang terjadi didalam.
Dan karena aku tidak menemukan celah sedikitpun akupun mencoba nekat masuk lewat pintu belakang yang ternyata tidak terkunci.
Kucoba membuka pintu sepelan mungkin dan masuk ke dalam rumah.
Mengikuti bentuk rumah yang aku lihat dari luar , kucoba mencari asal suara yang aku dengar tadi dengan perlahan.
Hingga akhirnya aku sampai pada kamar paling pojok dekat dengan kamar mandi.
Dan dari suaranya , memang suara itu asalnya dari kamar tersebut.
Ketika kucoba lihat yang ada didalam kamar , aku benar benar dibuat terkejut.
Kulihat ada 3 orang didalam sana yang salah satunya sudah jelas Bu nurul.
Terlihat Bu Nurul yang biasanya memakai pakaian gamis panjang dan jilbab lebar , sekarang didepan mata ku Bu Nurul hanya mengenakan jilbab saja tanpa pakaian sama sekali.
Bu Nurul bersimpuh dengan posisi menungging diatas kasur , dan ada 2 orang laki laki yang sedang berdiri didepan dan belakangnga.
Dapat terlihat kelau kedua orang tersebut sedang menggoyangkan dan memaju mundurkan kontolnya didalam mulut dan lubang kenikmatan Bu Nurul.
Yang membuat ku lebih terkejut adalah kedua orang itu adalah Pak RT dan Pak Adam.
“Uhhh enak juga memek mu Bu … Suami mu jarang di rumah jadi jarang dipakai ini”. Kata pak RT sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
“Udah buruan pak saya juga mau pakai memeknya”. Kata pak Adam sambil menikmati sepongan dari Bu Nurul.
“Iya sebentar saya juga sudah mau keluar”. Kata pak RT sambil mempercepat tempo goyangannya.
“Uhhhh hmmm Bu Nurul haahh hahhh saya keluar didalam ya”. Kata pak RT
“Ahhh ahhhh jangan pak ahhhh jangan di dalam , di luar saja”. Kata Bu Nurul sambil melepaskan kulumannya di kontol pak Adam.
“Udah ahhh udah gpp uhhhh nanti anggap aja bayar iuran bulanan buat RT”. Kata pak RT lagi
Dan …
“Pakkk pakkkk jangan pakkk aahh ahhh ahhhhhhhhhhhhh”.
Bersamaan dengan suara lenguhan panjang Bu Nurul , pak RT dengan hentakan kerasnya membenamkan seluruh kontolnya kedalam lubang memek Bu Nurul.
“Enak kan Bu”. Kata pak RT sambil menarik keluar kontolnya yang sudah mulai lemas terkulai.
Bu Nurul hanya bisa mengangguk pelan.
Lalu *Plakkkk
“Nih pak Adam gantian”. Kata pak RT sambil menampar pantat besar Bu Nurul.
Terlihat jelas kontol pak RT yang mengkilap karena cairan memek bercampur dengan spermanya tadi didalam lubang kenikmatan Bu Nurul.
“Pak , kalau mau Makai memek saya buruan keburu siang saya masih harus buka warung”. Kata Bu Nurul sambil mulai rebahan dan melebarkan kakinya didepan pak Adam.
Tanpa fikir panjang , pak Adam langsung mulai memposisikan kontolnya di depan lubang memek Bu Nurul dan dengan sekali dorongan
*Blesss
“Uhhhhh pakkkk”. Desah Bu Nurul ketika kembali memeknya dimasuki oleh benda panjang milik pak Adam
Pak Adam pun langsung memompa memek Bu Nurul dengan sangat kasar.
“Ahhh pakkk ahhhhh terusss pak …. Yang cepat pakk”. Kata Bu Nurul
Pak Adam dengan semangat semakin cepat memaju mundurkan pinggulnya.
Dilain sisi , pak RT mulai mendekati wajah Bu Nurul dan mengarahkan kontolnya tepat didepan bibir Bu Nurul.
“Bu , bersihkan kontolku sekalian”. Kata pak RT
Dan tanpa harus diulang , Bu Nurul langsung mulai menjilati dan mengulum kontol pak RT.
“Doyan banget sama kontol Bu”. Kata pak RT sambil melihat Bu Nurul yang sedang memberi service tambahan pada kontolnya
“Emang doyan ini pak , buktinya suami gak ada tapi memeknya lebar gini”. Balas pak Adam sambil terus memompa kontolnya di memek Bu Nurul
“Udah di pake berapa orang Bu?”. Tanya pak RT sambil mencabut kontolnya dari mulut Bu Nurul supaya bu Nurul bisa menjawab
“Uhhhh ban uhhhh banyak ahhh banyak pak”. Kata Bu Nurul terbata bata
“Berapa banyak emang Bu?”. Tanya pak RT yang mulai mengelus eluskan kontolnya pada pipi Bu Nurul
“Egghhhh enggak ahhhhh enggak tau pakkkk uhhhh sepuluhhh ahhhh sepuluh mungkin”. Kata Bu Nurul lagi
“Siapa aja Bu?”. Tanya pak RT lagi
“Ahhhhh ahhhhh pakk ahhh banyakkkk uhhhh pelanggan ahhh pelanggan di warungggg”. Kata Bu Dewi agak tidak jelas
“Pantesan longgar gini”. Kata pak Adam
“Inimah jualan memek bukan jualan warung”. Kata pak Adam mempercepat goyangannya sembari meremas payudara Bu Nurul dengan keras
“Ahhhh pakkkk ahhhhh jualan uhhh jualan warung pakkk”. Kata Bu Nurul
“Bu saya mau keluar , didalam ya”. Kata pak Adam
“Jangan pak ahhh tadi ahhhh ahhh sudah di isi uhhhh pak RT”. Kata Bu Dewi sambil mencoba mendorong badan pak Adam
“Makanya ahhh saya juga ikut ngisi ahhhh ahhhhh nihhh sperma saya Bu uhhhh”. Kata pak Adam sambil membenamkan kontolnya sedalam dalamnya di lubang memek Bu Nurul
“Ahhhh pak saya sampeeee uhhhhhh”. Erang Bu Nurul
Pak Adam membenamkan kontolnya cukup lama hingga akhirnya di cabut juga dan *Plop …. Cairan putih kental yang saking banyaknya mulai menetes luber keluar dari lubang memek Bu Nurul
“Gimana Bu enakan didalam kan , makannya jangan nolak”. Kata pak Adam
“Hahh hahhh iya enak pak hahh tapi hahhh saya takut hamil”. Kata Bu Nurul masih sambil mengatur nafas
“Udah sering ngelonte kok masih takut hamil sih Bu”. Kata pak RT
“Hahhh saya enggak ngelonte pak”. Kata Bu Nurul masih terkulai lemas di atas kasur
“Enggak gimana , itu buktinya sudah banyak yang pakai kan”. Kata pak Adam
“Iya banyak tapi kan gak saya jual pak”. Jawab Bu Nurul
“Terus kalau gak jualan apa”. Kata pak RT sambil meremas remas payudara Bu Nurul
“Uhhhh pak …. Yaaa ahhh tinggal pakai aja pak”. Kata Bu Nurul
“Memeknya gratisan nih Bu”. Kata pak Adam sambil memasukan jarinya kelubang memek berlendir milik Bu Nurul
“Pakkk sudahhhh memek saya ngiluuu”. Kata Bu Dewi
“Sudah jawab aja pertanyaannya”. Kata pak Adam yang malah mulai memainkan lubang memek Bu Nurul
“Uhh iya gratis pak asal gak keluar didalam”. Kata Bu Nurul
“Gimana ceritanya bisa gratis Bu?”. Tanya pak Adam lagi
“Gara gara si Agus anaknya Bu Dewi itu pak , kalau ke warung suka goda goda saya sering Noel Noel kadang malah remas pantat saya kalau di warung , awalnya saya nolak sampai marah karena risi tapi si Agus getol banget godain saya sampe saya capek sendiri”.
“Lama lama karena udah capek , jadi kadang saya diemin walau masih sering saya tolak …. Bukannya sembuh malah nambah jadi , dari yang cuma remas pantat jadi mulai suka remas tete saya”. Kata Bu Nurul
“Terus gimana Bu?”. Tanya pak Adam penasaran
“Uhhh pak nanya nya jangan sambil mainan memek saya dong pak”. Kata Bu Nurul, karena sedari tadi jari pak Adam masih setia memainkan memek Bu Nurul
“Udah anggap aja pemanis , ibu cerita aja sambil nikmatin”. Kata pak Adam
“Uhhhh iya dek pakkk”. Kata Bu Nurul
“Iya deh pak … Terus ya gitu saya langsung marah tapi besok nya si Agus tetap datang lagi ke warung , sehari bisa beberapa kali cuma buat gerayangin badan saya”.
“Saya sendiri lupa kapan mulai nya , tapi lama kelamaan saya malah Nerima Nerima aja kadang si Agus kalau ke warung malah langsung berdiri di belakang saya cuma buat mainan tete sama pantat saya”.
“Sampai waktu itu pagi pagi si Agus ke warung tiba tiba langsung mainin tete saya dari dalam baju , karena emang sepi jadi lama tete saya dimainin sampe saya kebawa malah saya gak sadar tau tau tangannya di Agus udah mulai mainin memek saya pak”. Kata Bu Nurul
“Saya sebagai wanita normal juga kebawa nafsu , dan pas hari itu pertama kali nya memek saya di pake sama Agus”. Kata Bu Nurul
“Ibu di pake di warung berarti?”. Tanya pak RT
“Iya pak , apa lagi gara gara udah make memek saya sekali , si Agus jadi hampir tiap hari minta terus kadang juga sampe maksa kalau saya nolak”. Kata Bu Dewi
“Gimana ceritanya bisa jadi banyak yang make Bu , emang gak ketahuan?”. Tanya pak Adam mengulang pertanyaannya di awal cerita tadi
“Ya itu pak gara gara si Agus make saya di warung , kadang suka gak merhatiin kalau ada orang ke warung mau beli”.
“Kalau pun ada yang datang , bukannya buru buru biar gak ketahuan si Agus malah nyantai aja goyang memek saya sampai ketahuan orang beli”. Kata Bu Nurul
“Bukannya gimana , waktu tau yang Dateng laki laki si Agus malah nawarin memek saya ke orang yang datang ke warung”.
“Walau saya nolak , si Agus malah ngancam bakal di sebarin ke desa makannya saya mau gak mau nurut juga”. Lanjut Bu Nurul
“Terus habis itu bukannya kapok si Agus malah terus terusan kaya gitu , tiap ada pembeli cowok ke warung pasti tetap lanjut make memek saya tapi kalau uang beli cewek baru deh berhenti makannya yang make saya banyak pak cuma saya selalu minta kalau keluar jangan didalam gitu”. Kata Bu Nurul
“Saya aja sampe pernah dikerjain sama si Agus”. Kata Bu Dewi
“Dikerjain gimana emang Bu?”. Tanya pak RT
“Si Agus lagi goyang saya dari belakang, saya nungging hadap ke tembok jadi belakang jadi saya gak bisa lihat orang yang datang ke warung”.
“Waktu lagi main , saya kaya denger suara langkah kaki ke warung tapi saya coba tungguin gak ada suara orang manggil buat beli , jadi saya diem aja sambil terus digoyang sama Agus”.
“Pas di tengah tengah main , tiba tiba si Agus nyabut kontolnya tapi belum juga saya noleh ke belakang memek saya udah kemasukan kontol lagi jadi saya cuma diem sambil nikmatin aja sampe saya ngerasa kok kontolnya kaya beda dari punya Agus waktu saya nengok kebelakang ternyata bener yang lagi make memek saya bukan si Agus”.
“Si Agus malah duduk di kursi sambil nontonin saya di pake , saya antara marah kesel sama nafsu soalnya gak cuma 1 orang tapi ada 2 orang yang 1 lagi make memek saya yang 1 nya lagi ngocok sambil nontonin temennya make memek saya”.
“Yang bikin saya makin kesel , yang make memek saya anak anak baru lulus sekolah yang umurnya gak beda jauh dari anak saya pak”.
“Kesel apa nafsu Bu?”. Tanya pak Adam sambil memasukan semua jari telunjuk nya ke lubang memek Bu Nurul
“Uhhhh nafsu juga pak”. Kata Bu Nurul jujur
“Kalau kaya gitu ya ibu minum pil KB aja lagian yang make memek ibu banyak”. Kata pak Adam
“Enggak pak gak berani , kalau ketahuan suami beli pil nanti di kira gimana gimana”. Kata Bu Nurul
“Tadi saya sama pak RT udah terlanjur tembak dalem juga tuh”. Tambah pak Adam
“Udah terlanjur pak semoga aja gak jadi”. Kata Bu Nurul
Setelah berbincang lagi , pak RT dan pak Adam mulai merapikan pakaiannya masing masing dan berpamitan pada Bu Nurul.
“Bu kapan kapan kita main lagi ya , saya sama pak Adam pamit dulu”. Kata pak RT
“Iya pak , tapi lain kali jangan didalam ya pak”. Kata Bu Nurul yang masih berbaring lemas di atas kasur
Melihat pak RT dan pak Adam yang hendak keluar , aku langsung bersembunyi di balik lemari yang ada di ruang tengah.
Setelah aku mendengar pintu belakang tertutup dan langkah kaki yang mulai menjauh dari rumah , aku baru berani keluar dari balik lemari
Kucoba kembali ke kamar tadi , dan kulihat Bu Nurul masih seperti tadi , terlentang tanpa sehelai benang pun dengan kaki yang terbuka lebar
Aku yang sudah sangat tegang dari awal pertunjukan tadi , langsung mengeluarkan kontolku dan mencoba mendekati Bu Nurul dengan perlahan
Ketika sudah agak dekat , ternyata Bu Nurul memejamkan matanya sambil masih mengatur nafas mungkin kelelahan setelah permainan tadi
Tapi bagi ku itu suatu keuntungan , kusiapkan kontol ku yang sudah tegang serta kuposisikan tepat didepan Bu Nurul yang sedang mengangkang lebar
Lalu dengan gerakan cepat , kutarik kedua kaki Bu Nurul kearah pinggir kasur dan *Blesss kontol ku masuk dengan lancar karena memek Bu Nurul mas
ih cukup basah
“Ahhhhhhhh uhhhhhhhhhhh”. Lenguh Bu Nurul bersamaan dengan masuknya kontol ku
Bu Nurul pun langsung membuka matanya dan menatapku dengan pandangan bingung
“Lohhh Hadi kamu ngapain?”. Tanya Bu Nurul
“Cuma main Bu , katanya boleh asal gak keluar di dalam”. Balas ku
Bu Nurul pun hanya memandangiku dengan wajah bingung
Bersambung ……..