Maya gemetar ketika memasuki ruangan dosen sore itu. Ruangan itu sepi dan hanya ada sang dosen yang selama ini terkenal galak dan tidak pernah ramah dengan mahasiswanya. Dia mendekati Pak Putra yang sedang duduk di depan mejanya di sudut ruangan yang sepi. Hujan diluar semakin menambah seram suasana sepi kantor dosen itu.
Dia menetap Pak Putra yang sedang mengerjakan koreksi jawaban ujian mahasiswanya. . Maya, duduk. . . kata Pak Putra dingin, memerintah Maya. Maya pun hanya bisa menurut. aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu duduk di kursi di seberang meja Pak Putra.
Pak Putra kembali mengerjakan koreksinya, sementara Maya hanya bisa diam menunggu sambil gelisah. Akhwat itu sebenarnya ingin segera pulang, namun karena ia harus mendosen nilainya yang jelek agar bisa segera ambil bebas teori semester depan, dia harus melobi Pak Putra dosennya ini.
Beberapa waktu kemudian, sepertinya Pak Putra sudah selesai dengan pekerjaannya dan memandang Maya. :
“Mau apa kamu? tanya Pak Putra dingin”.
Maya semakin gelisah, namun segera gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu memberanikan diri untuk berbicara,
“Emm. . begini pak. . saya dapat nilai jelek di mata kuliah bapak. mohon bisa dipertimbangkan lagi pak. . saya butuh lulus dari mata kuliah itu agar bisa ambil bebas teori”. kata Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu “.
“Wah, gimana ya mbak. . anda yang ngerjain soal ujian, dan dapat nilai jelek, masak saya harus merubahnya. . kan gak adil sama yang lain”. . kata Pak Putra datar dan santai.
“Ya. . gimana lah pak. . saya mau kerjain apa aja. . dikasih tugas seabrek, atau soal ujian ulangan seabrek juga mau pak. . asal saya bisa lulus”. . kata Maya sambil menunduk.
Pak Putra terdiam sebentar lalu berdiri dan duduk dimeja, pas didepan Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu . Pak Putra tersenyum ,
“Yaudah, gini aja. . . sabentar terdiam, Pak Putra melanjutkan, “kamu harus mau ngeliatin clana dlammu”. kata Pak Putra santai.
Maya terbelalak dan memandang wajah Pak Putra tak percaya. “apa pak? tanya Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu tak percaya.
“Ah, kamu dengar kan, mau gak? kalo gak mau ya selamat mengulang tahun depan”. . kata Pak Putra santai.
“Tapi pak”. .
“Mau gak?!”
“Tapi. . saya malu pak”. . kata Maya tertunduk lagi. Wajahnya merah padam.
“Ah, gak ada siapa2 disini. . cuman ngelihatin aja. . mau gak?” tanya Pak Putra lagi.
Dengan pelan, gadis alim berjilbab lebar itu mengangguk lemah. Ia tidak ada pilihan lain.
“Ya udah Maya, sekarang coba kamu duduk di meja ini, trus naikkan rokmu, trus duduknya ngngkng , saya mau lihat clana dlam kamu”. . kata Pak Putra.
Maya menunduk , lalu pelan2 mahasiswi cantik berjilbab lebar itu bangkit dari duduknya dan menaikkan rok panjangnya lalu duduk di sudut meja sambil melebarkan kakinya.
clana dlamnya yang putih terlihat jelas oleh pak Putra.
“Dah kan pak? kata Maya gemetar. Rasa malu dan marah bercampur menjadi satu.
Namun tiba2 Pak Putra langusng membungkuk, mengulurkan tangan besarnya dan merba clana d*lam Maya.
Maya mengelijing kaget. Pak Putra mengubek2 vgina Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu ,sampai hanya beberapa saat terasa sedikit basah tepat di selangkngannya. Pak Putra tahu itu cairan v*gina Maya. “mmmhh. . jangan paaak” kata Maya meronta lemah.
“Ealah nih, Cmu basah. . Maya kamu terngsng yah”. . tanya Pak Putra. Gadis perwan alim berjilbab lebar yangs selalu menjaga pandangannya itu tak menjawab sambil terus menutup kakinya, mukanya merah “malu pak , saya malu”. .
Namun tangan Pak Putra yang sudah ada di selgkngan Maya tidak menghentikan kucekannya.
“Eeit , jangan di tutup , kamu janji mau nurut kan , mau lulus gak”. . kata Pak Putra.
Maya menundukan kepalanya , dan kembali membuka Kakinya lebar-lebar , memperlihatkan selangkngan clana d*lam putihnya.
Wajah Maya ditundukkan. Nampak sangat merah padam sambil menggigit bibrnya merasakan perlakuan ertis Pak Putra. Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu benar benar di buat malu. Di saat Maya menunduk malu , dan tiba tiba , ada sinar putih terang nyala sekejap.
“Ahh , pak jangan di foto”. . lalu kakinya kembali menutup rapat.
Pak Putra tersenyum “tenang saja , ini buat koleksi pribadiKu”. . .
“Ayo Maya , buka lagi kaki kamu lebar”. . kata Pak Putra.
“Pak saya tidak mau di foto seperti ini , malu pak”. . kata Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu . Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu hampir menanggis.
Namun Pak Putra kembali mengeluarkan kartu as-nya “Kamu mau lulus gak”. . kata Pak Putra.
Maya hanya terdiam, mengangguk dan kembali membuka kakinya lebar-lebar pelan-pelan. Pak Putra langsung memfotonya lagi. Beberapa shoot lalu meminta Miila menyibakkan jilbab lebarnya dan melepas kancing bajunya. Maya tak kuasa , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu menangis ,
“Tolong pak , saya malu , jangan permalukan saya, tolong lah pak” kata Gadis perwan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu memelas. “Sudahlah, katany amau lulus.. sekarang buka kancing baju kamu seluruhnya , dan duduk ngngk*ng”. . perintah Pak Putra.
Tak ada pilihan lain , Maya menuruti perintah Pak Putra. Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu menyibakkan jilbab lebar ungunya lalu membuka kancing bajunya. terlihat Bnya yang modelnya seperti kaos ktang , tapi pendek. Maya kemudian mengngkng.
Pak Putra memfoto Maya lagi ,dalam posisi seperti itu ,beberapa shoot. Kemudian Pak Putra memfotonya lagi , Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu dengan baju terbuka , Brnya putih ,dan duduk nggkng dengan clana d*lam putih.
Lalu Pak Putra mengangkat brnya , dan Buah dd* Maya yang sekal dangan puttng yang kecil dan berwarna kemerahan terlihat. Pak Putra merba putngnya , lalu meremas lembut buah dd*nya Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu mengelijing. Kembali Pak Putra memfotonya beberapa shoot.
Lanjut kk