Cerita ini dibuat one shoot tapi berkelanjutan, dengan berdasarkan pengalaman nyata ngobrol dengan beberapa cewe yang gw pribadi kenal di Instagram. Cerita akan di twist sedikit untuk menambah keseruan dan tentunya menegangkan jagoan kalian dan muncrat kemudian hehe. Mohon bimbingannya suhu! ——— Bandung. Masturbasi bagi sebagian perempuan masih dianggap tabu. Eksplorasi anggota tubuh dirasa enggak pantes alias dosa tapi ini engga berlaku buat Icha. Di awal kisah ini kenalan dulu dengan Icha, mahasiswi rantau kota Bandung yang mempunyai rahasianya sendiri… Icha sedari tadi hanya di kamar kosnya yang lumayan luas. Hujan seharian di kota Bandung membuat Icha mager buat melakukan aktivitas sesederhana mandi pagi dan sarapan. Icha sedang serius menatap layar laptopnya yang menampilkan drama Korea favoritnya. Sebenarnya drama yang ia tonton hanya drama pada umumnya, tapi Icha punya perhatian lain… Aktor utama pria drama ini menarik perhatian sebagian kalangan kaum hawa. Ganteng, putih, berotot dengan suara berat yang bikin cewe-cewe berpikiran macam-macam. Icha hanya mendengus melihat otot-otot pria di laptop. Pikirannya kacau, dadanya naik turun. Icha merasa horny di pagi itu. Tapi buru-buru pikirannya ia singkirkan. Icha tau banget rasanya sange ditahan itu engga nikmat. Tapi yang gw bisa kasih tau Icha polos banget. Dia bingung harus apa dengan perasaan horny yang sering ia alami. Didikan orang tua yang keras dan konservatif membuat Icha tau batasan. Meskipun jujur Icha menyadari rasa horny itu muncul pertama kali ketika memeknya tumbuh bulu. Ya, masih baru tumbuh… memek tembem itu mulai berbulu dan Icha sering bingung dengan sensasi ketika guru olah raganya, pak Dimas masuk ke kelas. Mata Icha yang selalu mencuri pandang ke perut gurunya yang rata, atau dada bidang pak Dimas. Tapi Icha masih belum tau bagaimana ia mengungkapkan rasa aneh yang ia alami. Sampai saat tidur siang, Icha merasa ada pak Dimas di dekatnya. Mengecup pipinya, dan bibirnya. Awalnya pelan namun semakin beringas. Icha takut dan excited bersamaan dia engga mengerti apa apa tp ia tahu memeknya merasa nyaman. Icha terbangun kaget ketika pak Dimas di mimpinya membuka bajunya. “Ih kok mimpinya gitu.” ——— Sekarang, Icha kembali melihat layar laptopnya. Nafasnya semakin berat, dadanya naik turun lebih kentara, kaosnya terasa sempit. “Duhhh engga mau kaya gitu lagiiii ah dosaaaa…” Icha kesal sendiri. Tapi nafsu setan mengalahkan. Pelan-pelan jarinya meluncur bebas ke bawah permukaan bagian kelaminnya. Icha pelan-pelan merasa ada cairan hangat mengalir di belahan memeknya. Icha horny berat. Ah lagi lagi setan menang, sekarang Icha bugil bagian bawah, memeknya yang berbulu lebat yang sengaja ia pelihara begitu terlihat. Nafas Icha makin ga karuan, ia ingin menuntaskan. Sekarang, Icha sudah duduk di depan cermin ukuran sedang miliknya. Ditariknya belahan memeknya dan mulai meraba-raba. “Kalo sesekali ga apa-apa kali yaaaa ahhh hmmmhh hmmpphhtt hmmmphht.” Jari-jarinya masih belum terampil menemukan titik lemahnya, tapi kenikmatan mulai terasa. Memek Icha tembem, dengan klitoris kecil menyembul di sela sela atas. Klitoris yang pernah dia siksa saat bangku SMP dan mendapatkan orgasme pertamanya. Tak ia lupakan. “Ahhh enakk kenapa colmek enak banget yaaa hmmmmhh ahhh ugghh.” Jarinya semakin lincah di belahan memek tembemnya. Memeknya ga pink, tapi cokelat bersih dengan lipatan bibir memek tebal. Jembut lebat menghiasi, sengaja ia pelihara supaya mengurangi gesekan saat beraktivitas. Ya, Icha mulai mengenal masturbasi dari usia belia. Orgasme pertamanya begitu hebat sehingga ia keenakan sampai kelojotan. Usia belia dengan orgssme prtamanya cukup berkesan. Icha membuka belahan memeknya di depan kaca. Ia excited sekali meraba raba memeknya dan rasa gatal nikmat itu mulai muncul. “Hmmmmpphhh ahhh enak sumpah,,, uggghh geliii hmmmph enakk shhhhh anjjngmmmmhhhh ahhhh ahhh.” Kedutan memeknya terasa nikmat… Bersambung