Setelah sekian lama saling mengenal, aku dan Ratih semakin akrab. Meskipun tidak selalu bertemu, tetapi kami cukup intens berkomunikasi melalui whatsapp. Aku dan Ratih sama-sama merasa nyaman, karena obrolan kami nyambung. Ratih menurutku orang yang unik, dia polos namun smart. Sejauh ini, hubungan kami hanya sebatas teman. Mungkin Ratih juga hanya menganggapku sebagai kakak. Tidak masalah bagiku, yang terpenting aku menemukan orang yang cukup membuatku nyaman. Karena di kota ini, sudah cukup jarang temanku, terlebih yang bisa membuatku nyaman.
Suatu ketika, aku mengajak Ratih untuk pergi ke acara adat yang cukup terkenal di Jawa Tengah, bahkan dihadiri turis mancanegara. Tidak disangka, Ratih ternyata mau dan sangat antusias untuk menghadiri acara tahunan tersebut. Tidak ada niat macam-macam, karena aku memang butuh teman untuk pergi, karena aku berniat membawa mobil. Cukup suntuk kalau perjalanan jauh aku menyetir mobil sendirian.
Setelah Ratih setuju untuk ikut, aku pun memesan tiket acara secara online. Waktu itu habis hampir sekitar 3,5jt, tetapi sudah all in (tiket acara semua akses, penginapan, merchandise, konsumsi, dll). Lumayan mahal, tetapi bukan masalah bagiku, karena aku memang sedari lama ingin menghadiri acara adat tersebut.
Setelah hampir 3 minggu menunggu, akhirnya aku dan Ratih berangkat menuju lokasi acara. Aku berangkat pagi, dan sampai di sana menjelang sore. Aku tidak langsung menuju ke lokasi acara, melainkan berhenti di kota. Aku diberi tahu kalau akses ke lokasi akan padat kendaraan, dan berpotensi macet parah. Aku disarankan untuk menyewa motor saja untuk menuju ke lokasi acara. Setelah mempertimbangkan semua, aku memutuskan untuk mengikuti saran dari panitia. Aku menitipkan mobil di terminal, dengan memberikan amplop ke petugas. Lalu aku dan Ratih menuju tempat persewaan motor menggunakan taksi online.
Setelah berhasil mendapatkan motor sewaan, aku langsung menuju lokasi acara. Aku janjian dengan LO/guide yang telah ditentukan. Oh iya, LO/guide ini termasuk fasilitas yang aku dapat dari panitia untuk tamu VVIP. Di lokasi, aku diarahkan untuk menuju penginapan. Aku dan Ratih dijelaskan rundown acara, kemudian dipersilahkan untuk beristirahat terlebih dahulu sambil menunggu malam hari tiba. Acaranya memang dimulai malam hari, namun acara inti akan dilaksanakan keesokan harinya. Aku dan Ratih berbeda kamar. Kami mendapatkan fasilitas kamar masing-masing yang bersebelahan. Kamar kami berada di lantai 2, dan hanya terdapat 4 kamar di lantai 2. Cukup nyaman dan bersih tempatnya. Di kamar mandi juga terdapat water heater. Fasilitas yang sesuai untuk ukuran tamu kelas utama.
Udara di sini cukup dingin, sangat cocok untuk beristirahat dan memejamkan mata. Jam 5 lebih aku terbangun karena ada yang mengetuk pintu kamarku. Setelah aku buka, ternyata Ratih. Dia khawatir karena chat dan telp kepadaku tidak direspon. Setelah aku cek handphone-ku, ternyata ada beberapa chat dan panggilan tidak terjawab. Mungkin aku terlalu lelah, sehingga tidak mendengar dering handphone-ku. Aku persilahkan Ratih untuk masuk ke kamarku. Ratih bilang, “lapeerrr”, dengan ekspresi yang lucu dan menggemaskan. Memang, aku juga merasa lapar. Padahal belum sampai 6 jam kami baru makan siang, tetapi sudah merasakan lapar kembali. Mungkin karena faktor udara yang dingin, yang membuat kami gampang merasa lapar.
Aku meminta izin kepada Ratih untuk mandi terlebih dahulu, baru setelah itu kami mencari makan. Ketika keluar penginapan, suasana sudah semakin ramai. Jalanan pun sangat padat kendaraan. Memang keputusan yang tepat untuk meninggalkan mobil di kota dan menyewa motor untuk menuju ke sini. Aku dan Ratih memutuskan untuk membeli beberapa makanan dan cemilan, lalu pulang dan menikmatinya di penginapan.
Bersambung…