Karena judulnya ‘threesome’, izinkan ane melunasi dulu cerita utamanya. Cerita ini sudah berbulan-bulan, dan sajian utamanya masih tertahan. Maka, inilah dia yang ditunggu-tunggu. Tapi tenang, ada penggalan kisah ane bersama Sita dan Ayu (bukan threesome) yang tetap bakalan ane ceritain.
Threesome dengan Sita dan Ayu adalah sebuah hal yang tidak pernah terpikirkan, apalagi terencana. Itu merupakan sebuah durian runtuh bagi aku.
Pada waktu itu, ada acara touring rombongan klub ojol ke luar kota. Ada beberapa orang yang tidak ikut, termasuk aku, Sita, Ayu dan beberapa ojol lain. Aku dan Ayu awalnya di tongkrongan, dari pagi sampai siang. Setelah beberapa kali mendapat orderan, aku pulang ke kost untuk beristirahat. Sekitar jam 2 siang, Ayu menghubungi aku dan menyusulku ke kost. Setelah Ayu sampai di kost, aku mengajak Ayu untuk makan siang bersama di warung depan kost.
Setelah makan siang selesai, kami berdua kembali ke kost. Di grup ojol, ada perbincangan beberapa ojol, dan dari situ aku tahu ternyata Sita tidak ikut touring. Aku chat Sita untuk menyusul ke kostku, karena di tongkrongan dia sendirian. Teman-teman ojol yang tidak ikut touring sedang sedang keliling dan ada yang mendapat orderan. Sita mengiyakan, dan kemudian menyusul ke kostku. Tidak ada rencana jahat di sini, karena memang aku kasihan kepada Sita karena dia sendirian di tongkrongan. Setelah Sita sampai di kostku, aku tidur karena cukup mengantuk. Sita dan Ayu menonton film bersama di laptopku. Oh iya, ini pertama kalinya Ayu dan Sita berbarengan main di kostku.
Aku tidak tahu tepatnya jam berapa, aku terbangun dan melihat Ayu dan Sita juga tertidur. Ayu ada di sebelahku, dan Sita berada di ujung kasur. Jadi, Ayu berada di tengah-tengah. Sekedar informasi juga, kasur tidur di kamar kostku itu tanpa ranjang. Hanya beralas tikar kemudian di atasnya ada kasur busa yang cukup tebal. Kondisi kamarku remang-remang karena lampu kamar belum dinyalakan, tetapi masih ada cahaya dari layar laptop karena film yang sudah selesai akan otomatis memutar film setelahnya, sehingga laptop masih tetap menyala. Saat it, juga diiringi gerimis yang cukup deras. Aku iseng memeluk Ayu, dan ternyata Ayu terbangun. Ayu memiringkan badan menghadap ke arahku. Aku mengusap-usap punggung Ayu dan kami berciuman. Tanganku menelusup ke dalam kaos Ayu dan aku lanjutkan mengusap-usap punggung Ayu. Ketika aku akan membuka pengait BH Ayu, dia nampak menolak kemudian berbisik, “ada mbak Sita…”. Aku tidak peduli, dan melanjutkan membuka pengait BH Ayu. Di sini Ayu mulai pasrah dengan apa yang aku lakukan.
Cukup lama kami berciuman, aku kemudian menyibak kaos Ayu bagian depan dan langsung menghisap puting Ayu. Desahan Ayu tertahan, mungkin takut Sita terbangun. Aku meremas-remas dada Ayu sambil tetap menghisap putingnya. Cukup lama aku melakukan aktifitas itu, kemudian aku melanjutkan dengan menelusup ke selangkangan Ayu. Memeknya sudah basah, dan aku mainkan memek Ayu secara pelan menggunakan jariku. Aku kembali mencium Ayu agar desahan Ayu dapat tertahan. Nafas Ayu tidak beraturan, menimbulkan suara yang cukup keras. Aku menghentikan sejenak aktifitas itu tetapi masih mengusap pelan memek Ayu. Setelah itu, aku mengarahkan tangan Ayu menuju ke selangkanganku. Ayu mengelus dan meremas kontolku dari luar celana. Waktu itu aku memakai celana pendek biasa, yang terdapat pengait dan resleting. Karena tidak tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku. Ayu kembali mengelus dan mengocok kontolku. Aku tanpa diminta, berinisiatif melakukan BJ.
Sekedar informasi, kami melakukan aktifitas tersebut dengan pelan dan hati-hati. Walaupun aku tahu kalau Sita itu binal dan tidak mempermasalahkan aktifitasku dengan Ayu, tetap saja ada perasaan takut dan sungkan. Terlebih Ayu, yang pasti merasa sangat takut kalau-kalau ketahuan oleh Sita. Tapi karena nafsu sudah di ubun-ubun, kami tetap melanjutkan aktifitas kami.
Benar saja, pada saat Ayu melakukan BJ, tiba-tiba Sita terbangun dan langsung duduk. Ayu yang kaget oleh gerakan Sita kemudian berhenti melakukan BJ dan menoleh ke arah Sita. Sita juga menoleh ke arah Ayu yang masih memegang kontolku. Kami semua terdiam sejenak. Aku tidak bisa berpikir apapun saat itu, perasaan campur aduk. Tanpa berlama-lama, aku yang masih dalam posisi rebahan kemudian bangkit dan langsung mencium bibir Sita. Awalnya, Sita tidak merespon ciumanku. Mungkin dia juga masih kaget dan bingung. Tetapi beberapa saat kemudian, Sita mulai membalas ciumanku. Aku tidak bisa melihat ekspresi Ayu pada saat itu, yang jelas pasti Ayu sangat kaget, bingung, dan takut. Setelah mencium Sita, aku kembali mendekati Ayu dan kembali menciumnya. Posisi kaos Ayu sudah tertutup, mungkin pada saat aku mencium Sita, Ayu reflek membetulkan posisi kaosnya yang sebelumnya tersibak.
Pada saat aku berciuman dengan Ayu, aku sempat menghentikannya sejenak dan menarik tangan Sita untuk memegang kontolku, dan Sita dengan pasrah menurutinya. Sita langsung mengocok kontolku pelan. Aku kembali melanjutkan mencium Ayu. Pada saat itu aku melihat wajah Ayu sebetulnya sedikit enggan untuk melanjutkan, tetapi mungkin kalah dengan nafsunya yang sudah terpancing dengan aktifitas sebelumnya. Ketika Ayu sudah mulai enjoy kembali dengan ciumanku, aku menarik kepala Sita untuk mengulum kontolku, dengan aku masih tetap berciuman dengan Ayu.
Sekitar 5 menit kami melakukan aktifitas seperti itu, aku mulai meraba selangkangan Sita. Tidak sulit bagiku untuk menelusup ke celana legging yang dipakai Sita. Memek Sita pun ternyata sudah basah. Di titik ini, aku mulai menyadari bahwa ini adalah sebuah durian runtuh bagiku. 2 wanita yang secara bersamaan bisa aku taklukkan, meskipun tanpa disengaja. Tidak lama kemudian, aku membuka kaos Sita dan melepaskan BH yang dipakainya. Kemudian aku juga melepaskan kaos yang aku pakai, dan dilanjutkan melepas kaos yang dikenakan Ayu. BH Ayu juga dengan mudah aku lepaskan, karena sebelumnya pengait BHnya sudah aku lepaskan ketika awal bercumbu. Di moment ini, ekspresi wajah Ayu sungguh menggemaskan. Dia terdiam, terlihat wajahnya lugu dan polos. Hanya menurut dan pasrah dengan apa yang aku lakukan. Kami semua terdiam, hanya bergerak tanpa suara sepatah katapun.
Setelah kaos kami semua terlepas, aku mulai melucuti celana legging dan CD yang dikenakan Sita. Aku agak memaksa, meskipun mungkin Sita telah pasrah. Kemudian disusul celanaku yang aku lepaskan, dan terakhir celana Ayu. Kami semua telanjang bulat, tanpa sehelai pakaianpun. Aku sengaja memulai melucuti kaos dan celana dari Sita, karena Sita lebih binal dan berpengalaman. Ketika aku melanjutkan melucuti pakaian Ayu, dia sudah tidak malu lagi karena aku dan Sita sudah melakukannya terlebih dahulu. Kalau aku memulai dari Ayu, kemungkinan besar akan ada penolakan, karena Ayu pasti malu.
Lanjut. Setelah kami semua telanjang bulat, aku meminta Ayu dan Sita untuk rebahan bersebelahan. Kemudian aku menindih Ayu dan mencium Ayu. Seperti cerita di awal, Ayu masih pasif dalam membalas ciumanku. Tetapi lama kelamaan, Ayu mulai merespon dengan cukup agresif. Ketika aku mulai menindih dan mencium Ayu, tangan kananku juga langsung meraba dan memainkan memek Sita. Sehingga 2 wanita di hadapanku ini mendapatkan sentuhan dengan adil. Ketika aku memainkan memek Sita, terasa pantat Sita bergoyang naik turun. Dia juga terdengar mendesah pelan. Tangan sita memegang dan meremas tanganku. Jelas sekali Sita menikmati perlakuan dariku.
Bersambung…