Chapter 14
Hari pun berlalu dan perut Rika makin membesar di bulan ke 4. Andre selalu sayang pada Rika dan selalu menuruti apapun keinginan Rika. Meski begitu hanya satu keinginan Rika yg tak bs Andre berikan, kepuasan seksual. Selama 3 bulan ini setelah Rika tahu sudah hamil 1 4minggu di Bali, hanya sekali Andre menyetubuhinya. Itupun hanya sebentar dan karena Andre pelan-pelan, Rika hampir tak merasakan apapun sampai akhirnya titit Andre orgasme.
Rika merasa bersalah saat ia menyebut penis Andre sebagai titit.
Hari itu Lisa berkunjung di rumah Rika, tentu untuk sedikit perayaan status Rika yg kini jadi bumil, Lisa membawakan cheese cake yg sangat lezat.
“Gmn Rik rasanya? Masih muel-muel gt?”, kata Lisa sambil menggigit roti cheese cake.
“Ya udah gk terlalu sih, cuman mulai agak susah aja gerak-gerak, makanya gw udah gk yoga lg”, kata Rika.
“Ya iyalah, kan body lu udah gk langsing jg”, kata Rika menunjuk ke perut Rika yg sudah cukup menyembul.
“Iyaaa… Eh lu sndiri skrg lg sibuk apaan? Gimana kabar toko baju lo?”, tanya Rika.
“Ya lumayan lah, ni gw jg mau buka cabang di kota sebelah. Hihi siapa tahu bs jd waralaba ntar”
“Ih enak ya lu, bs nyari duit sendiri, bener-bener mandiri”, kata Rika yg jelas kebalikan dr Lisa soal kemandirian hidup.
“Hihi makanya coba kerja donk, jangan dirumah aja, kan dr lulus kuliah gw sering nyuruh lo kerja”
“Iya sih, cuman gw emg dr dulu pengennya jd ibu rumah tangga, dirumah ngurus anak sama keluarga gt”
“Hmmm iya iya”, kata Lisa menandakan ia sudah menyerah debat dg Rika.
Tak lama, pak Tarjo muncul dan terlihat agak kaget melihat ada tamu dirumah,”Eh ada tamu nyah, maaf saya hbs ini bikinin minum dl”
“Oh gk apa-apa pak, hbs ini aku mau pulang kok”, kata Lisa.
“Owalah.. Ya udah klo gt nyah. Anu permisi bentar nyah saya mau istirahat dl”, kata pak Tarjo, kemudian dr pintu pun muncul Nani, si pembantu remaja yg mengikuti pak Tarjo masuk rumah.
“Eh ini siapa pak? Cucunya?”, tanya Lisa.
“Oh bukan nyah, ini Nani, calon bapak”, kata pak Tarjo sambil tersenyum lebar.
Lisa terbelalak kaget mendengar jawaban itu,”Beneran pak? Emg bapak masih kuat?”
“Wah nyonyah ini, saya kan masih bugar nyah, makanya mumpung masih bugar dan bapak jg udah mau pensiun jd pengennya ya nanti santai-santai dirumah sama anak istri”, kata pak Tarjo.
“Hoooh iya ya”
“Ya sudah, saya masuk dl ya nyah, mari”, kata pak Tarji.
“Mari nyah”, kata Nani malu-malu.
Lisa masih terlihat tak percaya dg apa yg ia dengar dan kemudian menatap Rika,”Itu… Seriusan Rik?”
Rika tahu jawabannya dan ia tak mau mengakui tp ia mengangguk,”Y… Ya gt lah”
“Emg masih kuat tuh main diranjang? Pak Tarjo kan udah lumayan sepuh tuh”, kata Lisa.
“Yaaa gw mana tahu, tanya aja sana ke Nani”, kata Rika.
“Jd penasaran gw…”
“Udah ah, kok lu penasaran sama kakek-kakek tua kyk pak Tarjo”, kata Rika berusaha mengubah topik pembicaraan yg membuat memeknya makin gatal.
“Iya iya, eh gw ke wc bentar ya, kebelet nih gw”, kata Lisa kemudian seger berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah.
Rika menghela nafas, memikirkan hal lain selain kontol pak Tarjo yg hitam, panjang dan keras itu.
“Gila lo Rik…”, kata Rika menggelengkan kepalanya, mengenyahkan imajinasi binal yg tak selayaknya ia lakukan.
Sekitar 5menit berlalu dan Lisa tak jg kembali, Rika pun memutuskan untuk mencari sahabatnya itu. Rika berjalan ke dalam rumah dan memanggil Lisa saat ia tak melihat Lisa ada di kamar mandi. Area terakhir yg Rika cek adalah dapur dan ia tak juga menemukan Lisa didapur. Tp saat ia hendak kembali ke ruang tenggah ia melihat dr pintu yg mengarah ke belakang rumah ada Lisa yg sedang duduk didekat pintu kamar pak Tarjo. Mata Rika terbelalak, sahabatnya sejak jaman kuliah itu membuka kedua kakinya dan roknya sudah tersibak, tangannya sibuk masturbasi sambil tatapan matanya masuk kedalam celah pintu kamar pak Tarjo.
Rika segera mendekat dg perlahan dan melambai-lambai pada Lisa supaya mendapatkan perhatiannya.
“Lis, gila lu, gmn klo pak Tarjo liat lu colmek kyk gini?”, bisik Rika keras.
“Mmmh mau gmn lg Rik, gila lu gk bilang-bilang pembantu lo punya kontol gedhe kyk gitu”, kata Lisa dalam kenikmatan dr memeknya yg sudah basah dan meneteskan cairan cintanya kelantai.
“I… Iya udah deh, ayo pergi dr sini, ntar klo pak Tarjo liat gmn?”, kata Rika, ia benar-benar gugup dan sekilas melihat kedalam kamar dimana pak Tarjo dan didalam kamar itu pak Tarjo duduk di sisi ranjangnya dan sedang berciuman dg seorang gadis muda, pembantu remaja bernama Nina. Kalau hanya itu saja, Lisa tak akan masturbasi seperti ini, yg membuat Lisa masturbasi adalah apa yg sedang Nani lakukan. Tangan mungil itu sedang mengocok kontol pak Tarjo yg sudah berdiri tegak dan begitu menantang. Tangan pak Tarjo pun melingkari tubuh Nani dan meremas-remas payudaranya yg masih berkembang itu.
Rika bs paham, ia pun ingin merasakan kontol itu tp ia masih tak mau merendahkan dirinya dan mengakui ia butuh pemuasan nafsu.
Tp Rika segera menyadarkan diri dan menarik tangan Lisa supaya Lisa berdiri dan kemudian ia mengambil celana dalam Lisa yg tergeletak dilantai.
Lisa sempat kaget tp kemudian tak melawan tangan Rika dan mengikuti Rika kembali kedalam rumah.
“Hhh Hhh ya elah Rik… Gk seru ah lu”, kata Lisa memakai kembali celana dalamnya.
“Ya lu sendiri, bisa-bisanya masturbasi didepan kamar pembantu gt!”
“Lha emg gmn, gw aja pengen langsung masuk aja buat join mereka”
“Lu… Lu kan kaya, sukses, cantik pula, kenapa jg lu mau minta ngentot sama pembantu tua jelek kyk pak Tarjo?”, kata Rika heran.
“So? Selama sex nya luar biasa, gw gk mau pandang bulu. Gw cuma pengen bs ngerasa puas aja, gw gk peduli mau itu pengemis kek, buruh pabrik kek, sopir kek, bodo amat lah. Gw tinggal kasih duit hbs gw pake kontolnya kan gk masalah?”
“J… Jangan bilang lo pernah…”
“Iya, sekali sama pengemis yg gw liat lg kencing di samping jalan. Gw liat kontolnya lumayan gedhe ya udah gw ajak main aja di hotel”
“Gi… Gila lu Lis”, Rika tahu Lisa lumayan liar, centil dan suka menggoda laki-laki. Ia jg ingat Lisa sering gonta ganti pacar dan tak jarang bercerita soal hal-hal yg berbau seksual tanpa beban apapun dan tanpa malu. Tp ia tak menyangka Lisa yg sama seperti dirinya, hidup di kalangan menengah keatas bs menikmati sex dengan pengemis.
“Gk usah sok suci deh, mendingan gw bebas dan bahagia drpd kyk lu yg terus-terusan jaga ego dan harga diri tp endingnya stress terus-terusan”, kata Lisa.
Kata-kata Lisa bagai pisau yg menusuk hatinya, ia tak membalas kata-kata Lisa karena ia tahu Lisa benar. Ia sampai sekarang masih stress meski tidak lg dr ibu mertuanya.
“Ya udah klo gt, gw pulang duluan”, kata Lisa kemudian berjalan keluar dr rumah Rika dan Rika hanya bs diam melihat Lisa masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan rumahnya. Pikirannya makin kalut, ia tak tahu apa yg benar dan apa yg salah lg. Apakah salah kalau ia, menikmati apa yg pembantunya lakukan padanya?
BERSAMBUNG…