Chapter 4
Pagi harinya, Rika terbangun dr tidurnya, ia melihat kesekitar kamarnya dan tak ada yg berbeda. Saat ia melihat dirinya tidur sendiri, ia baru teringat bahwa memang suaminya dinas di kalimantan. Saat ia hendak turun dr ranjang, rasa ngilu dan pegal terasa dikedua pahanya. Tp terutama di selangkangannya, ia agak linglung kenapa ia rasa ngilu itu ada.
“Mmhhh apa ntar minta pijit pak Tarjo aja ya?”, gumam Rika. Sekilas ia merasa ada hal yg harusnya ia ingat, tp ia merasa seolah ia berusaha mengingat mimpi yg sudah terkubur alam sadarnya.
Saat ia mandi, tentu seperti kebiasaannya ia membersihkan seluruh tubuhnya, terutama di daerah kewanitaannya. Tp entah kenapa, ia merasa bibir vaginanya… Berbeda.
“Hmmm? Kok kyknya, gk, rapet ya… Mmhhh agak ngilu jg…”, gumam Rika saat jari2nya menyentuh kemaluannya.
Setelah mandi, Rika kemudian keluar dr kamar dan menuju ruang makan,”Pak, sarapannya udah ada blm?”
Pak Tarjo muncul dr belakang rumah, tatapannya agak heran, tp kemudian tersenyum,”Wah maaf nyah, td saya kesiangan jd baru bangun juga ini. Saya carikan bubur ayam aja gmn nyah?”
“Oh boleh aja pak, tolong cepet beliin ya pak, saya udah laper nih”, kata Rika.
“Iya nyah”, kata pak Tarjo kemudian melewati Rika untuk keluar rumah.
Saat pak Tarjo lewat, ada bau yg entah kenapa membuatnya termenung, tp kemudian Rika menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju ruang tengah sambil menonton berita di TV.
15 menit kemudian pak Tarjo kembali dg bungkusan plastik berisi bubur ayam ditangannya,”Silahkan nyah”
Rika pun kemudian berusaha berdiri, tp masih terasa ngilu diselangkangannya,”Terimakasih pak, mmhhh”
“Hmmm kenapa nyah? Kok kyknya gk nyaman jalannya”, tanya pak Tarjo heran.
“Gk tw nih pak, rasanya ngilu sama agak pegel aja nih paha Rika”, kata Rika.
“Oooh mau saya pijitin nyah?”, kata pak Tarjo sambil tersenyum lebar.
Melihat senyum itu, entah kenapa bulu kuduk Rika berdiri, tp bukan dr rasa takut. Karena itu, ia berpikir toh memang dia ada niat minta pijit sehingga ia tak ambil pikir dan menerima tawaran pak Tarjo.
“Boleh deh pak”, kata Rika.
“Ya udah, hbs sarapan aja gmn nyah? Kalau nyonyah gk ada acara sih”, kata pak Tarjo.
“Iya, makasih ya pak”, kata Rika, menyembunyikan rasa gidik yg aneh.
Rika menyantap sarapannya dan kemudian ke kamarnya untuk berganti pakaian sehingga kini ia memakai bajo tanktop warna putih dan hotpants. Setelah ia berganti baju, pak Tarjo pun ia panggil dan ia merebahkan diri, tengkurap di ranjang.
Pak Tarjo mengoleskan cairan handbody sehingga tangannya pun licin dan kemudian paha kiri Rika mulai dipijat.
Rasanya agak nyeri tp rasanya cukup nyaman, ya, pijatan yg benar memang harusnya seperti ini, sakit tapi enak.
“Mmhhh enak pak…”, gumam Rika.
“Hehe, ya syukurlah kalau nyonya suka”, kata pak Tarjo. Jari-jari pak Tarjo mengurut2 paha Rika, yg kanan dan yang kiri, kemudian pak Tarjo pun meminta ijin,”Nyah, saya duduk gini berat gk nyah? Biar saya bs mengurut punggung nyonyah dg benar”
Rika memang pernah dipijit dg posisi yg sama, toh meski bilang menduduki kakinya, pak Tarjo tak benar2 duduk karena kakinya tak menyentuh pantat pak Tarjo. “Ya pak gk apa-apa”
Tangan pak Tarjo pun kini berganti ke punggung, tangan pak Tarjo masuk kedalam baju Rika dan dg perlahan dr belakang perut pijatan pak Tarjo mulai naik. Merasa nyaman dan pasrah pada pijatan pak Tarjo, Rika pun memejamkan matanya.
“Nyah, ini, saya mau pijat punggungnya tp…”
“Tapi kenapa pak?”, tanya Rika.
“Ada tali bra nya nyah”, kata pak Tarjo, bukannya merasa tak enak tp lbh terdengar geli karena memang apa yg dia lihat lucu.
Meski agak tak tenang, tp karena pak Tarjo sudah seperti keluarga bagi suaminya, ia pun mengijinkan,”Ya udah, tolong di lepas aja pak, gk apa2″
Pak Tarjo, yg tentu sudah berpengalaman bs dg cepat melepaskan kaitan bra tanpa perlu melihat dr balik baju. Dan pijatan tangan pun berlanjut. Rika merasa begitu nyaman saat tangan pak Tarjo lagi-lagi turun dr punggung, kemudian belakang perutnya dan turun ke paha. Sungguh nyaman dipijat pak Tarjo, jari-jari pak Tarjo lagi-lagi naik dr pangkal paha dan kemudian naik. Saat jari-jari pak Tarjo seharusnya kembali turun dan mengurut pahanya lg, tp malah dg perlahan makin naik dan akhirnya pantatnya diremas2.
Merasa tak nyaman dan heran, Rika pun bertanya,”Pak… Kok pantat saya di pijit jg?”
“Hehe iya nyah, kalau saya lihat, urat sakitnya asalnya dari sini”, kata pak Tarjo tegas.
“O… Oh gt ya..Mmmhhh…”, gumam Rika merasakan rasa nikmat yg sedikit muncul dr remasan-remasan tangan pak Tarjo.
Remasan-remasan tangan pak Tarjo memang lama-lama terasa begitu enak hingga Rika harus menutup mulutnya karena gairahnya sendiri mulai naik. Tiba-tiba saja rasa geli lain pun muncul, kali ini tangan pak Tarjo tak memijat tp lbh terasa seperti mengelus sisi dalam pahanya, cukup dekat dengan selangkangan sehingga bulu kuduk Rika pun berdiri.
“Knp nyah? Gk enak ya nyah?”, kata pak Tarjo kini kembali meremas pantatnya.
“Mmhh e… Enak kok pak…”
“Hmmm… Kalau begini gmn nyah?”, kata pak Tarjo.
Mata Rika tiba-tiba saja terbelalak, bagian bawah hotpantsnya tiba-tiba saja ditarik bersamaan dg bagian bawah celana dalamnya. Dan sebelum Rika bisa membalikkan badan atau menoleh kebelakang dan protes. tiba-tiba saja sesuatu menusuk vaginanya.
“Aaaaahh!! A… Apa2an pak!! LEPASIN!!”, jerit Rika, tapi ia tak bs melawan, selain kedua kakinya diduduki, tangan kanan pak Tarjo juga kini menahan punggungnya. Sungguh kuat pria itu, Rika hendak melawan pun tak bisa, kakinya tak bs menendang dan tangannya pun tak bs berbuat apapun karena usahanya untuk bangun tak bhs ia lakukan.
“Hehehe saya cuma mau bantu nyonyah saja, memeknya nyonyah pasti ngilu gara2 kontol bapak tadi malem”, kata pak Tarjo, terus mengobok-obok memek Rika dg jari tengah dan jari manisnya.
Bagaikan disambar petir, ingatan Rika kembali seutuhnya, “A… Apa!? J… jadi… MMmhhhh… I… Itu bukan… Aaaahhh mimpiiii!!”
“Hahaha tentu bukan, tapi nikmatnya bagaikan mimpi kan nyah? Saya dengan senang hati memuaskan nyonyah, lagi, lagi dan lagi”, kata pak Tarjo terus memainkan jarinya yg kini sudah basah.
“J… Jangan paaakkhhh aaahhhh….”, Rika tak bs lancar berkata-kata, kejutan-kejutan nikmat seolah terus di setrum dr lubang cintanya yg dimainkan dg sangat lihainya oelh jari-jari pak Tarjo.
“Gk apa-apa nyah, saya kasihan sm nyonyah gk bs dipaskan tuan Andre. Tenang saja, saya sudah sangat berpengalaman mainin ini, pasti nyonyah puas. Tadi malam aja, nyonyah sampai keluar berkali-kali”, kata pak Tarjo.
Rika tak mau mengakui, tp apa yg pak Tarjo ucapkan benar. Jari-jari pria itu seolah tahu benar titik mana saja dan gerakan apa yg membuatnya merasakan rasa nikmat luar biasa. Mau melawanpun tubuh Rika benar-benar tak bs diajak kerjasama, kakinya mengejang-ejang bukan karena berusaha melawan, tp karena merasa nikmat.
“Mmm… Aaaahh p…. Paaakkhhh… U… Udaaaahhh… T… Tolooong… B… Be… Mmmhh Berhentiiii!!”, erang Rika terus-terusan diselangi rasa nikmat yg tak bs ia tahan.
“Nikmati saja nyonyah, sudah tugas saya untuk melayani nyonyah, hahaha”, seru pak Tarjo makin menggila memainkan vagina Rika.
Rika benar-benar kewalahan, karena pengalaman sexnya yg sungguh minim membuatnya tak bs menahan kenikmatan yg disuguhkan oleh 2 jari pembantu rumahnya. Pikirannya makin tak terkendali, keinginannya untuk melawan seolah tenggelam oleh insting alaminya yg menginginkan puncak kenikmatan.
“Mmmmmmmmhhh!! Nnnnnngghhh!! PP… Pa… MMMMMMMMMHHHH!!!”
Orgasme Rika pun akhirnya tercapai, tubuhnya menggelinjang dan mulutnya mengeluarkan suara lengkingan dan tangannya kini mencengkram sprei ranjangnya. Ciran cintanya kini mengucur keluar hingga tangan pak Tarjo basah.
Rika lemas, benar-benar lemas, tubuhnya masih bergidik dan kejang kecil oleh sisa-sisa orgasme. Ya, rasanya begitu nikmat, begitu luar biasa, tp dilain sisi sungguh sebuah dosa yg tak seharusnya ia nikmati. Rika mulai mendapatkan kembali kesadarannya dan akhirnya ia benarbenar sadar, dirinya sudah diperkosa 2 kali oleh pak Tarjo. Sungguh rasa bersalah luar biasa ia rasakan, ia sudah mencemari ranjang pernikahannya dg mas Andre. Ya, ia sudah berkhianat pada kesetiaan mas Andre dan kenyataan itu membuat air matanya kini berlinang.
Pak Tarjo kini turun dr tubuhnya dan membalikkan badan Rika, Rika hanya bs menutupi wajahnya yg kini basah oleh air mata dan isakan tangis yg keluar dr mulutnya.
“Hiks hiks… Bapak jahat… Kenapa bapak melakukan ini? Apa salah saya pak?”, kata Rika.
“Saya kasihan sama nyonya, saya tahu nyonya punya nafsu yg besar, kebutuhan yg harus dipuaskan. Kalau tidak, kenapa nyonya masih masturbasi? Apa itu jg bukan dosa pada tuan Andre?”
Rika terdiam, ya kata-kata pak Tarjo memang benar, tp apa itu artinya pak Tarjo berhak memperkosanya?
Rika masih saja terisak, tp kemudian tangan yg menutupi matanya disingkirkan oleh pak Tarjo,”Coba llihat ini! Dibanding suamimu, mana yg lebih bsar?”
Rika terbelalak, tak heran vaginanya ngilu, benda yg berdiri diselangkangan pak Tarjo benar-benar jauh dr milik suaminya. Benda itu gelap, berurat dan terlihat kokoh benar dg panjang dan ketebalan bagaikan anaconda.
“A… Astaga…”, gumam Rika.
Melihat majikannya tercengang, pak Tarjo pun segera menarik celana hotpants Rika. Rika melawan tp sia-sia, tubuhnya masihlah lemah setelah orgasme tadi, dan pada akhirnya ia setengah telanjang dan kedua kakinya pun di belah oleh pak Tarjo
“J… Jangan pak, sudah cukup… Jangan buat dosa yg lbh besar lg”, kata Rika lemah.
“Tak apa2 nyonya, kita nikmati saja nyonya”, kata pak Tarjo menggesek2kan kepala kontolnya di bibir memeknya.
“Ja… Jangan pak, inget pak, saya majikan bapak”, kata Rika.
“Dan sebagai pelayan nyonya, saya harus melayani nyonya sampai nyonya puas, dan lemas”, kata pak Tarjo dengan senyuman lebarnya.
Blessssh!!!
“OOOoooouuhhhhhh!!!”, seru Rika saat benda tumpul pembantunya memasukki vaginanya. Dengan sekejab, hampir 1/3 kontol pak Tarjo masuk dg lancarnya dan kini terus didorong dg perlahan.
“Mmmhhh udah gk sesempit td malem nyah, tp tetap enaaakkk!!”, kata pak Tarjo, kinimemegangi sisi perut Rika.
“A… Aaahhh… K… Keluarin… Tolong … MMMHH jangaaan….”, rintih Rika sambil memukul-mukul tangan pak Tarjo meski tanpa tenaga.
“Ssshhh memek nyonyah emg enak sekali… Kontol bapak kyk dipijet-pijet didalam sini mmmhhh. Kotnol bapak enak kan nyah?”,kata pak Tarjo terus mendorong, tapi berhenti saat lebih dr setengah dr kontolnya masuk.
“Mmmhhhh… Hhhh HHhhh Hhhh… Enggak… Penis bapak… Gk enak…”, kata Rika, berbohong tp ini semua supaya pak Tarjo tak mendapat kepuasan dr pengakuannya.
“Hehe, bukan penis, tp kontol nyah!”, seru pak Tarjo mulai menggenjot, tentu awalnya dg perlahan.
“OOhh oooohhh ssshhhh… Gakk… Gak enaaak!! Mmmhhh”
“Apa nyah? Coba bilang lg”, kata pak Tarjo mempercepat genjotannya.
Rika lagi2 mencengkram sprei ranjangnya, meski ia ingin melawan, tp rasa nikmat yg ia rasakan tak terelakkan. Rasanya memang jauh lbh luar biasa dr saar ia bercinta dg suaminya di posisi yg sama.
Rika hanya bisa geleng-geleng,”n… Nggak! OOoohhhh mmmmhhh mmmhhh”
Plookkk… Plookkk… Plookkk…
Memek Rika yg basah kini terus ditumbuk selangkangan pak Tarjo. Pria itu kini menurunkan tubuhnya sehingga wajahnya ada didepan Rika, tapi genjotannya tak juga berhenti.
“Sssshhh nyah, nyonya Rika memang sangat cantik. Sungguh kasihan tuan gk bs memuaskanmu… Mmmhhh…”
Rika tak bs fokus dan membalas kata-kata tak sopan itu, tiap genjotan pak Tarjo membuat otaknya meleleh oleh kenikmatan.
“Mmmhhh p… Pakkkhhh… Nnngggg… Eeeehhhh… naaaakkkk…”
“Hehe, iya nyah, enaaaakkk!”, seru pak Tarjo mempercepat genjotannya.
Tanpa Rika sadari, pak Tarjo sudah menggenjotnya hampir selama 1 jam. Dan selama 1 jam itu, Rika sudah meraih orgasme ke 2 dan ke 3 nya. Ia sudah kalah, 3 kali sementara pak Tarjo belum jg orgasme.
Tapi kini genjotan pembantunya berubah, makin cepat, makin menghentak-hentak bibir rahim Rika yg hanya bs pasrah. Erangan pak Tarjo pun mengeras menandakan dirinya juga sudah hampir orgasme.
“Ooohhh!! nyonyaaaahhh!! Sa… Saya keluaaaarrrr!! Terima benih saya nyonyaaaahhh!!! Saya mau bikin Nyonya Rika buntiiiingggg!!!!”
“Aaaahh Aaaaahh Aaahhhhh MMmmmhhhhh!!! NNNNNNNNGGHHHHH!!!”, digenjot begitu cepatnya, membuat Rika tak bs berpikir lurus dan mendesah-desah saja. Ia bahkan tak protes saat tubuhnya dan pak Tarjo saling berpelukan, dan kakinya seolah dikendalikan insting melingkari punggung pak Tarjo.
Rika benar-benar mabuk, mabuk oleh kenikmatan, mabuk oleh genjotan pembantu tuanya. Lagi-lagi rahimnya terasa terdorong oleh kontol pembantunya, dan kedutan-kedutan kontol yg kini tak lg menggenjot cepat dan hanya sesekali didorong kedalam, sedalam mungkin didalam dirinya. Dan akhirnya, pak Tarjo terdiam.
“P…. Pakkk…. OOOOOOOHHHHHH!!! MMMMMMHHHHHH!!! PPAAAAK TARJOOOO!!!”
CROOOOTT!!! CROOOOTTT!!! CROOOTTT!!
Semburan peju pak Tarjo membuat Rika terkejut dan gelombang tsunami cairan peju yg memenuhi rahimnya membuatnya mendapat kenikmatan luar biasa sehingga tubuhnya pun mengejang hebat dan memeluk erat pak Tarjo. Pasangan majikan dan pembatu itu pun saling peluk erat, memastikan proses pembuahan sel telur premium didalam rahim Rika sukses dibuahi benih kualitas rendah milih pak Tarjo. Rika benar-benar dibuat mabuk kepayang, rasa panas yg begitu nyaman ia rasakan dibawah perutnya, tepat didalam rahimnya. Kepalanya makin lama makin ringan sampai akhirnya kesadarannya pun menghilang.
BERAMBUNG …..