Skip to content

Pembantuku yg membahagiakan keluargaku

Pembantuku yg membahagiakan keluargaku

Chapter 7

Saat malam makin larut, Rika masih menunggu di ruang tamu. Ia masih heran kenapa pak Tarjo tak juga pulang, ia tahu makan malam pun sudah tersedia dan Rika tinggal makan saja karena sepertinya siang tadi pak Tarjo memasak cukup untuk 3 kali makan. Tapi sepertinya ia baru sekali ini menyadari pak Tarjo menghilang cukup lama.

Saat Rika hendak ke kamar dan mengurungkan niatnya, tiba-tiba saja suara gerbang depan terdengar dan pak Tarjo pun masuk kedalam rumah.

“Lho nyah, masih blm tidur?”, tanya pak Tarjo.

“I… Iya pak, bapak dr mana emg?”, tanya Rika, gugup dg apa yg akan ia lakukan.

“Oh, td ketemuan sama temen nyah, kok tumben nanyain? Ada yg harus saya kerjakan nyah?”, tanya pak Tarjo menatap Rika, jelas tatapannya mendarat di belahan dadanya dan juga pahanya karena ia duduk sambil menyilangkan kakinya.

“O… Oh… Em pak… Bisa kesini bentar?”, kata Rika sambil tersenyum, berusaha mengeluarkan teknik menggodanya meski ia merasa muak.

Pak Tarjo, jelas tergoda kemudian mendekat. Ia biasanya hanya berani duduk di lantai saja, tp kali ini dg santainya pak Tarjo duduk disamping Rika.

“Gimana nyah? Ada yg bisa saya bantu?”, kata pak Tarjo dg santainya mendaratkan tangannya di paha Rika. Rika bergidik, rasa geli yg ia rasakan seolah bagaikan sengatan listrik yg menyetrum tubuhnya.

“S… Saya cuma mau berterimakasih pak, bapak benar, saya butuh pemuas…”, kata Rika, membenci dirinya sendiri karena ia harus mengatakan hal seperti itu.

Tangan pak Tarjo terus mengelus, perlahan menarik kaki Rika sehingga Rika menurunkan kakinya dari posisi menyilang.

“Wah, saya senang akhirnya nyonya paham…”

Rika menahan nafsunya yg makin naik saat tangan pak Tarjo mulai masuk kedalam roknya. Rika pun kemudian menangkap tangan pak Tarjo, pria itu sempat kaget tp Rika menenangkan pak Tarjo dengan senyumannya.

“Pak… Saya pengen liat… Punya bapak lg boleh gk pak?”, tanya Rika sambil menunjukkan wajah nakalnya, tatapan sendu dg bubur bawah yg ia gigit manja.

Pak Tarjo pun tersenyum,”Trus, klo bapak tunjukin nyonya mau kasih apa?”

“Klo ini aja gmn pak?”, tanya Rika sambil meremas kedua payudaranya dan mengangkat senjata utamanya itu keatas dan kemudian melepaskan tangannya sehingga payudaranya sedikit bergoncang kenyal.

Pak Tarjo tersenyum lebar, sehingga gigi-giginya yg sudah tak lagi lengkap dan beberapa menunjukkan pembusukan itu pun terlihat begitu menjijikannya,”Hahaha ya! Ok nyah!! Wah, dari dulu saya pengen nyoba nyusu pada nyonyah!”

Rika agak kaget, sepertinya meski ia pingsan setelah diperkosa, pak Tarjo tak menelanjanginya dan melakukan apapun sesukanya. Meski sedikit agak lega karena ia tak sepenuhnya diperkosa, ia tetap saja merasa muak membayangkan wajah jelek pak Tarjo menyusu padanya bagai bayi.

Pak Tarjo pun kemudian segera melepaskan celana panjangnya dan akhirnya setengah telanjang, kontolnya terlihat sudah setengah keras. Rika sedikit kagum, padahal baru beberapa saat saja tp pak Tarjo sudah hampir siap main.

“Nah, ini sudah saya liatin, emg nyonyah pengen apa?”, kata pak Tarjo penasaran.

“S… Saya pegang boleh pak?”

“Hehe penasaran ya? Silahkan nyah, lebih gedhe dr tuan kan?”, kata pak Tarjo.

Rika tak terima suaminya direndahkan oleh pembantunya sendiri, tp saat ia kembali menatap alat kelamin pembantunya, ia memang harus akui, benda itu sepertinya bs lbh besar dan panjang saat ereksi sempurna.

Rika pun menahan rasa muaknya dan meraih benda hitam yg agak terlihat bergerak perlahan menuju kondisi keras itu.

“Wah… Emg bener lebih besar dr punya mas Andre pak”, kata Rika mulai mengocok pelan.

“Woh ya jelas nyah, Mmmhh nyah, kyknya perlu sering latihan ngocok nih. Agak gk enak nyah”, kata pak Tarjo.

Rika tersinggung, jelas ia tak paham cara mengocok dg tangan, karena suaminya tak pernah mau mencoba,”M… Maaf pak”

“Hhhh, gini gini, jangan kenceng-kenceng pegangnya, pelan-pelan aja nyah. Mmmh ya gt…”, kata pak Tarjo sambil mengajari Rika mengocok alat kelamin pria.

“I… Iya pak… Enak pak?”, kata Rika, sudah tak sabar supaya pak Tarjo nge crot, tp kelihatannya masih belum karena benda ditangannya belum terasa sangat keras.

“Belum lah nyah, oh ya, nyonya buka baju aja, mmmh pasti bisa bikin kontol bapak keras, hahaha”, kata pak Tarjo.

Rika pun mengangguk, ya, memang ini lah yg sudah ia perkirakan akan terjadi. Dg perlahan ia melepaskan kaosnya, dan kemudian melepaskan bra nya sehingga ia telanjang dada.

“Wooooh ckckck indah sekali memang tetekmu nyah!”, seru pak Tarjo.

“M… Makasih pak”, kata Rika.

Pembantu tuanya kemudian mendempet tubuhnya dan sedikit menundukkan badannya sehingga kepalanya selevel dg dadanya. Tangan kanannya menyelinap dibelakang punggung Rika sementara tangan kirinya merai payudara kanannya.

“Mmhhh…”, desah Rika merasakan tangan kasar pak Tarjo yg mengelus payudaranya dan rasa geli lain muncul dr nafas pak Tarjo yg berhembus di puting susu payudara kirinya.

“Ckckck nyah, mubazir sekali payudara seindah ini gk ada susunya…”, kata pak Tarjo, masih membelai-belai payudara Rika dan berbicara begitu dekat dg puting pink Rika.

“Mmmhhh… U… Udah pak… Geli…”, kata Rika, tangan pak Tarjo kini menyentil-nyentil puting susunya. Ya, payudaranya adalah kelemahannya, hanya dg sentilan-sentilan ini saja ia sudah mulai berpikir jorok, ingin merasakan persetubuhan yg sesungguhnya dan tidak hanya godaan-godaan hasrat seperti ini.

“Nyah, saya nyusu ya nyah, anggap aja latihan waktu nyonyah nyusuin anak kita nanti”, kata pak Tarjo.

Rika kaget dan hendak menyanggah tapi mulutnya malah melenguh,”Ooooohhh ssshhhhh… P… Paakk….”

Rika tak bs menahan dirinya sendiri, sensansi dr 2 puting susunya yg mendapat stimulan di saat yg bersamaan sungguh tak tertahankan. Jari-jari pak dan lidah pak Tarjo dg ganas menyerang kedua puting susu Rika membuat Rika lupa mengocok dan malah mengarahkan tangannya di antara selangkangannya.

“Mmmhhh pe… Pelan-pelan pak, plisss!!! Mmmhhhh…”, desah Rika, ia menyadarkan diri dan meraih tongkat tumpul pak Tarjo dan mulai mengocok.

“Cppphh cpphhh puaahhhh… Ya ya… Nyah, tunjukkan tanganmu”, kata pak Tarjo setelah menyedot keras.

Rika tak sempat bereaksi sebelum tangannya direnggut tangan kiri pak Tarjo yg kemudian ditarik mendekat dan kemudian,”Cuih!”

Rika menahan rasa jijiknya sekuat mungkin saat air ludah pak Tarjo mendarat di tangannya. Ia hampir muntah tp kemudian tangannya didekatkan lagi ke tongkat hitam pembantunya.

“Ssshhh nah gt nyah, kan jd enak klo udah dikasih pelicin gini hahahaha”, seru pak Tarjo begitu tangan Rina mulai naik turun lagi di batang kejantanannya.

Rika terus mengocok, mempercepat kocokannya supaya pak Tarjo segera orgasme. Tp meski begitu konsentrasinya saat mengocok benar-benar menjadi tantangan karena jilatan lidah dan sentilan jari pak Tarjo membuatnya terlarut dalam rangsangan-rangsangan yg makin tak tertahankan. Tangan Rika sampai pegal mengocok tp pak Tarjo tak jg memberi tanda akan orgasme. Tp setelah ganti dr mengocok dg tangan kanan menjadi tangan kiri, akhirnya pak Tarjo berhenti memberinya rangsangan nikmat. Rupanya 20 menit sudah berlalu.

“Sssshhh cepetin nyah, ayoooo… Bapak udah pengen keluar nyaaah…”, seru pak Tarjo.

Rika bs merawsakan kontol pak Tarjo makin kencang dan sesekali berkedut sebelum akhirnya cairan putih yg muncrat bagai ledakan gunung berapi pun muncul.

Crooott!! Crooottt!! Crooot…

Cairan putih yg keluar dr kepala kontol pak Tarjo meluncur dg kuatnya dan cukup banyak sehingga cairan itu mendarat di daerah selangkangan dan tangan Rika. Rika bs merasakan rasa panas dr cairan yg terlihat begitu kental dan baunya pun cukup menyengat. Tp entah kenapa pemandangan peju putih kental yg mengotori tangannya itu justru membuat dadanya berdegup kencang dan air liurnya muncul.

“Nah gt dong nyah, kan enak kalo udah dikasih pelumas, haha”, kata pak Tarjo kini duduk dg benar disamping Rina.

Rina pun tersadar dr lamunannya yg singkat itu, ia memperhatikan pak Tarjo yg terlihat sedikit terengah tp masih belum terlalu kelelahan. Dan lg, celana panjang pak Tarjo masihlah belum sepenuhnya lepas sehingga Rika harus menjalankan strategi keduanya.

BERAMBUNG ….. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *