Skip to content

Pramugari yang cantik dan Binor yang Bohay – Part 7

Aku segera berangkat dengan pikiran merasa kasih kepada dedek kalau sampai tahu yang sebenarnya, aku harus bisa bebaskan bu Ari. Dan aku juga minta back-up kawan dari belakang.. Karena masih subuh perjalanan hanya aku tempuh 1jam.

Ada chat yang mengirimkan lokasi di mana aku harus datang membawa uang. Aku lihat baru jam 7 pagi. Sedangkan aku harus mengambil uang di Bank. Kesepakatan jam 10 pagi di tempat yang sudah ditentukan.. Dan beberapa menit kemudian ada yg kirim vidio.. Nampak bu ari di ikat di kursi kayu,di ikat kedua tangan dan kakinya. Tetapi caranya mengikat bikin aku tercengang… Buat ari dalam keadaan telanjang bulat, dengan tangan terikat kebelakang dan kedua kakinya di naikan ke sandaran tangan kanan kiri dan dii ikat…

Nampah tubuh bu ari yg montok itu semakin menggairahkan teteknya makin menggembung kedepan dan vaginanya dengan posisi begitu terlihat membentuk tonjolan daging lembut yg terlihat terbelah tengahnya dan sekeliling di tumbuhin bulu bulu jembutnya yang lebat teratur

Kasihan sekali bu Ari… Dan ada chatnya. Kalau telat 5 menit bua ari akan kita perkosa dan kalau lewat 1 jam akan gw bunuh.

Dalam vidio ada 4orang yang matanya liar melihat kemontokan tubuh bu ari yg kuning langsat mulus.. Bahkan ada salah satu dari mereka meremas buah dadanya bu Ari

Jujur aku sendiri terangsang melihat bu Ari seperti itu.. Tetapi aku tak akan biarkan mereka akan menyakiti ataupun memperkosa bu Ari, aku mencoba mengulur waktu

Setelah jam 9 30 aku bergerak menuju lokasinya di sebuah daerahnya yang perumahan seperti terbengkalai bangunnya sudah banyak yang roboh. Dan soalnya sinyal GPS susah. Aku sudah mulai cemas.. Karena waktu yang diminta sudah terlambat sekitar 10menit, karena perjalanan terhambat dengan Jalan yang rusak parah

Begitu aku sudah yakin dengan rumahnya aku segera turun dari mobil.. Dari jauh beberapa anggota kepolisian sudah mengawasi, sepi sepertinya sudah tidak ada orang. Dengan perasaan cemas takut akan ancaman yang akan menimpa bu Ari aku masuk kedalam bagunan.

Benar aku sudah terlambat, mereka sudah tidak ada di sini. Aku mulai panik, aku lihat ada tulisan di meja
Lo lewat jalan dari belakang rumah ini sampai ketemu di hutan pinus. Tapi lo terlambat buat nahan buat perempuan ini gw perkosa
Tinggal 1 lagi. Lo telat mayatnya gw lempar ke jurang setelah habis gw nikmati tubuhnya

Aku harus tenang… Dian masih menginginkan uangnya. Kalau pun aku tidak bisa menjaga kehormatan bu Ari karena memang keadaannya. Tetapi aku harus menyelamatkan ddlm ke adaan hidup.

Setelah kordinasi aku segera mengikuti petunjuk yang di berikan, hampir 20menit aku berjalan dan memasuki hutan pinus.

“Hahaha akhirnya lo datang juga… Mana uang yang gw minta??!! Kata satu orang yang tinggi kurus badanya dan yang satu lagi hitam badanya gede..

” Dimana ibu itu baru aku serahkan uangnya.. Ini kalau kalian mau lihat. Kataku sambil menunjukkan tas yg berisi uang

“Hahaha.. Tenang kawan, tapi maaf aku tidak bisa menjijikkan dari nafsunya temanku.. Ada di balik semak 2 itu kalau lo mau lihat..

Aku ikutin mereka sekitar 5menit…aku tercengang bu Ari sudah tidak di ikat lagi tetapi dalam posisi berdiri dan bersender memegang pohon, bu Ari sedang di di setubuhi dari belakang..

Aku lihat bu Ari entah menangis atau menikmati tetapi suara erangan terdengar. Aku berpikir mungkin awalnya menolak, akan tetapi di bawah ancaman dan rangsangan yang di berikan orang-orang itu bisa membuat nafsunya bangkit, karena memang sudah lama tidak mendapatkan dari suaminya…

“Hahaha… Akhirnya uang datang.. Tapi sudah bisa ngrasain memeknya… Kata orang yang masih menggenjot bu Ari dari belakang. Begitu melihat aku bu Ari langsung menundukan mukanya dan tidak terdengar suara rintihan bagi

Entah bagaimana kordinasi nya aku pikir ini suatu keteledoran karena korban sendiri belum cukup aman.. Dor.. Dor.. Jngaan bergerak.. Melihat situasi yang seperti itu. Aku bertindak cepat untuk melindungi korban. Disaat pelaku kaget dan lengah aku berikan satu timah panas di betis kanan. Bu Ari begitu melihat orang yang sedang menyetubuhi nya terjatuh, langsung berlari ke arah ku tanpa memperdulikan keadaannya sekarang dan langsung menangis memeluku. Aku ajak bu Ari untuk mengambil bajunya yang tergeletak di dekat tempat diperkosa.

Aku lega bisa beres masalah nya.. Setelah kita buat laporan di kantor polisi. Aku perhatikan bu Ari masih diam terpukul dengan kejadian yang menimpanya. Di dalam perjalanan buabari menceritakan awal kejadiannya..

” Bu.. Sekarang ibu ikut saya ke Jakarta saja, saya juga tidak cerita ini sama dedek.. Kataku
” Iya Pak Roy.. Tetapi sekarang saya sudah kotor, saya ternoda. Saya kalau ingat kejadian itu saya pengen rasanya bunuh diri saja.. Kata bubari sambil menangis. Kalau kondisi kejiwaannya masih seperti itu aku khawatir. Aku cari hotel buat istirahat sampai Sore pikir ku, biar bu ari sedikit tenang dan baku bisa istirahat

Bu Ari diam saja tanpa ada komentar apa apa ketika aku belokan mobil ke hotel serun* masih di kawasan cisarua.

Begitu masuk dalam kamar…
” Bu saya mau rebahan dulu capek banget, ibu kalau mau mandi buat membersihkan badan silahkan. Nanti baju kita beli saja ya.. Kataku..

15 menit lamanya bu Ari mandi, akhirnya pintu kamar mandi terbuka betapa terkejutnya aku..karena bubari hanya mengenakan handuk untuk melilit tubuhnya. Karena postur tubuh bu ari yang tinggi montok sehingga nampak jelas sekali buah dadanya menonjol di balik handuknya dan bagian bawah pahanya yang bersih mulus terlihat jelas. Tanpa melihat gelagat bu Ari yang semakin membuat detak jantungku semakin cepat.

Kini bu Ari duduk di ranjang dan menutup tubuhnya dengan selimut
” Pak Roy saya sangat berterima kasih atas semua kebaikan nya. Saya tidak bisa membalas semua itu Pak. Cuma saya hanya bisa menjadi pelayanan bapak selama saya berada dekat Pak Roy… Kata bu Ari

“Mmm.. Pak Roy…saya akan melayani Pak Roy walupun tubuh saya sudah kotor,” kata bu Ari sambil men cium bibir ku…

Aku tidak bisa menjawab sepatah kata apapun karena memang serang bibir tipis bu Ari menggelontor bibirku bertubi-tubi. Perlahan tapi pasti, aku mulai merubah posisiku untuk terlentang di ranjang sehingga tubuh bu Ari dengan mudah naik diatas tubuhku.

Aku rasakan perutku mulai basah dengan cairan yang mulai keluar dari vagina bu Ari. Karena dari tadi dia memang tidak memakai celana dalam sehingga saat duduk diperutku, aku merasakan betapa halus bulu-bulu di selangkangan bu Ari ini. Tanganku mulai membelai punggung dan tengkuk bu Ari, sehingga hal itu membuat birahi bu ari mulai terkoyak.

Dari mulutku bu Ari mulai merambat kebawah, menjilati puntingku hingga membuat darah aku berdesir dengan kencang.

“bu…. Geli ahh.. ” aku merintih.

Bu Ari sepertinya semakin bernafsu mendengar rintihan aku, dan semakin berani saja bu Ari memainkan lidahnya disekitar perutku. Tubuhnya semakin kebawah dan sampailah wajah nya di atas selangkanganku, dengan di bantunya celana sampai celana dalam nya yang aku kenakan langsung tertanggal.

“Pak Roy.. Bisa menikmati nya kan?? Tanya bu Ari..Saya suka penis nya.. Gila besar sekali” puji bu ari dan setelah itu langsung saja mulutnya yang tipis mulai mendarat di batang kemaluanku.
“Oohh.. ” aku merintih dan mnggelinjang saat mulut bu Ari mulai melahap penisku yang sudah mulai mengencang. Sesekali tangan yang lentik mengocok batang kemaluanku.
“Aaow.. Sakit bu..” jeritku saat giginya mengenai kepala penisku.

Aku hanya menikmati jilatan, hisapan dan kuluman bibir bu ari yang tipis sembari aku menengok kebawah melihat bu Ari yang lagi asyik mengoral penisku. Duh alamak, ini ibunya kok jago banget oral sex nya ga kalah sama anaknya… Awas ya aku balas nanti kalo bu ari sudah puas menghisap penisku. Disaat aku membayangkan apa saja yang bakal aku lakukan dengan bu Ari ini, tiba-tiba bu Ari bangkit dari selangkanganku dan berdiri.

“Pak Roy. Saya sudah nggak tahan.. Saya masukin ya?” tanya bu Ari sambil melepas penisku dari mulutnya.

Tangannya memegang penisku yang berdiri kencang untuk diarahkan ke lubang vaginanya

Bless.., suara penisku mengoyak vagina bu Ari.

“Ughh, Pak..” kepala penisku langsung membuka lubang sempit di selangkangan bu Ari.
“Gila, enak sekali punya pak Roy.. aakkh” Bu Ari menggerinjang sembari mulai berusaha memasukkan seluruh batang kemaluanku.

Aku merasakan lubang surgawi milik Bu Ari masih sempit sekali, sehingga aku merasakan sesuatu yang menjepit batang kemaluanku.

“Pak Roy.. mentok nih, gila banget.. padahal belum masuk semua..” rintih bu Ari.
“Gila Pak panjang.. Eenaak enak” rintih bu Ari

Beberapa kali Bu Ari menggerakkan tubuhnya naik turun, tiba-tiba Bu Ari mulai mempercepat pergerakkannya diatas tubuhku yang naik turun.

“pakkk.. Saya.. Mau.. Daapett.. Pak kk..” rintih Bu Ari.

Karena memang penisku tidak bisa masuk seluruhnya (hanya menyisakan 2 cm saja), sambil bergerak naik turun tangan Bu Ari berusaha menahan tubuhnya dia tas dadaku.

“Pak.. Aaampunn.. Saya nggak tahan lagi..” rintih Bu Ari.
“Pak.. Roy.. Saya kee.. luuaarr..” bersamaan dengan rintihan panjang Bu Ari sesuatu aku rasakan menyiram batang kemaluanku.

Sssurr.., cairan yang terasa banyak membasahi selangkan aku.

Tubuh Bu Ari langsung terkulai lemas dengan permainan tadi sehingga dia terlentang sambil menutup mata, merasakan sisa-sisa kenikmatan yang sudah diraihnya. Tanpa memberi nafas sedikitpun, aku mulai membungkuk di atas dada Bu Ariyang masih montok ini. Dengan sentuhan yang penuh perasaan, lidahku mulai memainkan puntingnya yang masih mengencang besar. Aku berusaha membangkitkan gairah Bu Ari yang sudah mulai terkulai lemas.

“Pak Roy.. hebat.. Ughh,” pujian Bu Ari tidak sampai selesai karena gigiku yang nakal mulai menggigit punting nya dengan mesra. Aku membiarkan kedua tangannya menggapai kepalaku yang sedang asyik menikmati puntingnya yang kencang. Maklum, Bu Ari tergolong perempuan yang mempunyai payudara montok

Semakin lama, mulutku yang liar mulai membalas perlakukan Bu Ari saat mencumbui aku sebelumnya. Sesekali tubuhnya yang montok menggelinjang hebat saat aku mainkan pusar perutnya dengan lidahku, hal ini membuat kedua pahanya terbuka lebar.

Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, wajahku langsung menangkap bongkahan daging dengan rambut yang begitu halus. Dengan satu kali gerakan, kedua tanganku sudah bisa mengunci kedua pahanya diatas pundakku.

“Pak.. Gelii.. Ampun.. Ooohh,” Bu Ari hanya bisa merintih saat klitorisnya aku mainkan dengan lidahku. Sesekali aku mencium bau wangi bekas cairan yang sudah keluar saat permainan pertama.

Dan hal itu menambah birahiku untuk melumat habis seluruh cairan yang mulai meleleh kembali dari lubang kewanitaanya. Sesekali pinggul Bu Ari yang padat ikut terangkat keatas, mengikuti hisapan mulutku di selangkangannya. Beberapa saat kemudian..

“Pak.. Ammpun.. Aku mau keluar laagi.. Pakksss” kedua tangan Bu Ari membenamkan wajahku dalam-dalam diantara kedua pahanya. Bersamaan dengan itu pula cairan putih meleleh dengan deras dari ujung lubang kewanitaanya. Dengan sedikit liar, aku minum semua cairan yang keluar dan aku jilatin sampai bersih kembali tanpa ada cairan sedikitpun.

“Capek buk.. ” tanyaku.
“Kamu benar-benar hebat Pak Roy.. Hebat banget kamu,” puji Bu Ari.

Belum selesai dia memeujiku, aku langsung mengangkat tubuhnya yang padat montok dan. Sekali angkat tubuhnya langsung berhadapan dengan tubuhku, dengan cekatan penisku aku tancapkan ke lubang vagina Bu Ari,

“Pakk.. Aduh.. Pak..benar-benar nakal..,” kata Bu Ari menggelinjang.

Kedua tangannya menggelayut dileherku sedangkan kedua kakinya mengunci pinggulku, sehingga hal ini memudahkan penisku menerobos masuk di lubang vaginanya.

“Slep.. Slep.. Slep.. ” terdengar penisku bergerak keluar masuk lubang Bu Ari. Kedua tanganku menahan bongkahan pantat nya yang padat besar, untuk memudahkan pergerakan keluar masuk penisku. Karena tubuh Bu Ari yang bisa mengimbangi memudahkan aku untuk berhubungan sambil menggendongnya
Posisi ini aku pertahankan sampai, Bu Ari orgasme yang ketiga kalinya.

“pak.. Aku.. Keluar lagi.. ” sambil berkata demikian bu Ari berusaha mendekap tubuhku erat-erat sedangkan tubuhnya tidak bisa mendekat tubuhku karena memang terganjal penisku yang panjang.

Disaat tubuh Bu Ari turun dari gendonganku, aku sedikit mendorong tubuhnya untuk menghadap ke dinding. Sambil aku bisikan kata yang mesra di telinganya

“Akan kuberikan semua kenikmatan rayuku.
“Pak Roy..” desah Bu Ari

Kaki Bu Ari aku buka lebar, sehingga memudahkan aku untuk penetrasi melalui belakang.

Bless.., batang kemaluanku kembali menghunjam lubang nya yang masih terengah-engah. Kedua tanganku memegang pinggul nya dari balakang, sehingga memudahkan aku untuk bergerak maju mundur. Kedua tangan Bu Ari menahan tubuhnya di dinding kamar.

“Pak.. Eennakk sekali.. ” rintih Bu Ari

“Kamu memang.. Jagonya Pak.. Uuuhh,” berkali-kali Bu Ari merintah tetapi hal itu tidak menghentikan permainan aku yang semakin gila saja. Setelah puas dengan posisi seperti itu, dengan memiringkan tubuh Bu Ari yang masih berdiri, aku angkat kakinya satu sehingga aku bisa memasukkan penisku dengan leluasa.

Crek.. Crek.. Crekk.., suara penisku yang sudah mulai dibasahi oleh cairan Bu Ari yang begitu banyak meleleh, sampai menetes di pahaku.

“Pak Roy.. Kamu.. Pandai sekali membuatku melayang.. Aaahh.. Uuuhh”
“Pak Roy.. Aku.. Nggaa.. Tahann..” untuk yang kesekian kalinya lubang kewanitaan Bu Ari mengucurkan cairan putih pekat dibatang kemaluanku.

Setelah aku puas, akhirnya aku membopong tubuh nya dan meletakkan di pinggir ranjang. Kali ini aku melakuakn doggie style, aku semakin bergairah untuk bermain dengan beberapa variasi dalam bersetubuh.

“Hekk..” muka Bu Ari dimasukan dalam-dalam diatas bantal ketika penisku menghujam kesekian kalinya.
“Oohh.. Pak . Punyanya berasa sekali..” puji aku.

Sambil menggerakkan maju mundur tubuhku dibelakang tubuh Bu Ari, aku melihat jelas kucuran keringat dari tubuh kami berdua. Sampai akhirnya Bu Ari menjerit panjang dibarengi kedua tanganya meremas sprey hotel dengan kencang.

“Pak.. Aaammppunn..” gigi Bu Ari menggigit bantal dengan kencang.
“Aku juga mau keluar Bu..?” aku mendesah kenikmatan
“Ooo Bu.. Mau dikeluarin dimana.. aakhh,” aku bergerak semakin cepat memasukkan penisku.

“Di dalam aja Pak Roy.. ” pinta Bu Ari
“Jangan aku nggak mau.. Cepet Bu aku sudah mau keluar nih..” desahku.
“Bu.. Aaakhh” aku segera melepas penisku dari lubang vagina Bu Ari dan dengan seketika membalikkan badannya hingga mulutnya pas didepan penisku.

Bagaikan di film-film BF yang pernah aku lihat, Bu Ari langssung melumat habis penisku.

Crutt.. Crut.. Crut.., entah berapa kali semburan spermaku dalam mulut nya, aku hanya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Semburan demi semburan, Bu Ari seperti tidak mempedulikan lagi. Bu Ari tetap mengocok, mengulum dan menghisap dalam-dalam penisku. Terlihat jelas spermamu menetes keluar dicelah bibirnya yang sekai dan belum sampai jatuh, lidahnya berusaha menjilat kembali.

Sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di batang kemaluanku,

“Ma kasih Pak Roy.. Kamu memberikan apa yang selama ini aku impikan” kata Bu Ari.
“Selama ini ayahnya dedek tidak pernah memberikan ini semua, asal dia sudah keluar ya sudah tanpa memikirkan saya.. Jelas Bu Ari

Bersambung

1 thought on “Pramugari yang cantik dan Binor yang Bohay – Part 7”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *