Skip to content

Rahasia Asrama

Rahasia Asrama

CHAPTER 4

Liat saja nanti. Banyak yang sebelumnya kayak kamu. Tap ya, akhirnya bakal kayak mereka.”ujar Ummi Nayla menunjuk para penghuni asrama.

“Mimpi saja.”kataku menegaskan.

Ummi Nayla tersenyum misterius seperti menyembunyikan rencana besar untuk mengalahkanku.”Nah karena kamu sudah jadi budakku kamu harus patuhi semua perintahku. Sekarang mari kita mulai proses inisiasinya.”

“Inisiasi?”tanyaku keheranan.

“Iya dong. Kamu sudah janji bakal ikut permainan ummi kan? Nah, sebelum mulai semua orang harus melewati inisiasi terlebih dahulu.”

“Apa maksudnya inisiasi.”

“Kayaknya bakal lebih mudah kalau praktik langsung.”

Ummi Nayla kemudian duduk di sofa yang berseberangan dengan sofa yang kududuki. Empat orang itu langsung duduk berjajar di kedua sisi Ummi Nayla kecuali Kak Lita. Dia beranjak mendekatiku dan melepaskan borgol di kaki dan tanganku. Aku langsung menggoyangkan kaki dan tanganku yang kebas. Ingin rasanya aku lari tapi tatapan tajam Kak Lita mencegahku bergerak lebih jauh.

“Sekarang kamu merangkak ke sini kayak anjing terus jilatin memekku.”

“Memek?”

“Vagina. Begitu saja gak tahu.”

Aku meringis mendengar perintah itu tapi karena aku teringat kalau Ummi Nayla punya foto yang bisa disebarkan kapan saja akhirnya aku menyerah dan menjatuhkan diriku dalam posisi merangkak.

“Eh dalemanmu di lepas dulu. Gak boleh ada kain kecuali jilbab.”

Aku memberikan tatapan benci pada Ummi Nayla yang menyuruhku dengan seenaknya. Bahkan menyuruhku bugil. Ingin rasanya aku berlari ke kamar lalu menyebarkan foto bugil Ummi Nayla biar dia tahu rasa. Tapi pada akhirnya aku menuruti perintahnya dan membuka dalemanku sehingga aku sepenuhnya bugil kecuali jilbab di kepala.

“Ayo merangkak ke sini.”Perintah Ummi Nayla seraya melebarkan pahanya lebar-lebar sehingga vaginanya yang mulus tanpa bulu itu terlihat.

Aku dengan jengkel akhirnya merangkak layaknya anjing yang berjalan hingga membuat kedua payudaraku yang berukuran 34c bergoyang-goyang mengikuti langkahku. Begitu ada di dekat vagina Ummi Nayla, sekilas aku mencium aroma khas kewanitaan yang entah bagaimana justru menarik indra penciumanku.

“Cepetan jilat.”

Aku terdiam sebentar. Berusaha berpikir untuk menghindari perintah tak masuk akal tersebut.

“Jilat!!!”ulang Ummi Nayla namun dengan nada membentak hingga aku terhenyak.

Aku akhirnya menjulurkan lidahku dengan sangat perlahan hingga menyentuh bibir kemaluan dari Ummi Nayla. Kurasakan tekstur kulit vaginanya yang halus dan kenyal yang sepertinya sangat terawat

Lidahku kemudian secara pelan menyapu garis bibir vagina itu hingga menyentuh biji kelentitnya. Proses itu kulakukan berulang-ulang hingga kurasakan tiba-tiba paha Ummi Nayla merapat menjepit kepalaku.

“Ughhh. Gak nyangka Ummi kalau jilatanmu semantep ini.

“Hmmmpphhh.”Aku berusaha melepaskan diri tapi paha Ummi Nayla justru menjepit semakin rapat. Tak membiarkanku untuk sekedar menggerakkan kepalaku.

“Lanjutin jilatnya.”

Aku yang tak punya pilihan akhirnya meneruskan jilatanku hingga keseluruhan vagina Ummi Nayla basah kuyup oleh liarku. Setelah 10 menit, aku merasakan tubuh Ummi Nayla mengejan. Pahanya menjepit kepalaku lebih keras kemudian keluarlah cairan putih dari dalam vaginanya

Crottt!!Crotttt!Crotttt! Cairan yang entah apa itu kemudian mengenai wajahku hingga aku tersedak karena sebagian cairan itu masuk ke dalam mulutku. Beruntung Ummi Nayla melepaskan jepitan pahanya sehingga aku bisa mundur sejenak dalam keadaan terbatuk-batuk.

“Hahhhh…hahhhhh..***k nyangka kalau kamu bisa muasin Ummi. Memang gak salah Ummi nerima kamu buat tinggal di sini.”

Aku membalas perkataan itu dengan dengusan.

“Nah sekarang berbaring di tengah karpet. Tangan sama kaki bentuk huruf x.”perintah Ummi Nayla tak ingin mengambil jeda.

Aku menurut saja dan merentangkan tanganku sesuai instruksi. Kemudian lagi-lagi Kak Lita mendekat dan melakban masing-masing tangan dan kakiku ke karpet sehingga aku tak bisa bergerak dan tertahan dalam posisi tersebut.

“Sekarang kita mulai prosesi terakhir inisiasinya.”

“Baik Nyonya.”jawab keempat seniorku secara serempak. Kecuali Kak Rara yang membalas dengan gonggongan.

Mereka berlima langsung mengelilingku dengan posisi paha terbuka lebar sehingga memperlihatkan vagina gundul mereka. Kemudian mereka berlima secara serempak memasukkan jari mereka ke dalam jepitan vagina dan mengeluar masukkan jari tersebut.

“Ahhhhh! Ahhhhh! Ahhhhh!!”Mereka saling mendesah secara bersahut-sahutan. Aku tahu kalau yang mereka lakukan adalah mastrubasi. Sebuah perbuatan tercela yang bahkan aku tak pernah bayangkan untuk kulihat. Tapi kini aku justru melihat lima perempuan terdidik sekaligus yang bermastrubasi dengan kondisi hampir bugil.

Tak butuh waktu lama mereka berlima segera mencapai puncak kenikmatannya yang ditandai dengan desahan yang makin keras terdengar dan tubuh yang bergetas hebat. Kemudian keluarlah dari kelima vagina tersebut cairan kenikmatan pertanda klimas

Crot!Crot!Crot!Crot! Tanpa ampun cairan tersebut menghujami wajah dan tubuhku sampai aku basah kuyup. Aku mencoba menggelengkan kepalaku menghindar tapi tetap saja beberapa cairan mengenai wajahku.

“Selamat datang Anita.”

BERSAMBUNG … 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *