Skip to content

Shinta Nadya, Si Penggoda Yang Doyan Sex : Part 3

Anton & Anna

belum ada satu menit aku showeran, pintu terbuka. dia modus mau nganterin pernak-pernik skin care ku yg tadi ku tinggal di mobil. dia melangkah masuk mendekati ku yg sedang telanjang di bawah guyuran air shower.

“ini taro di mana non?” tanyanya santai
“di deket wastafel, pak” jawab ku sambil mengusap-usap payudara dan perutku

setelah meletakan skin care ku dia tidak langsung pergi. sekarang dia berdiri memandangi aku yg sedang mandi di depannya. suasananya persis seperti kemarin malam, hanya saja kali ini aku telanjang bulat di depannya. uhhhh aura mesum sangat kuat bikin aku pingin cepet2 dientot.. hadehhh

“kenapa pak?” tanya ku sambil tetap mengusap-usap tubuhku dengan sabun

tanpa menjawab dan sambil terus memandangi tubuh ku ia membuka risleting celana panjangnya dan mengeluarkan kontolnya lalu mengurut-urut dan mengocoknya… ahhh gillaa nih si bopal, tau aja yg nadya mau. kata ku dalam hati.

kontolnya kini tegang persis seperti kemarin malam. kontol yang terbayang-bayang oleh ku sampai kebawa mimpi. yg berbeda kali ini aku tidak perlu menahan diri lagi.

“kontolnya kenapa dikeluarin sih pak?” aku coba menggodanya

“si kontol suka sama kamu non” jawabnya datar sambil terus ngocok

“emangnya enak ngocok sendiri?” tambah ku

ekspresi wajah pak bopal berubah mendengar pertanyaan ku itu. sepertinya ia memaknainya sebagai kode keras bahwa aku bersedia melayaninya. dannn tebakannya itu tidak salahh, hihihi.

dia melangkah mendekat ke arah shower. aku tahan.

“lepas dulu atuh bajunya, ntar basah” kata ku

kemudian dia melepas kemeja dan celana panjang hingga kolornya. tubuhnya kekar berisi. bulunya lebat. tampak beberapa bekas luka seperti bacokan. bikin aku makin terangsang.

dia mendekat lagi, kini kami berdua hampir berhimpitan di dalam bilik shower. kontolnya yg sangat panjang itu menyentuh-nyentuh perutku.

“besar banget… pak” ucap ku lirih sambil menatap kontolnya

dia hanya diam menatapku dengan tajam, lalu ngomong “lonte macam kau memang harus disodok sama kontol besar”

aku tampar pipinya, tapi tatapannya tak bergeming. langsung aku cipok bibir hitamnya. dia membalas cipokan ku dengan hebat. lidahnya yg besar membelit lidah mungil ku. dijilatinya seluruh mulutku, dilumat habis olehnya. kontol besarnya yg dari tadi nempel di perutku bikin aku gak sabar untuk segera mencicipinya. aku berlutut,

“besar banget pak, muat gak ya di mulut nadya?” tanya ku
“coba aja” jawabnya singkat

mimpiku terwujud. mimpi untuk menikmati kontol besar itu di mulut ku. uwahhh besar bangett sampe gak bisa betul-betul masuk ke mulut ku. hanya bisa aku cium dan jilat dan sedikit memasukan ujungnya saja. Ohmygodd, senang campur horny rasanyaa.

pak bopal tampak sangat menikmatinya. dia merem melek keenakan, hhahah ya iyalahh. mimpi apa jongos seperti dia bisa disepongin oleh perempuan secantik aku. bahkan aku berencana untuk melakukan lebih jauh bersamanya, gak cuman blow job aja.

sekitar 5 menit aku sepongin kontol besarnya itu. duhh lututku sakit juga. dia sepertinya mengerti lalu menarik lengan ku agar aku berdiri. dicipoknya lagi aku dan dijilati seluruh wajahku sambil dia remas buah dadaku dengan beringas dan memasukan jarinya ke liang vagina ku yg sudah sangat becek

“kamu sengaja ya bawa saya ke sini buat ngentotin kamu?” tanyanya datar sambil menjambak ku pelan

“kalau gak mau pergi aja sana” tantang ku

dia tersenyum kecut lalu membalikan badan ku dan mendorong ku sehingga kini aku menungging di hadapannya.

“nadya mau diapain?” tanya ku berlagak lugu
“mau ngasih lonte kayak kamu pelajaran” jawabnya

kemudian dia masukan ujung penisnya pelan-pelan ke vagina ku yg sudah basah. aakkhhhngg gede banget. gak bisa masuk semua.

“ahngg.. pelan pelan pak, kontol bapak gede banget” ucap ku

“udah tenang aja, kamu nikmatin aja” jawabnya singkat

perlahan tapi pasti, setengah kontolnya kini sudah berada di dalam vagina ku. dia menggoyangkan pinggulnya menyesuaikan dengan ku. di balik kesangaran dan kecuekannya ternyata dia tau cara memperlakukan perempuan. dia gak mau aku kesakitan dihujam kontol raksasanya. so sweet, hihihi.
setelah aku mulai terbiasa, barulah ia menyodok ku dengan gerakan yg semakin bertenaga. tangan ku sampe pegel bertumpu ke tembok menahan sodokan-sodokannya yg mendorong seluruh tubuh ku. “kuat bngt sih nih orang” batin ku. ini bukan pertama kali aku ngentot, tapi ini pertama kalinya aku dientot seperti ini, sangat nikmat dan menggairahkan.

cukup lama dia menggenjot ku dalam posisi ini, tenaganya mulai berkurang, dorongan pinggulnya tak seaktif sebelumnya. gantian aku yg gerak-gerakin pinggul maju mundur. tanpa sadar liur ku tumpah menetes-netes dari mulut ku saking nikmatnya persenggamaan ini.

PLAKK!! dia menampar pantat ku beberapa kali,
“teruss, lonte, terus goyangin, lontee..” dia mulai meracau, pasti saking enaknya, hiihihi

“pak bopal.. ahngg, jangan panggil nadya lonte terus.. ahhngg.. nanti bilangin mama papa lhoo… uukhh ahngg” balas ku sambil terus menggoyangkan pinggul maju mundur.

“arrrggghhhhhh….” dia melenguh panjang sambil mengambil alih kendali. kini pak bopal sekali lagi yg menggoyangkan pinggul dengan dahsyat sampai-sampai pipiku nempel ke dinding kamar mandi. beberapa saat kemudian,

“gw udah mau keluarr..” ucapnya

tidak ingin hamil, aku langsung lepaskan kontolnya dari memek ku dan berlutut ngocokin kontolnya sambil menjulurkan lidah ku dan menatapnya.

“ahh lonte banget lu nad” ucapnya sambil membantu ku mengocok kontolnya sendiri yg sangat besar itu.

CROTTT!!! pejunya berhamburan ke wajah, rambut dan dada ku. omygodd banyak bangett. gini ya ternyata kalo ngentot sama pejantan tangguh, beda banget rasanyaa.

“udah puas pak bopal?” tanya ku genit
dia tampak mengatur napasnya, “kamu ngajak saya ke sini kan karena kamu yg pingin dipuasin, ayok lanjut sampe kamu puas” jawabnya dengan tegas. cowok kayak gini nih yg bikin aku pingin dientot terus-terusan.

akhirnya seharian itu kami ngentot berkali-kali sampe aku lupa tepatnya berapa kali. aku juga sempet squirt saking nikmatnya dientot pak bopal. belum pernah sebelumnya aku orgasme sehebat hari ini. kami ngentot hampir di setiap ruangan villa. dari di kamar mandi, kasur di kamar ku, di sofa ruang tamu, di meja bilyar, sampai di pinggir kolam renang. tubuh ku betul-betul menjadi milik pak bopal hari itu, segala macam wangi lendir menempel di tubuh kita berdua.

malamnya aku suruh pak bopal pulang naik angkutan supaya om Bisma dan ortu ku tidak curiga, mobil ditinggal di villa. mission succed. gairah seksual ku tersalurkan dan terlampiaskan. aku mau bermalam di villa ini dulu sambil mikir-mikir mau ngapain lagi untuk mengisi waktu kosong ku sambil nunggu mama papa pulang. heheheeee. sungguh satu hari yg sangat nikmat dalam hidup ku.

keesokan paginya papa ku menelepon memberi kabar buruk, atau lebih tepatnya tragis… pak Bopal yg baru kemarin ngentotin aku sampe aku orgasme berkali-kali, pagi tadi meninggal karena kecelakaan motor. pak Bopal ini setiap kali ortu ku ke luar negeri dia kerja sambilan sebagai kurir ojek. dia kecelakaan ketika sedang bekerja. ortu ku tidak mengizinkan dia berada di rumah berdua dengan ku kalo mereka lagi pergi, takut aku diapa-apain. untung aja kemarin ada om Bisma, jadi si bopal punya alasan pembenaran untuk masuk kerja demi bertemu dengan ku majikan cantiknya ini. Pak Bopal hidup sebatang kara, kehidupannya keras, mantan preman, dia tidak punya keluarga atau kerabat dekat, maka papa ku melalui ajudannya yg mengurus semua administrasi dan biaya dari rumah sakit hingga pemakamannya.

lutuku lemas… sedih, menyesal, marah, kesal, bercampur aduk. Menyesal karena aku terlanjur ketagihan sama kontol raksasanya itu, dan sedih karena aku gak akan bisa menikmatinya lagi. sungguh kesal rasanya ditinggal ketika kita sudah merasa nyaman. Kenikmatan kemarin di mana aku dibuatnya orgasme hebat bertubi-tubi tidak akan pernah terulang lagi, semua hanya tinggal kenangan. Menyadari bahwa aku gak akan pernah dibuat kelojotan seperti itu lagi, dan tidak akan pernah menikmati kontol itu lagi membuat ku sedih tak berdaya… tanpa sadar aku menangis di kasur sambil memeluk guling… “kurang ajar kau bopal” ucap ku lirih…

aku tumbuh dan dibesarkan di keluarga yg sangat berada sehingga terbiasa mendapatkan segala yg aku mau. tapi kali ini aku ketakutan, aku takut tidak bisa lagi mendapatkan kepuasan dan kenikmatan yg kemarin pak Bopal berikan pada ku. di mana lagi aku bisa mencari pejantan tangguh seperti pak Bopal? orang sepertinya mungkin hanya ada 1 banding 1000, atau bahkan 1 banding sejuta… aahhh membayangkan persenggamaan kemarin bersamanya bikin memek ku kembali basahh… “pak bopal jahattt” aku mengeluh lemas… aku sangat suka digagahi oleh sosok lelaki yg berani dan tidak malu-malu menunjukkan bahwa dia sangat ingin mengentotiku, sosok lelaki seperti pak Bopal yg menurut ku sangat komplit luar dalam… ahhhh semua itu hanyaa akan jadi kenangann….

Sepanjang pagi hingga siang aku larut dalam kesedihan. Hufftt. “Nadiaa, kamu gak bolehh beginii” ucap ku memotivasi diri sendiri. Kalau lagi galau gini obatnya ya menyibukan diri di tengah keramaian, biar gak kepikiran terus. Jadi aku memutuskan untuk pergi keluar jalan-jalan, gak pake mobil pribadi, nanti malah tambah galau kalo nyetir sendiri. Aku dandan seadanya, pake tubetop tanpa bh karena aku dobel sama jaket.

Aku melangkah ke luar villa lalu berjalan kaki ke pinggir jalan utama. Sepanjang jalan tidak sedikit, bahkan hampir semua mata memandang ke arah ku, laki-laki maupun perempuan. Kalo laki-laki yg memandang sudah pasti karena nafsu melihat kecantikan dan keseksian tubuh ku, kalo perempuan yaaa paling karena iri sama aku, hhaahaa. Aku berjalan saja tanpa tujuan, rencananya pingin naik angkutan umum aja biar rame. Ehhh tapi kok gak adaa angkutan yg lewat yaa.

Lagi celingak celinguk di pinggir jalan tau2 ada mobil pickup yg menghampiri. Di bak terbuka mobil tersebut ada beberapa orang bapak2 dan ibu2, ada anak kecil juga. Si supir menyapa ku dari dalam mobil,

“Butuh tumpangan, neng?” Tanyanya

Aku agak ragu menjawabnya, masa perempuan elite seperti aku menumpang di bak mobil, tapi yaa siapa tau jadi pengalaman baru, namanya orang lagi galau jd sedikit terdisorientasi.

“Boleh pak, aku naik di belakang ya” kata ku meminta izin sambil beranjak naik bak.

“Lhoo nggak neng, sini di depan aja duduk sini” katanya sambil membukakan pintu.

Di kursi depan ada 2 orang, 1 penumpang dan 1 supir. Waktu dibukakan pintu si penumpang turun dulu, jadinya aku masuk naik duduk di tengah diapit mereka. Paha ku bertemu paha mereka, lengan dan bahu ku pun bersentuhan dengan mereka. Uhhh kok jadi begini sihh? Bau rokok campur keringat sangat tercium. Si supir hanya pake singlet dan boxer. Dan si penumpang telanjang dada dan hanya pake celana panjang cargo yg cukup melorot sampe kolor kusamnya keliatan, ihhhhh..

“Sori, cuacanya panas banget makanya lepas baju” kata si penumpang yg mengetahui bahwa aku baru saja memandangi perutnya yg cukup berotot. Aku meresponnya dengan berkontak mata dan tersenyum saja.

“Dari mana non?” Tanya yg nyetir sambil melirik ke paha ku yg sangat terekspose ini.

“Dari ibukota pak” jawab ku

“pantes cantik banget” tambahnya lagi.

uhhhh, si pak supir setiap ganti perseneling sikutnya slalu menyenggol-nyenggol dada ku. entah sengaja atau tidak. tapi sepertinya sih sengaja, soalnya aku melihat ada sesuatu yg mulai menonjol dari balik boxernya. dia pun sesekali membetulkan posisi tonjolan itu dengan tangannya. hadehhh, jujur aku gak ada niat mesum lho hari ini… tapi kok malah beginii siihhh,,, huhh nadyaa nadyaa.. nasib kamu emang buat bikin laki-laki ngacengg.. caphee dhee… xixixixi

si penumpang yg bertelanjang dada gak mau kalah, dia menghimpitkan tubuhnya kepadaku dengan modus mau ngambil botol minum temannya yg lagi nyetir.. iishhh badannya yg gak tertutup apa2 itu menindih ku, bauu asemmm woiii, mana bulu keteknya lebatt banget lagii.. “cukur kalii mas” ucap ku dalam hati.

“sori mbak” ucapnya seraya menindih ku
“ehh iyaa gpp” jawab ku gemas karena payudara ku dihimpit habis oleh badannya yg keringetan dan bau itu

setelah minum, botolnya ditaruh di selangkangannya dalam keadaan tegak lurus, kemudian ia menawarkan ku minum,

“mbak mau minum gak?”
“boleh mas” jawab ku dengan menggenggam botol tersebut dan meraihnya dari selangkangannya sambil kontak mata dengannya. aku minum langsung dari botolnya dengan menyentuhkan bibirku, secara tidak langsung bibir kami bertiga bersentuhan melalui ujung botol ini… iishhh pikiran nakal mulai terbayang-bayang di otak ku..

“ini mau dianter sampe mana neng?” tanya si supir memecah lamunan ku

“ke mall xx pak, masih jauh gak?” jawab ku. hanya ada 1 mall di kota kecil tersebut.

“lumayan, 30 menitan lah” jawabnya

“ohh lumayan yaa. eh AC nya gak nyala pak?” tanya ku. 30 menit di sini udah kayak sauna an nanti keringet ku.

“mobil kayak gini mana ada ac nya neng, itu si Usep aja sampe buka baju” jawabnya

“gw mah gak buncit kayak lo, Bandot. badan gw bagus gini bruakakakak” balas si Usep kepada Bandot.

memang aku akui, si Usep ini kekar dan sixpack. tubuhnya yg berkeringat makin memperjelas otot-ototnya. sementara si Bandot agak buncit dan pendek. tapi mereka berdua memiliki kesamaan, sama-sama bauuu asemm, hiihhihi.

uhhh panass bangett. aku gak kuat. lepas jaket gak yah? kalo aku lepas bisa dipastiin bakal memancing mereka untuk berbuat mesum ke aku sih. tapi kalo gak dilepas aku bisa kena heatstroke bahkan dehidrasi. aku dimesumin mereka fine2 aja sih.. tapiii di bak belakang banyak bapak2, ibu2, bahkan anak kecilll, haduuuuuh gimana nih. eh tapi kan gak keliatan juga sih sama orang2 yg ada di bak mobil. hmmmm

“uhh gerah banget pak..” ucap ku sambil menegakkan posisi duduk dan membusungkan dada agar memudahkan ku melepas jaket. aksi ku melepas jaket itu tidak dilewatkan sedetikpun oleh mereka, mana kebetulan pas bngt lagi di lampu merah. tubetop ku pun sudah becek oleh keringat, otomatis pentil ku tercetak cukup jelas, apalagi sinar matahari menyorot masuk dari kaca depan mobil menegaskan lekuk payudara ku yg tidak tertutup apa-apa lagi di balik tubetop ini.

“sini mba saya lipetin” kata Usep sambil menyambar jaket ku.
“mmppff wangi banget anjir” lanjutnya lagi sambil mencium jaket ku itu dengan menempelkan ke wajahnya setelah dilipatnya.

hihihi, padahal seharian aku belom mandi gara2 galau tadi pagi. cuman semprat semprot parfum aja. tapi jadi horny juga sih diperlakukan seperti inii. huftt gimana nihhh.

“bisa aja bapak” kata ku genit
“sama eneng mah semua dibisa-bisain dah” jawabnya dengan logat kampungan yg sangat kental

si supir yg panggilannya Bandot itu kini tidak lagi hanya menyentuh2 payudara ku dengan sikutnya, tapi sekarang sikutnya menghimpit payudara ku itu tanpa dilepas-lepas lagi. bahkan sekarang ia gerak2an sikutnya itu memijat payudaraku, mungkin dia ingin membuat aku terangsang, xixixixixi, telatt woii, udahh daritadii aku terangsangg xixixxi.

tangan si Usep mencoba merangkul ku. aku yg sudah terangsang ini nurut2 aja. aku majukan sedikit leher ku. kini aku senderan di tangannya yg kekar itu. keteknya yg berkeringat bersentuhan dengan kulit ku.. mpphhfff bauuu..

seorang perempuan muda, cantik, anak tunggal dari orang tua yg kaya raya, kini sedang duduk di dalam truk butut diapit 2 orang bapak-bapak yg dekil dan bau, bahkan parfum ku yg harganya jutaan saja sampai tak tercium lagi.. mereka menggerayangi tubuh ku dengan tidak terlalu terang-terngan, pffftttt… tapi tetap saja smua ini bikin aku terangsang, dan sepertinya mereka juga merasakan hal yg sama dengan ku… ya jelas lah nadyaa nadyaa, cowo mana yg gak terangsang deket2 kamu.. hihihi aku membatin narsis.

“inget istri di rumah, Sep” kata si bandot
“alahh lu juga sama aja” balas si usep

mereka memang tidak lagi muda, wajar saja kalo sudah beristeri. aku taksir sih umur mereka sekitar 40an. tapi si usep ini ganteng dan lumayan macho, bikin aku penasaran, pingin coba meneliti kejantanannya, apa sebanding sama pak Bopal. duhh jadi keingat si bopal lagi dehh. huh dasar kamu nadyaaa nadyaaa.

“emang kenapa, pak? kok jadi ngomongin istri?” aku nyeletuk pura-pura lugu

“soalnya si neng bikin lupa sama istri!” jawab mereka kemudian tertawa

duuhh dua bapak2 kampung ini lagi flirting-in aku nihhh, xixixixi. aku ladeninn ahhh.

aku melihat ada sedotan di dashboard,
“pak usep bagi minumnya lagi ya, haus nih panas banget”. sikut pak Bandot yg drtd mijitin dadaku aku tepis dulu dengan lemah lembut. Aku bergerak meraih sedotan itu dan membuka botol yg berdiri tegak di selangkangan pak Usep dengan kedua tangan ku. aku taroh sedotannya ke dalam tanpa mengambil botol itu, aku bungkukan badan dan minum langsung lewat sedotan tanpa mengubah posisi botol, seakan-akan aku sedang memberikannya blowjob, padahal sedang minum dari sedotan, iihhh gilaa kok akuu mesumm bangett lohh.

sambil aku minum dengan gaya seperti itu, pak usep mengusap rambut dan punggungku, bahkan tangannya masuk ke dalam tubetop ku. sedangkan pak bandot mengocok2 kontolnya sendiri dari luar karena dia harus tetap fokus mengemudi di jalanan yg banyak tikungan dan tidak rata ini. hihihi kasiann diaa, makanya pake mobil matic dongg.

DUAKK!! pak Bandot tidak konsen nyetir sampe lupa ngerem pas ada jeglukan. Aku keselek sampe membuat celana pak Usep basah.

“uhuk uhuk, duhh maaf pak” kata ku sambil batuk batuk karena keselek. Kemudian dengan sigap aku mengambil sapu tangan di saku jaket ku dan berusaha mengeringkan celana pak usep yg basah di bagian pangkal pahanya dengan mengelap-elap area tersebut.

“hoki banget lu Sep” kata pak Bandot yg kali ini lebih fokus nyetir krn tidak ingin membahayakan penumpang di bak mobil

Pak usep diam saja. aku lihat wajahnya kini lebih serius. perlahan aku rasakan benda padat yg semakin membesar dan mengeras pada area yg aku usap2 dengan sapu tangan. aku sempat tertegun ketika melihat ujung penisnya yg mengintip dari celah karet pinggang kolor dekilnya itu. pikiran-pikiran nakal karena kesangean dan kemesuman ini semakin bermunculan… di dalam mobil di antara banyak orang aku merasa se sange ini, bahkan aku mulai merasakan cairan membasahi celana dalam ku.. sebuah sensasi yg aku suka, dan saat ini aku memang sangat membutuhkannya untuk melupakan pak Bopal…

“baju kamu basah juga tuh” kata pak Usep mendadak

aku membusungkan dada dan mengusap-usapnya dengan sapu tangan… ehh tapi kenapa gak gantiann, pikiran nakal ku mulai mengambil alih.
“gantian, bapak elapin aku dong” ucap ku sambil menyerahkan sapu tangan kepadanya.

kini pak Usep ngelapin dada dan perutku dengan sapu tangan. sesekali elapannya masuk ke dalam tubetop ku. ku perhatikan tangannya banyak kapalan, kukunya kotor, sangat kontras dengan kulitku yg bersih, putih dan mulus.

“dalemnya jg basah tuh non” ucapnya

aku menoleh kanan kiri, ku perhatikan jalanan cukup sepi karena kami memang sedang melalui jalanan yg sepi. aku beranikan diri menawarkan padanya,

“perlu dibuka?” kata ku

“buka aja biar enak” jawabnya

aku menurutinya dengan membuka tubetop ku. kini bagian atas tubuh ku sudah telanjang seluruhnya.

1 thought on “Shinta Nadya, Si Penggoda Yang Doyan Sex : Part 3”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *