Aku ingin sekali menjilati memek Tante Susan seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton.
Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Susan.
Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan memeknya tampak merah dan basah.
Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir memeknya dan terlihatlah liang memek Tante Susan yang sudah menanti untuk dipuaskan,
sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas memeknya.
Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah memek Tante Susan.
Kujilati bibir memeknya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang memeknya yang terasa lembut dan basah.
“Mmhhh.. aahhh” desahan nikmat keluar dari mulut Tante Susan saat lidahku menjilati klitorisnya.
Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah.
Aroma khas memek wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Susan terus mendesah-desah keenakan.
Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam memek memeknya.
“Aduuh.. Rioooo… enak sekali sayang… iya sayang… yang itu enak.. emmhh .. terus sayang… pelan-pelan sayang… iya… gitu sayang… terus.. aduuh.. aahh… mmhh..”
katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya.
Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Susan mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali.
Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.
“Rio.. Tante mau keluaar… aah.. uuh..aahh…oooh…. adduuh… sayaaang… Rioooo…. terus jilat itu Rio… teruus… aduuuh… aduuuh…tante keluaaar…”
bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan memeknya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya.
Beberapa saat tubuh Tante Susan meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam.
Tampak bibir memeknya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.
“Rio.. enak banget…. sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini…” katanya perlahan sambil membuka mata.
Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Susan, kubelai rambut Tante Susan lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu.
Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya.
Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Susan sudah mulai naik lagi.
Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba kontolku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.
“Rio sayang… sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya…” katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku.
Tidak berapa lama kemudian Tante Susan mulai menjilati kontolku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung.
Dipermainkannya kepala kontolku dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya… tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan.
Kemudian seluruh kontolku dimasukkan ke dalam mulutnya.
Tante Susan mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya kontolku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung.
Kurasakan permainan oral Tante Susan sungguh luar biasa, sementara dia mengulum kontolku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat.
Aku merasakan kontolku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam memek Tante Susan.
Aku sangat ingin merasakan nikmatnya memek Tante Susan….
“Tante… Rio pengen ngentotin memek tante… ”
kataku sambil mencoba melepaskan kontolku dari mulutnya.
Tante Susan mengangguk setuju, lalu ia membiarkan kontolku keluar dari mulutnya.
“Terserah Rio sayang… keluarin aja semua isinya ke dalam memek tante… tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini….”
Perlahan kurebahkan Tante Susan disebelahku, Tante Susan langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan kontolku masuk. Samar-samar kulihat belahan memeknya yang merah.
Dengan perlahan kubuka belahan memeknya dan tampaklah memek memek Tante Susan yang begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras.
Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang indah nan alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu….
Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke memek memeknya.
Tidak berapa lama kemudian Tante Susan mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, “Rio sayang.. masukin punyamu sekarang, tante udah siap…”
Kuarahkan kontolku yang sudah mengeras ke memek memeknya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang kontolku ke dalam memek Tante Susan yang hangat.
Tapi mungkin karena memek tante susan terlalu sempit karena jarang di entotin aku agak kesulitan untuk memasukkan kontolku. Rupanya Tante Susan menyadari kesulitanku.
Dia memandangku dengan tersenyum….. “Tenang aja… nggak usah buru-buru… tante bantu…” katanya sambil memegang kontolku.
Diarahkannya kepala kontolku ke dalam memek memeknya sambil tangan yang lain membuka bibir memeknya,
lalu dengan sedikit dorongan ke depan…masuklah kepala kontolku ke dalam memeknya.
Rasanya hangat dan basah…. sensasinya sungguh luar biasa.
Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh kontolku ke dalam memek Tante Susan, aah.. nikmatnya.
“Aaahh…Rioooo.. eemh…” Tante Susan berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama.
Sekalipun sudah 38 tahun memek Tante Susan masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram kontolku.
Aku merasakan memeknya seperti meremas kontolku dengan gerakan yang berirama.
Luar biasa nikmat rasanya….
Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Susan juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku.
Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk.
Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar.